Akhirnya, Satelit Nusantara Satu Sukses Mengorbit di Atas Papua

Teknologi 2 Apr 2019

Hai, MedForians!

Berita terbaru hadir dari dunia telekomunikasi. PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) mengkonfirmasi bahwa satelit Nusantara Satu sukses mengorbit di atas wilayah Papua.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (2/4), satelit Nusantara Satu kini telah mengorbit di atas Papua per Maret 2019. Meski terletak di atas Papua, jaringannya bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Satelit ini diluncurkan 22 Februari 2019 pukul 08.45 WIB dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan, setelah dinyatakan lulus tes, satelit ini siap memberikan akses internet yang merata ke seluruh Indonesia, terutama daerah yang belum terjangkau jaringan 4G.

“Hal ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi PSN untuk terus mendorong penggunaan satelit agar mengurangi digital gap di seluruh wilayah di Indonesia,” kata Adi.

Serangkaian tes tersebut dilakukan oleh Nusantara Satu sehari setelah orbit atau pada Jumat (8/3). Tes di orbit atau In Orbit Test (IOT) dijalankan di Cikarang melakukan Payload/Transponder IOT, sementara itu dilakukan Bus IOT di Mission Control Center (MCC) Palo Alto dari SSL. Selain itu, tim PSN juga melakukan verifikasi dari Satellite Control Facility (SCF) di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat.

Untuk pengendalian satelit Nusantara Satu, sejak meluncur hingga sampai ke orbit, masih dikendalikan oleh MCC Palo Alto milik SSL, tetapi di bawah pengawasan SCF Jatiluhur.

Setelah serangkaian tes pada satelit berjalan lancar dan proses administrasi diselesaikan, SSL pun akan menyerahkannya kepada PSN selambat-lambatnya pada Senin (1/4).

“Semua yang di bawah kendali kami, seperti pusat monitor jaringan di Cikarang dan SCF Jatiluhur, sudah siap beroperasi sejak 2 November tahun lalu,” kata Adi.

Beroperasinya satelit ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan internet yang terjadi. Saat ini, sekitar 3.000 desa berhasil dikoneksikan oleh PSN. Hingga akhir 2019, jumlahnya ditargetkan meningkat hingga 10.000 desa. Diperkirakan 25.000 desa dapat terhubung ke internet sekitar 2020-2021.

“Kami yakin, kemampuan yang dimiliki Satelit Nusantara Satu dapat membuka akses teknologi informasi yang lebih luas, terutama bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah sehingga mampu membuka peluang bagi percepatan ekonomi di daerah,” kata Adi.

Satelit Nusantara Satu merupakan satelit broadband pertama di Indonesia dengan teknologi High Throughtput Satellite (HTS). Teknologi ini memberikan layanan internet dengan kapasitas lebih besar dibandingkan satelit konvensional.

Selain itu, teknologi Next Generation Electric Propulsion pada Satelit Nusantara Satu mampu membuat berat satelit menjadi sangat ringan saat peluncuran sehingga membuatnya lebih efisien dan efektif, sehingga menjadikan biaya investasi lebih terjangkau.

Ketika meluncur, Satelit Nusantara Satu hanya memiliki bobot sebesar 4 ton, sementara kapasitas kargo Space-X adalah 7 ton. Dalam perjalanannya, satelit ini melepaskan Forecone dan Satelit SSV2 di ketinggian sekitar Geosynchronous. Kemudian, satelit tersebut berhasil menempati orbit pada Kamis (7/3), dan langsung menjalankan rangkaian tes uji coba.

Pemimpin Proyek Nusantara Satu sekaligus sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan PSN Dani Indra Widjanarko menjelaskan, uji coba IOT perlu dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan satelit setelah peluncuran.

Pengetesan tersebut berjalan dengan baik tanpa degradasi spesifikasi teknis ataupun pengurangan umur satelit. Sejak peluncuran hingga perjalanan menuju orbit, semuanya berjalan sesuai jadwal tanpa terjadi anomali.

Setelah mencapai orbit, Satelit Nusantara Satu terlebih dahulu menjalani pengecekan Bus dan Payload/Transponder sebelum mulai beroperasi.

“Berbagai prosedur pengujian lain juga mampu dilalui sesuai prediksi. Malah dalam banyak hal, hasilnya justru melebihi ekspektasi kami,” kata Dani.

Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps.

Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Spot Beam pada sistem HTS. Dengan menggunakan platform SSL-1300 140, satelit ini sanggup mengorbit dan beroperasi selama lebih dari 15 tahun.

Tag

Rizuki

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.