Sepasang Kakak Adik Ciptakan Robot "Roti Bakar"

Teknologi 21 Jan 2019

Hai, MedForians!

Dua insan anak bangsa ini berhasil membuat robot-robot unik!

Latar Belakang

Dikutip dari KompasTekno dan MSN Indonesia, diketahui bahwa pembuat robot tersebut adalah sepasang kaka beradik, yaitu Syahrozad Zalfa Nadi (12) atau Ocha, dan Avicenna Roghid Putra Sidik (8), atau Ave.

Mereka berhasil membuat berbagai macam robot pada usia yang masih muda yang berhasil membawa mereka berprestasi baik domestik dan internasional.

Mereka diketahui berasal dari Pamulang, dan mereka berdua juga memiliki hobi yang sama, yaitu menekuni dunia robotika sejak kecil.

Pada awalnya, Ave pada saat masih masa taman kanak-kanak, dia seringkali dan senang bermain permainan bongkar-pasang, seperti Lego.

Kemudian, kakaknya mulai ikut tertarik melihat kegiatan adiknya pada saat usia sembilan tahun.

Ia pertama kali mengenal dunia robotik dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Para peminat akan dibantu oleh instruktur yang akan membantu mereka dalam mengembangkan minat dalam robotik.

Saat ini, Ocha dan Ave sudah membuat berbagai jenis robot, antara lain:

  • Soccer Robot (robot untuk bermain sepakbola).
  • Sumo Robot (robot untuk bermain sumo).
  • Maze Robot (robot untuk menjelajahi labirin).
  • Humanoid Robot (robot yang berbentuk mirip manusia).
  • Coding Robot (robot untuk membantu kegiatan programming).
  • Drone (robot terbang).
  • Creative Natural Disaster Robot (robot untuk mengatasi permasalahan saat bencana alam).

Robot Unik

Dalam acara “Ngobrol Aja Dulu #1: Tech Kids” yang diadakan oleh Tokopedia dan Komunitas Mata Kita, pada hari Sabtu (19/01/18) di Jakarta, Ocha dan Ave memamerkan hasil ciptaan mereka.

Diantara semua robot tersebut, yang paling menarik dari robot buatan mereka adalah robot mitigasi bencana.

Robot mitigasi bencana ini mereka beri nama sebagai “Roti Bakar”.

Namun, fungsi sebenarnya bukanlah untuk membakar roti.

“Jangan salah dulu, ini bukan robot untuk bakar roti. Tapi ini singkatan dari Robot Mitigasi Bencana Gempa dan Kebakaran,” ungkap Ocha kepada penonton yang hadir pada acara tersebut.

Ocha dan Ave sedang memperlihatkan robot mereka (Kompas.com).

Robot “Roti Bakar” ini merupakan robot yang berbentuk seperti mobil, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan sensor.

Perangkat tersebut antara lain adalah sensor api untuk mendeteksi keberadaan panas api, kemudian sensor yang mendeteksi keberadaan manusia.

Pada saat terdeteksi api, robot ini akan memadamkan api tersebut dengan kipas yang terpasang di atas mobil.

“Robot ini juga berfungsi mengurangi jumlah korban gempa dan kebakaran,” kata Ocha.

Kemudian, robot ini juga memiliki fungsi untuk membunyikan alarm dan menyalakan lampu yang terpasang, sehingga orang-orang di sekitar robot ini dapat melihat robot tersebut.

Robot ini juga memiliki sensor ultrasonik untuk menghindari rintangan dan tabrakan.

Dalam membuat robot, kedua kakak-adik tersebut berbagi peran dan tanggungjawab. Ave akan mengurus perakitan robot bersama dengan instrukturnya. Ocha bertanggungjawab pada pemrograman robot.

Robot “Roti Bakar” tersebut dibuat oleh mereka saat liburan semester pada Desember 2018 lalu.

Mereka sudah menjuarai beberapa kompetisi robot skala internasional, antara lain:

  • Juara 1 Category Creative Robot
  • Wonderful Indonesia Robot Challenge (WIRC)
  • Gold Prize Category Soccer Robotic Junior
  • AYRO Singapore
  • Excellence Award Category Steam Mission
  • IYRC South Korea
  • Best Engineering Solar Robotic STIR Malaysia.

Minat dan Bakat

Selain kegiatan robotika, mereka tidak lupa pada tugas utama mereka sebagai pelajar.

Selain belajar, mereka juga mendalami dan mengikuti kompetisi Taekwondo.

M. Sidik Sisdiyanto, ayah Ocha dan Ave, mengatakan bahwa ia akan terus mengikuti dan mendukung penuh minat serta bakat anaknya.

“Mereka mengatur waktu sendiri. Kapan waktu ikut lomba Taekwondo, kapan ikut robotik. Secara akademis, nilai mereka juga bagus,” ungkapnya.

Ia juga tidak memaksakan kehendak kepada anaknya. Ia membebaskan mereka untuk memilih jalan mereka sendiri.

Saat ditanya, Ocha menjawab bercita-cita ingin menjadi dokter spesialis anak.

“Tapi alatnya pakai robot semua gitu,” ujarnya kembali.

Ocha mengajak dan memberikan motivasi kepada anak-anak muda di Indonesia untuk terus meningkatkan minat dan bakat.

“Kalau kita melakukan sesuatu, harus melakukan dengan kerja keras dan berdoa. Gak ada yang enggak mungkin dilakukan kalau kita punya niat,” kata Ocha.

Yuk, MedForians! Kembangkan minat dan bakatmu, karena pada masa depan hal itu akan berguna!

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast