Pemerintah Jalin Kerja Sama Bangun Satelit Nasional "Satria"

Teknologi 4 Mei 2019

Hai, MedForians!

Indonesia akan membuat satelit luar angkasa!

Berskala Nasional

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dikabarkan telah menadatangani perjanjian kerja sama proyek Satelit Multi Fungsi (SMF) bernama Satelit Republik Indonesia (Satria).

Dilansir dari KompasTekno, proyek ini akan mulai berjalan pada akhir tahun 2019 oleh perusahaan swasta asal Perancis, yaitu Thales Alenisa Space. Menurut Rudiantara, Satria akan menjadi satelit yang berbeda dari yang sebelumnya yang sudah dimiliki oleh Indonesia.

“Beda, kita sekarang memasuki era data, ini satelit didesain untuk internet,” ungkap Rudiantara di Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Sebelumnya, satelit yang saat ini dimiliki Indonesia memiliki fungsi utama untuk melayani kebutuhan telekomunikasi seluler nasional.

Untuk Satria, proyek ini ditargetkan untuk mencukupi kebutuhan internet dan bisa menjangkau wilayah lebih luas, khususnya daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) serta daerah perbatasan.

Nantinya, akan ada 150.000 titik layanan yang akan dijangkau oleh Satria.

Dari banyaknya titik layanan tersebut, cangkupannya dirincikan menjadi 54.400 titik di Sumatra, 19.300 di Kalimantan, 23.900 di Sulawesi, 18.500 di Papua dan Maluku, 13.500 di Bali dan Nusa Tenggara, serta 19.400 titik di Pulau Jawa.

Layanan tersebut nantinya akan berfokus pada sektor pelayanan publik.

Kemudian, secara fungsi titik tersebut dapat dibagi menjadi 93.400 titik untuk Sekolah, 3.700 untuk layanan kesehata, 3.900 untuk sektor pulhukan, dan 47.900 untuk kantor daerah.

Tidak Jawa-sentris

Satelit terbaru yang akan dibuat ini diharapkan akan meningkatkan ketersediaan koneksi internet di luar pulau Jawa.

“Tidak boleh dibangun di Pulau Jawa, kita harus distribusi ke 150.000 daerah. Mungkin ada lima lokasi yang masing-,masing ada 30 ribu titik. Ratalkan pembangunan hingga di luar Jawa,”lanjut Rudiantara.

Rencananya, proyek ini akan membutuhkan waktu sekitar 3,5 tahun untuk selesai. Satria dijadwalkan akan rampung pada tahun 2022 dan siap beroperasi pada tahun 2023.

Saat beroperasi, Satria akan menggunakan orbit 146 BT dengan menggunakan frekuensi Ka-band dengan teknologi Very High Troughput Satellite (HTS) dengan kapasitas 150 Gbps.

Kerja Sama

Proyek ini ditandatangani oleh Kominfo, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) yang menjadi penjamin, dan konsorsium sebagai pelaksana dengan PT Satelit Nusantara Tiga sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP).

Proyek satelit ini akan menggunakan skema KPBU layaknya Palapa Ring. Skema ini merupakan gabungan antara pemerintah dan badan swasta, sehingga tibiaya tidak langsung membebani APBN.

“Kami tanda tangan kontrak antara pemerintah, PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama) Kominfo dengan badan usaha untuk merancang, memanufaktur, meluncurkan, memelihara, dan mengoperasikan satelit untuk 15 tahun,” papar Rudiantara melalui KompasTekno.

Bagaimana, MedForians? Apakah kalian antusias dengan perkembangan infrastruktur antariksa Indonesia? Yuk berikan tanggapannya!

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast