Penuhi Pasar Eropa, Asus Pindahkan Produksi Zenfone ke Batam

Teknologi 15 Agt 2019

Hai, MedForians!

Berita terbaru dan mengejutkan hadir dari Asus. Vendor ponsel dan teknologi ternama itu dikabarkan memindahkan sebagian besar produksi ponselnya ke Indonesia.

Dilansir dari Kompas Tekno, Kamis (15/8), awal mula kabar ini beredar dari seorang pengguna Twiter sekaligus pembocor gadget kenamaan, Roland Quandt. Dirinya baru-baru ini menulis bahwa Asus telah memindahkan sebagian besar produksi ponselnya ke Indonesia.

Via Twitter, Roland mengunggah foto sebuah kotak kemasan ponsel Asus bertuliskan “made in Indonesia”, dengan tambahan informasi alamat kantor Asus Computer GmbH di Ratingen, Jerman. Diketahui ponsel asal Indonesia yang dibocorkan Roland merupakan model flagship Zenfone 6 dengan nomor model ZS630KL.

Kabar itu sendiri telah dikonfirmasi oleh pihak Asus. Head of PR Asus Indonesia, Muhammad Firman, mengungkapkan Asus memang telah memindahkan sebagian besar produksi beberapa tipe ponselnya dari China ke Indonesia.

“Betul, tapi sejauh ini hanya untuk model tertentu saja,” kata Firman.

Memenuhi pasar Eropa dan Asia

Beliau melanjutkan bahwa penambahan beban produksi untuk pabrik di Indonesia ini sudah dimulai untuk model ponsel Zenfone Max Pro M1 dan Max Pro M2.

Firman kemudian mengatakan tujuan penambahan tersebut tak hanya untuk memenuhi pasar domestik Indonesia, tapi juga untuk diekspor ke pasar luar negeri, tepatnya kawasan Eropa dan Asia Pasifik. Di luar dua regional itu, stok perangkat yang dimaksud masih dipasok oleh pabrik di China.

Di Batam, Asus menunjuk PT Sat Nusapersada sebagai vendor yang merakit sebagian besar ponselnya.

“Untuk mempermudah saat memenuhi kebutuhan pasar juga. Dan ternyata benar saja, kami bisa alih teknologi. Mitra kami di Batam sudah bisa memproduksi smartphone berkualitas hingga bisa memenuhi syarat untuk diterima juga di negara lain,” kata Firman.

Bukan karena efek perang dagang

Firman menepis anggapan bahwa Asus mulai memindahkan pabriknya keluar dari China karena imbas dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Pengalihan produksi ini menurut beliau dilakukan semata-mata untuk memenuhi regulasi TKDN yang dikeluarkan pemerintah.

“Bukan (karena perang dagang), kami sudah mulai alihkan produksi jauh sebelum itu. Saat pemerintah memberlakukan TKDN, kami memilih opsiĀ hardware manufacturing,” pungkasnya.

Tag

Rizuki

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.