Agate Resmikan Kerjasama Pengembangan Industri Game Tanah Air

Gaming 6 Mei 2019

Hai, MedForians!

Industri permainan video sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif, memiliki potensi bisnis yang sangat besar yang dapat berkontribusi untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Bahkan, industri ini memiliki pendapatan terbesar dibanding industri fim dan musik global. Namun yang patut disayangkan, potensi tersebut masih belum tergarap dengan baik dan maksimal, khususnya di tanah air.

Pada Selasa (23/4) lalu, Agate bersama Summarecon Bandung, Bekraf, dan Pemprov Jawa Barat menjadi bagian dalam kerjasama pengembangan industri kreatif ini.

Bersamaan dengan itu, acara yang dihadiri oleh Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat, Hari Santosa Sungkari selaku Deputi Infrastruktur Bekraf, dan Herman Nagaria selalu Direktur Bisnis dan Pengembangan Properti Summarecon Agung meresmikan kantor baru Agate di area Teknopolis Bandung, di kawasan Summarecon, Gedebage, Bandung.

Apa itu Teknopolis?

Dikutip dari laman web milik Summarecon Bandung, Pemerintah Kota Bandung memiliki visi untuk mengembangkan industri ICT melalui Bandung Teknopolis.

Teknopolis adalah sebuah kawasan terpadu berkonsep Smart City dan kawasan Gedebage telah ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Kota (PPK) sesuai Perda Kota Bandung No.2 Tahun 2004.

Visi ini didukung kolaborasi harmonis antara sektor Akademis, Bisnis, dan Pemerintahan. Sebagai bagian dari Bandung Teknopolis, Summarecon Bandung hadir bertema Live, Work, and Play.

Sejalan dengan konsep Smart City untuk menghadirkan lingkungan binaan yang aman, nyaman, memiliki daya saing, dan sustainable.

Pengembangan Summarecon Bandung terdiri dari kawasan: Residensial, Sentra Summarecon (Retail, Dining & Entertainment ), dan Summarecon Teknopolis. Agate menjadi salah satu perusahaan yang telah resmi mendiami Teknopolis Bandung sejak Februari 2019.

Agate, sebagai salah satu perusahaan permainan video lokal terdepan di Indonesia berekspektasi, kerja sama ini diharapkan dapat membuka jalan bagi sumber daya dan pelaku-pelaku baru di industri ini, serta dapat menghidupkan ekosistem industri yang memadai.

Agate sebagai yang pertama menempati Teknopolis memiliki pengalaman selama 10 tahun dalam pengembangan permainan video.

Sejarah panjang Agate, dari studio kecil hingga go international

Dituturkan oleh Hari Santosa seperti yang dikutip dari KAORI Nusantara, bahwa mereka di masa-masa awalnya merupakan start-up yang paling rajin mengikuti pelatihan dari Bekraf hingga akhirnya pelan-pelan dapat berjalan secara independen.

Studio ini telah mengembangkan banyak judul permainan video dalam berbagai platform dan berbagai tema. Salah satunya adalah Valthirian Arc.

Sejak dirilis tahun 2010, seri Valthirian Arc menjadi salah satu saksi perjalanan dari Agate Studio. Agate Studio yang dahulu merupakan studio kecil, kini telah memiliki lebih dari 170 orang untuk mengembangkan permainan video mereka.

Valthirian Arc, saksi sejarah panjang Agate
Valthirian Arc, saksi sejarah panjang Agate

Agate memiliki dua bisnis utama, yakni pengembangan permainan video di bawah Agate Games dan pengembangan gamification dan solusi pembelajaran di bawah Agate Level Up, serta sebuah subsider yang bergerak di bidang periklanan digital, Seruni.

Menapaki usianya yang ke-10, Agate telah memiliki lebih dari 200 kru, 250 judul permainan video dan gamification yang menjangkau 5 juta pemain di seluruh dunia, serta lebih dari 20 penghargaan, baik dari dalam dan luar negeri.

Perkembangan yang pesat ini telah mengukuhkan Agate sebagai salah satu perusahaan terstabil dan terdepan di Indonesia.

Dengan motto “Live the Fun Way”, mereka berkeyakinan bahwa kehidupan akan lebih baik ketika kebahagiaan hadir di sana. Permainan video adalah salah satu sarana untuk mencapai kegembiraan tersebut.

Tag

Agung Suhendro

Semper Fidelis, Semper Paratus.