Antara Android dan iOS, Kemiripan UI yang Tak Sepenuhnya Sama

Teknologi 12 Mei 2019

Hai, MedForians!

Android dan iOS, dua sistem operasi yang “berbagi takhta” di pasar ponsel pintar saat ini.

Persaingan Ponsel

Awalnya, keduanya tak memiliki kesamaan, kecuali mereka sama-sama sistem operasi untuk ponsel cerdas. Keduanya memiliki fungsi sama, meskipun pengalaman pengguna dan antarmuka menjadi jurang pemisah keduanya.

Seiring berkembangnya zaman, iPhone yang digadang-gadang sebagai kiblat dari ponsel pintar kembali dengan menghilangnya satu-satunya tombol home ikonik yang selalu hadir di ponsel tersebut.

Ditambah, Apple membuat sebuah ikon baru yang disebut sebagai masa depan ponsel cerdas. Notch, yang menjadi ikon baru ponsel cerdas masa kini, diikuti oleh sejumlah pabrikan. Banyak yang mengikuti, namun masih banyak yang justru membuat jalan sendiri.

Beberapa pabrikan seperti Vivo, yang sudah lelah dengan tren ini membuat tren sendiri, dimana kamera depan dibuat hilang timbul di atas layar. Beberapa pabrikan membuat standar sendiri. Punch hole, teardrop, apapun itu, asal tetap mempertahankan eksistensi kamera selfie yang jadi salah satu titik jual.

Dengan fenomena ini, mau tidak mau sistem operasi juga harus disesuaikan dengan tren. Saat ini penulis tidak membahas soal perangkat keras atau perangkat lunak, namun lebih kepada UI dari kedua sistem operasi tersebut.

Ponsel Android dan iOS. Keduanya punya kesamaan, sekaligus perbedaan yang mencolok.
Ponsel Android dan iOS. Keduanya punya kesamaan, sekaligus perbedaan yang mencolok.

Garis di Bawah layar, Serupa tapi Beda Fungsinya

Garis di bawah layar dipopulerkan oleh iPhone X sejak menghilangkan tombol home yang ikonik. Garis ini muncul saat perangkat terkunci dan saat aplikasi terbuka.

Saat perangkat terkunci, cara mengakses kata sandi atau akses Face ID adalah menyeret garis tersebut ke atas. Namun, saat aplikasi terbuka, dengan menyeret garis tersebut ke atas, pengaturan suara, kecerahan layar, mode pesawat, dan lain-lain semuanya dapat dilakukan.

Berbeda dengan iOS, Android menggunakan garis di bawah layar sebagai penanda tombol home. Meski caranya sama, yakni menyeret garis tersebut ke atas, fungsinya berbeda dari iOS.

Terlebih, segala pengaturan seperti yang telah disebutkan di atas dilakukan dengan menyeret bar notifikasi ke bawah. Selain perbedaan tadi, ada persamaan fungsi yang dimiliki keduanya, meskipun ujung-ujungnya berbeda.

Saat ditekan lama, garis di bawah layar akan memunculkan asisten maya. Jika di iOS yang muncul adalah Siri, di Android akan muncul Google Assistant. Sebagai tambahan, panjang garis di kedua sistem operasi tersebut berbeda.

Yang patut disyukuri, meskipun disederhanakan, Android masih mempertahankan tombol navigasi, sesuatu yang hilang dari iOS.

Meskipun, tombol home dapat dimunculkan kembali di layar, itu akan tampak mengganggu meskipun tombol tersebut dapat digeser.

Bar Notifikasi Sejak Ponsel Memiliki “poni”

Terdapat kemiripan antara Android dan iOS saat keduanya memiliki notch. Bar notifikasi yang sebelumnya ada banyak ikon, disederhanakan.

Keduanya meletakkan waktu di sebelah kiri, dan keterangan baterai, wifi, serta jaringan berada di kanan. Namun, perbedaan masih tetap ada, terutama ikon.

Dek Aplikasi Juga Punya Perbedaan Tersendiri

Kedua sistem operasi ini memiliki dek aplikasi, dengan jumlah aplikasi yang termuat juga sama, 5 aplikasi. Aplikasi tersebut dapat digonta ganti sesuai keinginan pengguna dan tentunya memudahkan pengguna.

Namun ada yang berbeda. Di Android, saat menggeser dek ke atas, akan muncul banyak aplikasi yang berada di dalam laci aplikasi. Ini menjadi pengganti tombol menu yang absen di versi terbaru.

Sedangkan di iOS, tidak ada yang bisa dilakukan mengingat layar home juga merupakan laci aplikasi.

Bagaimana, MedForians? Apakah kalian lebih suka tampilan Android atau iOS? Yuk berikan tanggapannya!

Tag

Agung Suhendro

Semper Fidelis, Semper Paratus.