Grab Uji Coba Sistem Denda Penumpang Cancel Order, Ini Alasannya!

Teknologi 19 Jun 2019

Hai, MedForians!

Berita berikut ini mengenai Grab yang menguji coba sistem denda bagi penumpang Grab yang membatalkan order.

Diilansir dari detikkINET, Selasa (18/6), uji coba ini digelar di 2 kota, yaitu Lampung dan Palembang mulai tanggal 17 Juni lalu. Biaya cancel order sebesar Rp 1000 untuk GrabBike dan Rp 3000 bagi GrabCar, GrabCar 6, GrabCar Plus, dan GrabTaxi. Biaya akan diambil melalui OVO atau akan ditambahkan dalam tarif perjalanan berikutnya.

Biaya akan dikenakan setelah penumpang melakukan cancel order dalam waktu kurang dari 5 menit setelah penumpang mendapatkan pengemudi dan jika penumpang tidak muncul saat pengemudi tiba di lokasi penjemputan.

Biaya tidak akan dikenakan jika cancel order dilakukan kurang dari 5 menit dan penumpang juga tidak dikenakan biaya jika pengemudi terlalu lama atau tidak bergerak menuju lokasi penjemputan.

President Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, mengatakan biaya denda cancel order diberikan kepada pengemudi sebesar 100% atas waktu dan upaya yang diberikan menuju lokasi penjemputan.

Beliau juga mengatakan bahwa program ini dilakukan setelah menilai masalah yang dihadapi oleh pengemudi, seperti pengemudi yang telah sampai di tempat tujuan dan menunggu lama, tiba-tiba penumpang membatalkan pesanan.

Program ini sementara hanya dilakukan di kedua kota tersebut dan Grab masih mengevaluasi untuk menerapkan program ini di kota lainnya.

Alasan di balik denda Cancel Order

Ridzki Kramadibrata menegaskan hal ini untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.

President Grab Indonesia (sumber: detikINET)

“Jadi ini sebenarnya untuk memberikan pelayanan yang optimal untuk kedua belah pihak supaya lebih adil. Pelanggan engak perlu khawatir karena ada beberapa kriteria untuk sampai kena biaya pembatalan,” ujar Ridzki.

Kebijakan ini diambil karena Grab memperhatikan keluhan para mitranya yang kerap mengalami pembatalan orderan. Keluhan ini sudah lama dilaporkan oleh para mitra sehingga menjadi prioritas utama Grab dalam mengambil kebijakan.

“Ini perubahan mindset, kita perlu melakukan ini secara bertahap dan hati-hati. Makanya kenapa kita lakukan uji coba dulu di Lampung dan Palembang, jadi itu yang utamanya,” papar Ridzki.

“Kita selalu setiap bulan memonitor apa sih concern dari mitra pengemudi atau pelanggan, top concern-ya apa. Ini kita melihat bahwa salah satu top concern-nya mereka mungkin ini. Jadi mereka datang, tapi pelanggannya enggak ada, atau misalnya tidak menentukan titik lokasi yang jelas, jadi di-cancel padahal sudah jauh-jauh,” lanjutnya.

“Masukan ini sudah dari dulu, mungkin dari awal-awal. Tapi kita melihat apakah ini bisa kita lakukan dari sisi teknologi kemudian juga apakah ini sudah saatnya untuk pelanggan, tentunya banyak juga pertimbangan,” imbuh Ridzki.

Tag

Samana Yoga

Media Formasi Author