Indonesia Jadi Pasar Ponsel Pintar Tersubur Se-Asia Tenggara

Teknologi 10 Mei 2019

Hai, MedForians!

Semakin berkembangnya teknologi ponsel pintar membuat persaingan antar pabrikan semakin menjadi-jadi.

Dengan semakin banyak model yang ditawarkan, membuat pasar ponsel tanah air semakin berkembang. Pasar ponsel pintar di Indonesia dikatakan tumbuh sangat cepat.

Lembaga periset pasar Canalys mencatat, terjadi pertumbuhan 17 persen dari tahun 2017 ke 2018. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai pasar ponsel pintar paling subur, atau dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.

Sebagai perbandingan, laporan yang juga dibuat oleh Canalys menyebut pasar smartphone Thailand justru turun 13 persen, di periode kuartal IV-2018.

Dikutip dari Kompas Tekno, pertumbuhan pangsa pasar ponsel pintar di Indonesia diklaim mencapai hampir 20 persen dari tahun ke tahun.

Ada beberapa alasan yang mendorong pertumbuhan pasar smartphone di Indonesia. Salah satu alasan utamanya berasal dari pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup. 

“Orang Indonesia itu kalau punya uang lebih, sekarang fokusnya bukan di kebutuhan pokok atau sekunder, tapi ke kebutuhan tersier. Ini salah satu laporan dari Nielson juga, kalau orang Indonesia punya uang lebih, mereka lebih menghabiskannya ke gaya hidup,” tutur Yudis.

Ia juga mengungkapkan, survei perilaku pencarian ponsel pintar saat Ramadhan yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Hasilnya, pencarian ponsel flagship cukup tinggi saat tunjangan hari raya (THR) tiba.  

“Ternyata pada saat THR, pertumbuhan dari ponsel flagship lebih tinggi peak-nya dari ponsel menengah dan menengah ke bawah,” jelas Yudis.  

Selain itu, banyaknya merek baru yang bermunculan serta merek lama yang terus berinovasi menelurkan fitur baru, juga mendorong pasar ponsel di Indonesia.  

Kendati demikian, Yudi menyebut 55 persen calon pembeli justru dibuat pusing oleh banyaknya merek dan model ponsel yang ada saat ini.  

Masih dari survei yang sama, pembelian smartphone terbesar ternyata masih berasal dari sektor offline. Sebesar 69 persen pembeli lebih memilih toko fisik dibanding toko daring untuk membeli ponsel. 

Menurut Yudis, calon pembeli beralasan masih membutuhkan pengalaman langsung sebelum memutuskan untuk membeli smartphone. 

Kendati demikian, menurut survei Google, pertumbuhan pembeliam online juga tumbuh cukup pesat. Pertumbuhannya dari tahun lalu dikatakan mencapai 30 persen.

“Online itu 30 persen udah growth kenceng sih. Mungkin bisa dikatakan double dari tahun 2017 ke tahun 2019,” jelas Yudis.

Melihat kedua hasil riset, sudah semestinya sebagai konsumen harus bijak memilah dan memilih ponsel. Seperti pepatah populer, ada harga pasti ada kualitas.

Tag

Agung Suhendro

Semper Fidelis, Semper Paratus.