[Opini] Remix OS Itu Punya Potensi Tinggi, Tapi...

Teknologi 10 Sep 2018

Hai MedForians!

Remix OS, Sistem Operasi berbasis Android yang pernah menjadi breaktrough di dunia Teknologi karena ia mempunyai berbagai fitur layaknya di Komputer yang berbasis Windows. Namun kini pamornya kian meredup karena pengembangnya, Jide Technology Co.Ltd memutuskan untuk fokus ke ranah enterprise dan menghentikan pengembangan Remix OS. Meski begitu, kami menemukan sebuah potensi besar saat kami mencobanya di perangkat Acer Aspire 4732z.

Pandangan Pertama

Kami mencoba Remix OS selama kurang lebih 3-4 hari dengan dua versi yang berbeda. Pada 2 hari pertama, kami mencoba Remix OS 2.0 Hacked Edition yang mempunyai perbedaan dibanding edisi asli dari OS ini, yaitu sudah Pra-Root dan beberapa aplikasi bawaan yang dianggap berat dihapus dan diganti dengan aplikasi dari CyanogenMod/LineageOS.

Saat pertama kali dinyalakan nampak ada sesuatu yang berbeda dari Android-X86. Ya, anda pasti dapat menebak bahwa desain Remix OS sendiri mengadopsi desain layaknya Windows 10. Jadi tak heran ada beberapa hal yang sama dengan Windows 10, mulai dari panel Notifikasi dan Taskbar.

Performa Remix OS di Acer Aspire yang kami pakai bisa dibilang cukup enteng dibandingkan saat kami menggunakan Windows 7. Bahkan game Grand Theft Auto : San Andreas yang biasanya cukup lag dapat dimainkan dengan lancar, dengan catatan kalau controller nya tidak ngaco. Selain itu, saat mematikan laptop ini, waktu shutdown nya terbilang cukup cepat, bahkan lebih cepat dibanding saat menggunakan Windows 7.

Di versi 3.0 Hacked Edition, ada beberapa improvement dibanding versi sebelumnya. Salah satunya adanya Key Mapper yang cukup berguna bagi para pemain Mobile Legends atau PUBG Mobile. Kemudian, adanya aplikasi Google Play Store yang sebelumnya malah ditiadakan, aplikasi ini berfungsi untuk mengunduh berbagai aplikasi Android yang tersedia disana. Tetapi, ada satu hal yang malah di downgrade di Remix OS 3.0, yaitu antarmuka aplikasi Pengaturannya yang malah mirip AOSP di Smartphone dan tombol back di taskbar tidak bisa dihilangkan.

Potensi yang seharusnya bisa menjadi kekuatan Remix OS

Menurut pandangan kami, Remix OS secara desain memang unggul dibanding rivalnya, Phoenix OS, walau jujur saja, aplikasi peramban di Phoenix OS terlihat cukup menarik dibandingkan Remix OS. Namun soal pembaruan perangkat lunak, Phoenix OS memang terlihat lebih unggul karena Phoenix OS menggunakan Android 7.1.

Meskipun begitu, ada satu potensi besar yang bisa menjadikan Remix OS itu unggul dibanding Phoenix OS. Jika Jide tidak menghentikan projek Remix OS dan melanjutkan projek ini beserta projek Remix Singularity (Custom ROM smartphone yang mempunyai fitur yang mirip Samsung DeX dan Windows 10 Continuum), bisa saja Remix OS menjadi pilihan alternatif pengganti Windows.

Opini ini adalah murni dari penulis dan tidak mewakili suara Media Formasi secara keseluruhan.

Tag

Ilham Purnama Sadik

Pecinta Otomotif yang punya tiga oshi : Suisei, Hanasaru dan IONIQ 5. Juga menulis di SuaraMerdeka.com pada hari kerja