[Review] Fate/stay Night: Heaven's Feel II Hadirkan Banyak Drama

Pop Kultur 11 Apr 2019

Hai, MedForians!

Review kali ini hadir dari penayangan perdana Film Fate/stay Night Movie: Heaven’s Feel II. Lost Butterfly secara reguler di Indonesia pada Rabu (10/4) kemarin di CGV. Film kedua dari film trilogi Fate/stay Night: Heaven’s Feel ini menghadirkan banyak sekali adegan drama romansa, terutama hubungan cinta antara Emiya Shirou dan Sakura Matou.

Dalam film ini sendiri menghadirkan rute cerita karakter Sakura Matou yang seharusnya tidak ada kaitannya dengan peristiwa Holy Grail War yang berlangsung di kota Fuyuki. Namun akibat tragedi masa kecil yang ia alami, sifat Sakura mengalami beberapa perubahan. Perlahan, Sakura ikut terlibat dalam Holy Grail War dan akan mengantarkan sang karakter utama, Emiya Shirou ke dalam takdir yang tidak ia duga sebelumnya.

“Review ini bakal mengandung banyak spoiler. Alangkah baiknya jika melihat filmnya terlebih dahulu!”

Film Fate/stay Night Movie: Heaven’s Feel II. Lost Butterfly kali ini bisa dibilang lebih banyak menyajikan drama hubungan percintaan antara Emiya dan Sakura. Namun, sosok Sakura yang ternyata adalah inti sari dari Holy Grail (atau disebut juga Cawan Suci) membuat cerita menjadi kompleks. Emiya sebagai protagonis utama merasakan kebimbangan apakah ia tetap harus mencintainya, atau harus membunuh Sakura, demi menyelamatkan Kota Fuyuki agar tragedi tidak terulang lagi.

Konflik mulai terjadi ketika Shinji Matou, Kakak (adopsi) dari Sakura menculik dan menyanderanya. Shinji berniat membunuh Emiya, yang sudah kehilangan servantnya, Saber. Namun, kejadian ini justru menjadikan Shinji kehilangan hak sementaranya sebagai master dari Rider, dan Sakura justru menjadi master sihir. Sayangnya, Sakura justru kesulitan mengendalikannya.

Meski Sakura ketakutan dengan sihir tersebut, namun itu tak membuat Emiya gentar. Ia tetap menyukai Sakura, dan berniat menjadi Seigi no Mikata (pahlawan keadilan) bagi Sakura, dan memeluknya di tengah hujan. Suasana dalam scene ini sendiri terasa romantis berkat musik latarnya.

Mereka berdua pun sempat melakukan adegan bersetubuh di atas ranjang, yang sangat dinantikan para fans. Tapi sayangnya, adegan tersebut dipotong.

Meski begitu, hal baik lainnya adalah rahasia Sakura dan Rin yang ternyata kakak beradik dari keluarga Tohsaka berhasil dieksekusi dengan baik oleh Emiya. Emiya pun berusaha membantu hubungan mereka berdua menjadi satu saudara seutuhnya, meski “berbeda” keluarga.

Meski cukup banyak drama, namun pertarungan antara Berserker, dan Saber (Alter) menjadi adegan yang patut dilihat. Berserker pun terlihat cukup kuat meski beberapa kali ditebas oleh Saber (Alter). Selain mereka berdua, juga ditampilkan pertarungan Archer dan Assasin.

Emiya sendiri sekarat akibat kehilangan lengan dan nyaris kehabisan darah. Archer yang kehabisan tenaga, berusaha menyelamatkan Emiya dengan mengorbankan tenaga dan lengannya.

Dalam sesi ini, suasana emosi penonton dibuat teraduk. Ditambah kualitas tampilan grafis yang halus dalam pertarungan dan juga menjadi khas Ufotable ini tetap dijaga. Ditambah alunan musik dari Yuki Kajiura yang kental, justru benar-benar memanjakan mata dan telinga penonton.

Sejak pertempuran ini pula, perubahan alur cerita mulai terjadi. Master Berserker, Ilya pun mengikuti aliansi Emiya dan Rin untuk mengalahkan Assasin dan Masternya (meski Ilya sendiri menyiratkan akan bergabung karena sang protagonis ingin melindungi Sakura serta ada kaitan dengan Emiya Kiritsugu).

Konflik cerita semakin memuncak, ketika Sosok Sakura tiba-tiba berada di dalam mimpi sebuah negeri dongeng, yang ternyata memakan organ manusia. Gilgamesh yang disuruh Kotomine Kirei untuk berusaha menangkap Sakura seperti terdesak oleh Sakura. Meski berdarah-darah akibat tubuhnya tercabik senjata Gilgamesh, namun ia kembali hidup.

Setelah sosok tersebut berhasil kabur dan menuju rumah Emiya, meski sang protagonis dan Rin berhasil menyelamatkan Sosok Sakura tersebut, namun mereka berdua menyadari bahwa sosok tersebut bukanlah Sakura yang sebenarnya (Sakura dianggap pernah mati sekali), dan Emiya mulai menyadari perlahan bahwa bayangan gadis yang ia cintai itu memudar.

Emiya yang bimbang, justru harus menghadapi desakan Matou Zouken untuk membunuh Sakura.

Di sinilah pelan namun pasti, dibangun sebuah twist ending yang meyakinkan. Emiya gagal untuk membunuhnya, dan Sakura menyadari hal tersebut. Ia kemudian pindah ke rumah keluarga Matou.

Disana, ia pun kembali nyaris diperkosa oleh kakak adopsinya, sebelum akhirnya kekuatan yang sebenarnya bangkit, dan membunuh Shinji (menjadi Sakura Alter?).

Patut dinantikan kelanjutan sekaligus akhir film trilogi ini, terutama di film Fate/Stay Night: Heaven’s Feel III. Spring Song. Mungkinkah Emiya bisa membunuh gadis yang ia cintai, Sakura Matou?

Tag

Rizuki

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.