Co-Founder Studio Ghibli, Toshio Suzuki Jelaskan Mengapa "Pertumbuhan" Bukanlah Target Mereka

Pop Kultur 16 Apr 2019

Hai, MedForians!

Wawancara kepada pimpinan Studio Ghibli mengungkapkan beberapa hal penting!

Industri Anime

Perkembangan pasar anime di Jepang sangat menarik buat diikuti. Terlebih, jika yang mendiskusikan adalah seorang Toshio Suzuki, produser sekaligus salah satu pendiri Studio Ghibli.

Ia yang sudah lama merasakan asam garam perkembangan anime dari masa ke masa. Kemudian, Ia memberikan pandangannya dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan oleh Yahoo! News pada 5 April lalu.

Dikutip dari Jurnal Otaku, wawancara tersebut memiliki topik yang berputar pada sikap studio pada perkembangan pasar saat ini.

Bukanlah Suatu Target

Dalam wawancara tersebut Suzuki menyatakan, studio yang memproduksi Spirited Away ini tidak menargetkan pertumbuhan pendapatan. Ia memiliki alasan tersendiri mengapa studio Ghibli tidak melakukannya.

“Saya tidak tahu apakah keuangan Studio Ghibli dibuka secara umum, tetapi jika dijajarkan setiap tahunnya dan dilihat angkanya, sangat tidak terorganisir. Saat studio mengalami keuntungan yang sangat besar dalam satu tahun, tahun berikutnya hanya 1/10 dari angka tersebut. Di perusahaan saat ini, semua orang berpikir, ‘Ayo kita targetkan pertumbuhan 10% tahun depan’. Saya tidak bisa berpikir seperti itu. Mengapa harus ada pertumbuhan?”

Di akhir perbincangan, Suzuki membagikan keyakinannya bahwa ada dua hal penting dalam penerbitan. Kedua hal tersebut adalah tidak dibatasi oleh sistem, dan mengekspresikan dirimu secara bebas. Ia menyatakan jika kebebasan berekspresi tidak dapat dikekang, bahkan oleh materi sekalipun.

“Saat kamu memiliki dua hal tersebut, kamu dapat membuat sesuatu yang menarik. Begitu juga dengan membuat film.”

Inspirasi

Ternyata, ini sebenarnya bukanlah cara pikir asli yang dimiliki Suzuki. Saat ia bergabung dengan penerbit Tokuma Shoten pada 1972, bahkan presiden penerbit itu tidak tahu penjualan tahunan.

“Saat aku bergabung dengan Studio Ghibli, satu hal yang ada di benakku adalah, ‘Kita tak bisa membuat perusahaan ini besar’. Saat perusahaan menjadi besar, segala hal terasa membosankan.”

“Sekarang ini, hal yang masuk akal adalah mendapatkan uang dari merchandise, DVD, dan situs streaming digital, tapi pada dasarnya, aku ingin mendapatkan uang dari pembuatan film hanya dari film itu saja. Dengan begitu, hal lain (merchandise, DVD, dan streaming) itu tidak diperlukan.”

Bagaimana, MedForians? Apa tanggapan kalian mengenai sudut pandang ini? Yuk berikan tanggapannya!

Tag

Agung Suhendro

Semper Fidelis, Semper Paratus.