Paslon Dildo Sukses Saingi Jokowi & Prabowo

Media 4 Jan 2019

Hai, MedForians!
Sudah lelah dengan berita politik yang kurang bermutu? Topik fokus kali ini mengambil dari sebuah akun media sosial parodi politik yang akhir-akhir ini sedang viral di kalangan Netizen. Akun tersebut bernama Nurhadi-Aldo, atau lebih dikenal sebagai Dildo.

Nurhadi-Aldo adalah pasangan capres-cawapres poros ketiga di luar daftar resmi KPU. Mereka diusung oleh Partai Untuk Kebutuhan Iman (disingkat PUKI). Kehadiran dari pasangan calon fiktif ini justru menjadi angin segar bagi Netizen, yang sudah lelah dengan berita terkait persaingan Jokowi vs Prabowo jilid kedua. Selain dikenal melalui laman facebooknya, Nurhadi-Aldo juga memiliki akun instagram @nurhadi_aldo dan akun Twitter @nurhadi_aldo. Tim sukses dari Nurhadi-Aldo telah tersebar di seluruh Indonesia, mengampanyekan dengan penuh kedamaian dan cinta yang jenaka, tanpa perlu menjatuhkan ataupun menghina capres-cawapres lainnya.

Mengambil nomor urut 10, Pasangan calon Nurhadi dan Aldo (Dildo) memiliki visi misi dan program kerja yang jauh lebih jelas daripada dua paslon yang akan bersaing di pemilihan presiden (pilpres) tahun 2019. Nurhadi dan Aldo lebih memilih untuk mengampanyekan pandangan mereka berbagai fenomena dan menawarkan sederet program kerja yang di luar kotak dan sedikit “nyeleneh”. Tak hanya itu, pasangan ini berhasil menjelaskan beberapa program kerjanya. Hal berikutnya yang menjadi sisi positif pasangan Nurhadi dan Aldo (Dildo) adalah mereka menyampaikan data-data secara akurat, tanpa perlu adanya pencitraan maupun hoaks.

Hal hebat lainnya adalah ketika pasangan Nurhadi-Aldo menyoroti kasus Marxisme, yang akhir-akhir ini selalu menjadi isu negatif di kalangan masyarakat. Selain itu, pasangan calon ini juga memberikan pandangannya untuk memajukan sepakbola Indonesia.

Nurhadi-Aldo
Sikap Nurhadi terhadap ideologi Karl Marx

Nurhadi-Aldo
Nurhadi-Aldo berpendapat dalam memajukan sepakbola Indonesia.

Mengutip dari Mojok.co, salah satu keunggulan lainnya dari pasangan ini adalah jeli dalam membuat masyarakat memahami visi mereka. Kebanyakan politikus terjebak pada penggunaan bahasa yang sulit. Penggunaan bahasa yang sulit justru terkadang menjadi meleset dalam penggunaannya, dan membuat politikus menjadi terlihat konyol sekaligus blunder fatal. Berbeda dengan para politikus, pasangan calon Dildo menggunakan bahasa yang lugas dan santai. Tak ragu, mereka menggunakan lelucon tak senonoh. Namun, hal ini pula yang membuat mereka berdua terasa lebih dekat dan melebur ke dalam masyarakat netizen. Selain itu, gaya komunikasi politik mereka terbukti mampu menggaet para kalangan apatis politik yang sudah berniat golput, untuk mendukung pasangan calon ini.

Salah satu program lain dari Nurhadi-Aldo untuk pecinta jejepangan dan wibu. Wibu sendiri dibedakan Dildo ke dalam dua kategori, yakni wibu biasa dan wibu akut. Berikut rincian program kerjanya :

Untungnya, pasangan Nurhadi-Aldo ini adalah pasangan calon fiktif. Entah bagaimana jadinya kalau mereka berdua ikut mendaftar di KPU, apakah dua pasangan capres-cawapres di pilpres bisa bertahan? Bagaimana pendapatmu, MedForians?

 

 

 

Tag

Visio

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.