2020, Robot Gundam Buatan Ilmuwan Bakal Dipamerkan

Pop Kultur 26 Mar 2019

Hai, MedForians!

Berita terbaru hadir dari proyek robot Gundam setinggi 18 meter yang dibuat oleh sejumlah ilmuwan Jepang, akan dipamerkan pada Oktober 2020 mendatang.

Dilansir dari Antara, Selasa (27/3), berbeda dari robot serupa yang pernah ada, melalui proyek Gundam Global Challenge (GGC) mereka menciptakan robot Gundam setinggi gedung enam tingkat itu bisa bergerak melalui implementasi teknologi machine learning dan artificial intelligence.

Salah satu pimpinan proyek, yang merupakan ilmuwan asal Indonesia, Prof. Pitoyo Hartono mengakui bukan perkara mudah merealisasikan robot ini.

“18 meter itu lumayan besar. Karena ini robot dia punya volume, proporsinya seperti manusia. Kalau tingginya 10 kali lipat, lebarnya juga 10 kali lipat, ketebalannya juga 10 kali lipat. Jadi volumenya 1.000 kali manusia,” ujar dia dalam acara yang digelar Nodeflux bertajuk “Mechamorphosis: AI Brings Gundam to Life” di Jakarta, Senin (25/3) malam.

Pitoyo dan tim harus membuat robot itu bergerak dan hal ini mempertimbangkan sejumlah aspek, salah satunya momen inersia atau kekuatan sebuah objek mengubah rotasinya.

“Dia harus bergerak. Moment of innertia atau cara mengukur kesulitan bergerak dan itu berbanding pangkat dua dengan panjang yang akan kita gerakkan. Jadi, kalau panjangnya 10 kali, moment of innertianya akan 100,” papar dia yang merupakan ahli AI sekaligus profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Electrical and Electronic engineering, School of engineering, Chukyo University, (SECU) Jepang

“Dikalikan volumenya, kesulitan Gundam ini akan bergerak 10.000 kali manusia. Tidak ada robot selama ini yang mempunyai kesulitan untuk digerakkan dengan skala ini,” sambung Pitoyo.

Ide menciptakan robot Gundam bergerak setinggi 18 meter serta merta mendapatkan sambutan hangat dari para investor? Jawabannya tidak.

“Saat pertama kami ditolak oleh semua perusahaan yang kami dekati. Saya bilang jangan dianggap ini sebagai robot. Kita anggap gedung yang bisa bergerak. Mengapa? ini latihan. Di dunia ini mungkin kita tidak butuh gedung yang seperti ini, tetapi kalau memikirkan space di Mars, kalau mendirikan gedung lalu lingkungannya jelek kita bisa memindahkannya sedikit,” kata Pitoyo.

Dia mengakui robot Gundam ini tak akan sesempurna seperti dalam animasi. Namun, justru hal ini menjadi semacam pembuka bagi generasi muda agar mereka memoles kekurangan ini.

Sementara itu, dilansir dari Warta Ekonomi, Pitoyo sendiri diketahui memimpin sebuah tim yang terdiri dari 10 orang core member, 3 di antaranya engineer dalam proyek Gundam Global Challence, yang bertujuan untuk menjembatani science fiction dan science.

“Awalnya technical leader dari proyek ini, mentor saya Shuji Hashimoto -profesor fisika teknik di Waseda Univesity- dimana beliau juga fokus di human information processingmengajak saya ikut dalam project ini. Riset di lab beliau terdiri dari 4 grup, yakni robotik, image processing, sound and musical processing, dan neural network and artificial intelligence,” katanya di sela acara VisionAIre.

Menurutnya, terlibat dalam proyek ini merupakan keseruan tersendiri lantaran mereka harus membuat teknologi yang baru. Ibaratnya, mereka ingin mengukur batas science saat ini ada dimana dan setelah tahu batas tersebut.

“Tentu ada (rencana robot Gundam ini akan diapakan), tapi kita tidak ingin mendikte generasi berikutnya. Saya ingin itu muncul dari generasi berikut mau diapakan ini, kita sudah membuat batas.  Tantangan banyak karena awalnya desain mekanikanya tidak ada, tidak pernah ada, kita haru sbikin sendiri, lalu juga harus ada material-material baru, harus ada motor – motor baru dan harus ada konsep – konsep mekanika yang baru, karena harus kita rancang dari awal kita tidak punya template,” tambah dia.

Rencananya Robot Gundam selesai sekitar Oktober 2020, setelah Olimpiade Tokyo, dan akan dipamerkan selama setahun di Yokohama.

Gundam sendiri merupakan salah satu animasi populer di Jepang dan beberapa negara lain. Animasi ini dibuat oleh studio Sunrise dan serial pertamanya dimulai pada 7 April 1979.

Tag

Rizuki

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.