Yuk, Intip Talkshow Interaktif Insert J-Pop Terkait Dunia Vocaloid!

Media 19 Mar 2019

Hai, MedForians!

Berita hari ini datang dari fans vocaloid di Indonesia. Kali ini, perusahaan Trans TV melalui Talkshow Insert J-Pop menghadirkan komunitas Vocalovers Indonesia.

Digelar secara live pada Kamis (15/3) di situs InsertLive, mereka kali ini membahas demam Vocaloid yang dapat bertahan hingga melewati beberapa dekade. Pada acara tersebut, Amanda menjadi MC mendampingi para perwakilan narasumber dari Vocalovers Indonesia. Mereka adalah Rere, Aisah, Verris, Bram, Fauzan, Faris, Ici, dan Ruaz.

Dalam acara Insert J-POP tersebut, mereka bertukar pikiran dan memberikan informasi terbaru kepada pemirsa bahwa dunia Vocaloid itu tidak sebatas Miku dkk saja. Penasaran? Berikut cuplikan percakapan mereka dengan host Amanda.

Amanda: Sejak kapan sih kalian kenal dengan Vocaloid?
Faris: 2013-an, awalnya liat di YouTube terus bingung aja kok suaranya aneh. Jadi coba-coba tanya ke teman dan kata teman itu Hatsune Miku dan tiba-tiba saya juga mulai suka dengan dia.
Fauzan: 2013-an juga, tau Vocaloid dari adik. Awalnya sih kepo aja dengan lagu yang didengerin ama adik di YouTube dan makin suka dengan lagunya.
Rere: Kalau aku sih awalnya dari YouTube.

Amanda: Apa yang bikin kalian suka dengan vocaloid?
Bram: Yang jelas lagunya, soalnya aku tau Vocaloid ini dari lagu Supercell. Supercell sempat juga makai Vocaloid untuk lagunya, jadinya saya sempat cari-cari informasi tentang Vocaloid.
Aisah: Kalau aku sih dari suara dan penampilannya. Suaranya berbeda banget seperti penyanyi-penyanyi yang lainnya.
Rere: Kalau aku sih dari karakter-karakternya.
Faris: Selain karakternya, aku suka dengan liriknya. Musiknya ceria tapi deep gitu.
Ruaz: Vocaloid itu sebagai media untuk menyampaikan perasaan kita ke publik bahwa “Ini loh karyaku.”.

Amanda: Kira-kira lagu Vocaloid itu bagaimana sih?
Faris: Justru karena banyaknya, jadinya bervariasi.

Amanda: Ada berapa sih karakter Vocaloid?
Aisah: Kira-kira sih ada 90-an.

Amanda: Vocaloid itu sama kah dengan anime?
Aisah: Kemarin itu ada event, Vocaloid kolaborasi dengan anime. Jadi ibaratnya Vocaloid itu masuk ke dalam dunia Anime.

Amanda: Apa sih sebenarnya Vocaloid itu?
Verris: Vocaloid itu adalah software Voice Synthesizer buatan dari perusahaan Crypton atau subsidi dari Yamaha. Tapi mereka butuh maskotnya, jadi mereka memilih dari karakter yang digambar mirip dengan anime gitu. Kebanyakan mungkin karena salah sangka aja karena gambarnya mirip anime berarti Vocaloid itu dari anime.

Amanda: Dari 90-an Vocaloid tadi, apakah semua suaranya berbeda?
Aisah: Kalau misalnya udah Vocaloid Expert udah bisa bedain suaranya.

Amanda: Bisa jelasin tentang komposisi musiknya, jenis musiknya, dan lirik-liriknya dalam Vocaloid.
Ruaz: (mencoba menekan Vocaloid Piano sambil menyusun kata ko-ni-chi-wa dari voicebank Hatsune Miku) Jadi seperti itu, ini contoh untuk perangkat kerasnya. Kalau untuk perangkat lunaknya kita bisa program dan masukin liriknya.

Amanda: Jadi cara kerja Vocaloid itu seperti gimana?
Ruaz: Itu tuh seperti program komputer, jadi di dalam program komputer kita kasih inputan kata-kata. Jadi dari kata menjadi bahasa kemudian kita gabung dan jadilah sebuah lagu.

Amanda: Kenapa Hatsune Miku bisa paling terkenal di antara Vocaloid yang lain?
Rere: Karena Miku paling sering ngebawain lagu.
Aisah: Development Miku juga bagus.

Amanda: Vocaloid ini kan terdengar seperti robot. Baguskah? Ataukah aneh? Karena takutnya orang awam mendengarnya akan bingung “Kok suaranya begini? Auto-tune semua.” gitu. Menurut kalian gimana?
Bram: Malah terlihat seperti ciri khas tersendiri. Setiap karakter Vocaloid itu terinspirasi dari karakter orang asli kayak suara aktor Jepang, atau seiyuu kayak Hatsune Miku dari suara Sagi Fujita.
Fauzan: Ada juga beberapa perusahaan yang membuat lagu Vocaloid dan kebetulan untuk urusan Tuning mereka jago sehingga terdengar seperti manusia.

Penasaran dengan videonya? Berikut redaksi tampilkan secara lengkap, yang diambil dari facebook Fauzan Fachri Mufid:

Tag

Ikramullah

Tukang review game. Hobi saya sumpah-serapah dengan teknologi baru.