Asisten Produksi Madhouse: Sebulan, Saya Bekerja Selama 393 Jam

Pop Kultur 23 Apr 2019

Hai, MedForians!

Polemik demi polemik hadir dari balik layar produksi anime. Polemik kali ini masih dari studio Madhouse. Pada 5 April lalu, seorang asisten produksi yang tidak disebutkan namanya bergabung dengan serikat pekerja dan memulai proses perundingan bersama.

Ia mencari keadilan berupa kompensasi atas lembur yang tidak dibayar, serta permintaan maaf untuk berbagai bentuk penyimpangan kekuasaan yang diterimanya. Sebelumnya ia sempat dilarikan ke rumah sakit akibat bekerja melampaui batas.

Bungei Shunju menerbitkan hasil wawancara dengannya pada Senin lalu yang masuk dalam detail lebih lanjut tentang keadaan yang menyebabkan ia mengambil tindakan tersebut.

“Selama waktu krisis, jam kerja terpanjang saya adalah 393 jam sebulan” jelasnya. Menurut aturan dari pemerintah Jepang, waktu lembur dibatasi 100 jam sebulan. Jelas ini merupakan sebuah pelanggaran.

“Saya sedang mengerjakan salah satu episode seri berikutnya. Storyboard hanya selesai sebulan sebelum siaran, jadi kami harus memadatkan jadwal produksi tiga bulan menjadi satu bulan. Selama waktu itu saya akan tidur di studio selama tiga hari, hanya pulang untuk mandi.” tambahnya.

Ia kemudian bercerita tentang bagaimana ia harus dibawa ke rumah sakit akibat hal ini.
“Saat itu sekitar jam 7 pagi ketika saya kembali ke apartemen.Saat itu saya dalam keadaan lapar, lelah, hingga stres akibat segala yang terjadi. Lalu tiba-tiba saya pingsan di jalan. Seorang polisi yang kebetulan bersepeda memanggil ambulans untukku. Ketika saya bangun, saya seperti, “Oh, terlalu banyak kerja ya.” Saya kemudian diberi infus, membayar biaya ambulans 10.000 yen, dan kemudian pulang begitu saja.”

Ketika ia menelepon studio untuk memberi tahu mereka tentang apa yang terjadi, mereka memintanya untuk mengambil hari libur. Namun saat itu seminggu sebelum siaran. Ia kembali bekerja keesokan harinya. Namun, ia ingat bahwa sutradara animasi terus meminta retake ulang hingga akhir untuk memenuhi standar kualitas. Ketika pekerjaan itu akhirnya diselesaikan dengan standar “minimal” dengan biaya tidur semua orang, para petinggi menganggap bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang ditangani.

Setelah kejadian itu, ia di diagnosa dengan reaksi psikogenik. Setelah dua bulan minum obat saat bekerja, asisten pulih dan bergabung dengan Black Company Union, serikat pekerja yang dibentuk pada 2017 yang menawarkan konsultasi dan dukungan untuk pekerja di berbagai bidang industri.

Lalu apa itu reaksi psikogenik?

Klinik Mayo mendefinisikan reaksi psikogenik, juga disebut gangguan neurologis fungsional, sebagai penyakit yang mempengaruhi sistem saraf “yang tidak dapat dijelaskan oleh penyakit neurologis atau kondisi medis lainnya. Namun, gejalanya nyata dan menyebabkan tekanan signifikan atau masalah fungsional.” Reaksi psikogenik dapat menyebabkan seseorang tidak dapat berjalan, menelan, melihat, atau mendengar. Reaksi dapat bervariasi dalam tingkat keparahan tertentu tetapi tidak dapat dikendalikan oleh orang yang terdampak.

Jumlah uang lembur yang tidak dibayar Madhouse

Di waktu bersamaan, jumlah uang lembur yang tidak ia dapatkan adalah sekitar 3 juta yen. Berdasarkan analisa dari seorang aktivis hak buruh, Shōhei Sakakura,

Sang asisten mungkin kehilangan kesempatan untuk dapat dipromosikan. Namun, ia merasa tindakannya amat berarti bagi para pekerja animasi lainnya. Ia tidak ingin peristiwa yang menimpa pekerja dari A-1 Pictures pada 2010 lalu terulang di kemudian hari.

Sebuah peristiwa yang tidak ingin kembali terulang

Pada 2010 lalu, seorang asisten produksi A-1 Pictures dikabarkan bunuh diri. Kantor Inspeksi Standar Pekerja Shinjuku mengidentifikasi penyebab peristiwa ini. Diduga, depresi yang ia idap akibat dari bekerja berlebihan membuatnya memutuskan untuk bunuh diri. Peristiwa inilah yang membuat asisten produksi dari Madhouse tersebut bersuara dengan keadaan di balik layar anime.

“Banyak yang mengira saya ingin menghancurkan Madhouse. Tapi, saya tidak ada niat untuk itu. Saya hanya ingin kondisi pekerjaan berubah” tutupnya.

Studio Madhouse didirikan pada tahun 1972 oleh mantan animator Mushi Pro, termasuk Masao Maruyama, Osamu Dezaki, Rintaro dan Yoshiaki Kawajiri. Maruyama meninggalkan perusahaan pada tahun 2011 untuk membentuk MAPPA. Madhouse terkenal dengan produksinya di Card Captor Sakura, Death Note, dan musim pertama One-Punch Man.

Sumbber: Anime News Network

Tag

Agung Suhendro

Semper Fidelis, Semper Paratus.