Terlilit Utang, VIVA & MDIA Undang Pemodal Baru

Media 20 Mar 2019

Hai, MedForians!

Berita terbaru hadir dari salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia, PT Visi Media Asia Tbk, atau lebih dikenal sebagai VIVA.

VIVA bersama salah satu anak perusahannya, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), mengumumkan akan menerbitkan saham baru melalui metode penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (19/3), kedua perusahaan berencana akan menerbitkan saham baru maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh masing-masing perusahaan.

Rincian penerbitan jumlah saham baru tersebut ialah 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor ke PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV) atau sekitar 3,92 miliar saham baru dengan harga Rp10 per saham.

Sedangkan saham baru lainnya sejumlah 1,64 miliar saham atau setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor ke PT Lativi Mediakarya (LM) , dengan harga yang dipatok dalam private placement ialah sebesar Rp100 per saham.

Harga pelaksanaan penerbitan saham baru ini masih belum ditetapkan. Tapi, nilai minimalnya adalah 90% dari rata-rata harga penutupan saham selama 25 hari berturut di pasar reguler sebelum kemudian saham tersebut dicatatkan di pasar sekunder.

Sejatinya, penerbitan saham oleh VIVA dan MDIA merupakan upaya untuk membayarkan hutang dan membiayai modal kerja entitas anaknya, yaitu PT Lativi Mediakarya (LM) dan PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV) yang telah menandatangani senior facility agreement pada tahun 2017.

Sebagai informasi, pada tanggal 17 Oktober 2017, LM dan CATV menandatangani senior facility agreement sebesar US$ 173,60 juta setara Rp 2,47 triliun (kurs 1 US$ = Rp 14.428).

Sepertiga total pinjaman, atau US$ 52,08 juta menjadi milik LM dan sisanya US$ 121,52 juta menjadi milik CATV. Lebih lanjut, penjamin hutang LM adalah VIVA, sedangkan penjamin hutang CATV adalah MDIA.

Bulan Oktober 2019 merupakan akhir tahun ke-2 dari hutang senior facility yang mewajibkan LM dan CATV untuk membayar masing-masing sebesar US$ 9,41 juta dan US$ 21,95 juta.

Dikarenakan LM dan CATV tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar hutang tersebut, alhasil VIVA dan MDIA sebagai penjamin harus mengambil langkah strategis dan mencari sumber pendanaan alternatif, yang dalam hal ini diputuskan melalui penerbitkan saham baru.

Namun yang masih menjadi pertanyaan adalah siapa pihak yang akan menjadi pembeli saham baru tersebut. Ada kabar, dua pengusaha nasional Erick Thohir dan Pieter Tanuri akan menjadi pembeli saham baru tersebut.

Kedua nama ini santer terdengan dan disebut-sebut pelaku pasar beberapa waktu lalu. Tujuannya, adalah membentuk sinergi antara kedua VIVA dan MDIA dengan kedua pengusaha tersebut untuk menjadi VIVA sebagai induk usaha media yang fokus pada siaran olah raga dan hiburan.

Tag

Rizuki

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.