Reki Kawahara: "Karakter Wanita Tak Boleh Dijadikan Objek Seksualitas."

Pop Kultur 22 Jan 2019

Hai, MedForians!

Dalam sebuah interview yang diposting situs Dengeki Online Jumat (18/01) lalu, penulis light novel Sword Art Online Reki Kawahara bersama dengan illustrator manga Bloom Into You Nio Nakatani dan seiyuu Ai Kayano (pengisi suara karakter Alice di anime Sword Art Online dan Sayaka di anime Bloom Into You) berbincang-bincang soal karya mereka masing-masing. Kawahara dan Nakatani saling menghargai karya yang mereka buat; Nakatani sangat menyukai karakter-karakter wanita yang diciptakan Kawahara. Kawahara merespon bahwa karakter-karakter perempuan di SAO akan memiliki peran yang lebih penting.

Saat Kayano bertanya mengapa demikian, Kawahara menjelaskan saat dia mengunjungi event-event di luar negeri, dia mendapat banyak masukan soal caranya menulis cerita, dan memutuskan bahwa dia akan memasukan sedikit bumbu “political correctness” kedalam ceritanya. Itu sebabnya dia ingin membuat karakter wanita dalam ceritanya lebih dari sekedar bagian dari haremnya Kirito.

Kawahara bilang di luar negeri, kata-kata yang “gender neutral” seperti “protagonis” dan “antagonis” lebih sering dipakai dibandingkan dengan Jepang yang menggunakan kata-kata untuk gender tertentu seperti “hero” (protagonis laki-laki) dan “heroine” (protagonis perempuan). Dia mulai paham kalau kelamin suatu karakter tidak boleh menentukan perannya di dalam sebuah cerita, dan sangat salah menjadikan karakter wanita sebagai objek seksualitas bagi karakter pria.

Saat itulah dalam interview tersebut, dimulailah perdebatan soal penggunaan kata “heroine” dalam cerita-cerita yang dibuat di Jepang. Menurut Nakatani, “heroine” berarti karakter perempuan yang fungsinya dalam cerita adalah sebagai orang yang memberi protagonis motivasi. Yang Kawahara dari manga bergenre yuri adalah dalam kebanyakan cerita yuri, kedua pasangan utama mendapat peran “protagonis” bersama-sam dan saling memotivasi satu sama lain, dimana salah satu karakter perempuannya tidak mengambil peran “heroine.”

Meski sudah mencoba membuat karakter-karakter wanitanya lebih independent, Kawahara tetap menekankan bahwa dia tidak akan membuat peran Kirito sebagai karakter utama makin menipis. Dia hanya ingin memperbanyak bagian cerita dimana wanita-wanita dalam ceritanya beraktifitas tanpa membawa-bawa Kirito kedalam kehidupan mereka.

Saat Nakatani berpendapat kalau karakter wanita SAO sudah lumayan independent, tidak ada masalah asalkan mereka tidak diculik berulang kali oleh antagonis (yang kebanyakan dari kaum pria), Kawahara mengakui saat dia pertama kali membuat Sword Art Online, dia belum berpikir sampai sejauh itu. Karena itulah, karakter-karakter perempuan yang dekat dengan Kirito terus bertambah tanpa memikirkan peran apa yang pantas mereka dapatkan dalam cerita.

Dalam interview ini, Kawahara mengaku dia sangat menyukai manga bergenre yuri seperti Bloom Into You. Dia bilang hal paling yuri yang dia tulis dalam cerita SAO adalah hubungan Yuuki dan Asuna di bagian Mother’s Rosario arc, namun dia tidak menganggap hubungan mereka sebagai romantis, tetapi platonis. Kawahara mengatakan ingin membuat cerita yang benar-benar yuri jika ada waktu.

Kawahara sebelumnya pernah angkat bicara mengenai kesalahan-kesalahan yang dia buat dalam penulisan awalnya. Desember 2018 lalu, dia meminta maaf kepada kedua seiyuu yang memerankan karakter Tiese dan Rondo dikarenakan adegan kekerasan seksual yang mereka perankan di animenya. Dia menjelaskan bahwa banyaknya adegan kekerasan seksual yang menimpa karakter wanita di SAO adalah karena cara lamanya menulis cerita yang sangat amatiran saat pertama kali menulis SAO, dan memutuskan tidak akan memasukan adegan-adegan serupa dalam ceritanya lagi.

Tag

Aulia Raihan Hakim

Fan dubber, otaku, wrestling mark, casual gamer, movie goer, amateur writer.