[Review] Love Live Sunshine: Over The Rainbow Tampilkan Proses Pendewasaan Bagi Aqours

Pop Kultur 31 Mar 2019

Hai, MedForians!

Ulasan kali ini hadir dari film terbaru Love Live Sunshine: Over The Rainbow, yang ditayangkan di Indonesia secara reguler sejak Jumat (29/3) lalu. Redaksi berkesempatan untuk melihatnya pada Sabtu (30/3).

Banyak yang berpikir bahwa sejak Love Live! merupakan sebuah idol group berisikan sembilan pelajar siswi SMA bernyanyi dan berdansa di atas panggung. Namun, bagaimana jika anggota idol group tersebut tidak lengkap karena ada anggotanya yang lulus?

Review ini mengandung spoiler. Ada baiknya jika MedForians sudah melihat filmnya terlebih dahulu agar tidak terkena spoiler.

Tidak lengkapnya anggota Aqours karena ketiga anggotanya, Kanan, Ohara Mari, dan Kurosawa Dia menjadi tema besar dari film ini. Tak hanya itu, ada konflik klasik dimana Ohara Mari dan Ibunya, dimana Mari hendak dijodohkan, meski Mari ingin bebas dan menentukan sendiri jalan hidupnya bersama kedua sahabatnya dan Aqours, yang membuat para anggota bisa pelan namun pasti menjadi dewasa dan saling membantu.

Chika dkk. sempat mengalami kegagalan di awal film ketika hendak mencoba menyelamatkan pamor SMA Uranohoshi (SMA ini tak mau disatukan, justru dibuang di sebuah gedung SD tak terpakai, dan dijadikan sekolah cabang).

Tampil tanpa murid kelas tiga, Aqours sempat meredup, dan membuat seluruh anggota putus asa. Tapi, sekali lagi, rival dari Aqours, yakni Saint Snow, mencoba memberi bantuan secara moral dan dukungan dalam pencarian jati diri.

Selain meredupnya Aqours, insiden dimana Mari, Kanan, dan Dia seolah “menghilang” juga menjadi bumbu pelengkap, yang memanasi konflik.

Tak tanggung-tanggung, mereka berenam harus pergi ke Italia demi mencari mereka bertiga, dan berkonsultasi (sekaligus dibayari ibunya Mari). Mari, yang menghilang karena berkonflik dengan ibunya, akhirnya bisa membuktikan bahwa ia dan Aqours sudah menjadi bagian dari hidupnya melalui sebuah konser.

Meski memberi dukungan, bukan berarti Saint Snow tak ada masalah. Grup idol yang bubar sejak kekalahannya di audisi Love Live!, dan lulusnya kakak dari Leah, yang juga merupakan anggota, membuat Leah seolah terpuruk.

Kedua rival ini pun memberikan simbiosis mutualisme, dengan mengadakan konser khusus bertajuk konser Final Love Live! yang mempertandingkan Saint Snow dan Aqours demi menjadikan mereka dewasa dan bangkit dari keterpurukkan.

Selain Saint Snow, sepupu dari You juga menjadi pemeran yang tak kalah penting, demi membantu penuh demi perubahan dari Aqours. Ia bahkan rela menemani sepupunya dan anggota Aqours ke Italia, hingga mengadakan panggung bagi mereka berenam di sesi terakhir film.

Setelah konflik, hal menarik lainnya ialah dari segi tampilan, nuansa lagu dan animasi 2D yang dipadukan dengan CG, seolah selaras dan menambah kesempurnaan dari film. Terutama di bagian Saint Snow vs Aqours, dan panggung konser Aqours yang diadakan di jalan besar, benar-benar dibuat indah dan menjadi lebih hidup.

Secara singkat, Film Love Live! Sunshine: Over the Rainbow berbicara banyak tentang menjadi dewasa, dan sangat bermakna dalam tentang pencarian jati diri dan pemecahan masalah yang sesungguhnya. Film ini juga mengajarkan berbagai nilai, seperti belajar dari kehilangan, menemukan kembali tujuan hidup, serta menerima keadaan secara damai.

Film Love Live! Sunshine: Over the Rainbow bisa dibilang sebagai film terbaik di tahun 2019 ini. Tak hanya fans, namun orang awam juga bisa menikmati film ini.

Tag

Rizuki

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.