Rumor Ditinggal Lippo Group Beredar Kuat, Ini Bantahan OVO

Teknologi 16 Nov 2019

Sebuah rumor panas beredar kuat sekaligus menerpa OVO. Lippo Group sebagai induk perusahaan sekaligus pendiri dikabarkan akan hengkang atau mundur dari startup dompet digital ini.

Rumor yang berhembus kencang sejak Kamis (14/11) kemarin itu menyebutkan bahwa Lippo Group berencana cabut dari OVO. Hal itu dikarenakan setiap bulan OVO ‘bakar duit’ hingga menghabiskan US$50 juta (Rp 700 miliar).

Akan tetapi, rumor tersebut dibantah langsung oleh OVO maupun Lippo Group. Mengutip dari CNN Indonesia dan CNBC Indonesia, Jumat (15/11), isu hengkangnya Lippo Group dibantah langsung oleh John Riady, putra James Riady CEO Lippo Group, yang kini menduduki posisi sebagai CEO Lippo Karawaci.

“Tidak benar” ujar John Riady singkat.

Bantahan dari OVO

Informasi ini juga dibantah oleh CEO sekaligus direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra. Menurutnya, pada awalnya, OVO didirikan, dirintis, dan dikembangkan oleh Lippo Group. Saat ini, pemegang saham OVO sudah sangat beragam.

Seiring pertumbuhan OVO yang sangat pesat hanya dalam waktu dua tahun ini. OVO saat ini merupakan perusahaan iindependen yang dikelola oleh manajemen profesional.

“Soal rumor itu, saya malah beberapa waktu lalu baru saja ketemu dan ngobrol panjang dengan Pak John Riady, soal pengembangan OVO ke depan. Kepada saya, Beliau banyak memberikan masukan dan selama ini sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis OVO,” ujar Karaniya Dharmasaputra.

Namun, hal itu tidak membuat hubungan kedua pihak renggang, apalagi sampai membuat Lippo Group meninggalkan OVO.

“Beliau (John Riady) banyak memberikan masukan dan selama ini sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis OVO,” lanjut beliau.

Enggan berkomentar soal bakar duit

Di sisi lain, Karaniya enggan berkomentar soal kabar yang menyebut kebutuhan ‘bakar duit’ OVO mencapai Rp700 miliar.

“Soal besaran dana promosi dan operasional, kami tidak bisa ungkap. Tapi mohon dicatat, bahwa OVO punya roadmap yang jelas untuk menuju profitabilitas, sebagai sebuah entitas bisnis yang sustainable. Kami baru berusia dua tahun, dan sedang dalam tahap edukasi dan pengembangan pangsa pasar,” jelas Karaniya.

“Ini penting, karena e-money masih berada di level infancy di Indonesia pada saat ini, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam 1-2 tahun ke depan,” pungkasnya.

Sebagai informasi singkat, OVO merupakan aplikasi dompet digital milik PT Visionet International yang memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. 

Tag

Visio

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.