Sepanjang Tahun 2018, Indosat Rugi Rp 2,4 Triliun

Teknologi 7 Mar 2019

Hai, MedForians!

Tahun yang buruk untuk Indosat!

Laporan Keuangan

PT Indosat Tbk (ISAT), anak perusahaan Ooredoo asal Qatar, mencatat rugi bersih senilai Rp 2,4 triliun pada tahun 2018.

Dikutip dari CNBC Indonesia dan Kompas.com, dikatakan perseroan mencatat rugi per saham senilai Rp 442,38.

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan pada Selasa, (05/03/19), pendapatan pada tahun ini dibandingkan tahun lalu berkurang sebesar 22,68%, atau senilai Rp 6,6 triliun.

Laporan tersebut terbit di website Bursa Efek Indonesia (BEI).

Nilai pendapatan Indosat pada 2018 mencapai Rp 23,14 triliun, turun dari tahun sebelumnya yang sempat mencapai Rp 29,93 triliun.

Jika dicermati lebih lanjut, penurunan pendapatan terbesar terjadi pada lini bisnis seluler. Pendapatan tahun ini senilai Rp 18,03 triliun, turun dari Rp 24,49 triliun.

Pada lini bisnis multimedia, komunikasi data dan internet, terjadi penurunan sebesar Rp 134,2 miliar, dengan total pendapatan tahun ini sebesar Rp 4,38 triliun.

Lini telepon menurun sebesar Rp 913 miliar dengan pendapatan total Rp 729,3 miliar.

Menurut laporan keuangan, biaya pengeluaran Indosat juga berkurang, terutama pada bagian penyelenggaraan jasa, penyusutan & amortisasi, pemasaran serta umum & administrasi. Namun penurunan tersebut tidak sebanding dengan penurunan pendapatan tahunan.

Hasil laporan ini menjadi kerugian pertama semenjak tahun 2017 dimana Indosat masih mencatat keuntungan atau laba senilai Rp 1,13 triliun.

Prediksi Sebelumnya

Minggu lalu, sudah ada pertanda mengenai performa yang mengecewakan ini di laporan keuangan Ooredoo yang tercatat di Qatar Stock Exchange dan di Abu Dhabi Securities Exchange.

Ebitda Indosat turun sekitar 43,92% menjadi Rp 7,67 triliun untuk tahun 2018, turun dari Rp 13,69 triliun pada tahun 2017.

Ebitda yang dimaksud adalah pendapatan murni sebelum ada bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Sebelumnya, Konsensus analis memprediksi tingkat ebitda PT Indosat Tbk (ISAT) sepanjang 2018 tertekan sebesar 44% secara year on year (YoY) menjadi Rp 7,68 triliun dibandingkan dengan tahun 2017.

Perbandingan quarter to quarter (QtQ) ebitda ISAT juga terhitung tertekan hingga 13,5%.

Kemudian, Michael W Setjoadi dan Jessica Pratiwi dari RHB Sekuritas Indonesia dalam risetnya pada Senin (25/5/19) menyebutkan pendapatan perusahaan Telekomunikasi milik Ooredoo Qatar terpangkas hingga 27% YoY menjadi Rp 23,14 triliun.

Lingkup Jaringan

Pada periode tahun 2018, Indosat sudah memiliki area coverage jaringan 4G hingga 80%. Kemudian, berdasarkan data perusahaan, setelah diluncurkan jaringan 4G pada beberapa daerah, lalu lintas data meningkat pesat.

Bagaiamana, MedForians? Apakah kalian juga pengguna Indosat? Yuk berikan tanggapannya!

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast