Alasan Dewas TVRI Pecat Helmy Yahya: Dianggap Tak Sesuai Jati Diri Bangsa Hingga Berpotensi Seperti Jiwasraya

Media 22 Jan 2020

Komisi I DPR mengadakan rapat dengar pendapat bersama dengan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI terkait dengan pemecatan Helmy Yahya dari jabatannya sebagai Direktur Utama. Pemecatan ini nampaknya membuat kegaduhan, baik di lingkungan sesama pegawai TVRI maupun masyarakat sebagai penikmat saluran televisi nasional tersebut. Alhasil beberapa tindakan protes pun dilancarkan oleh para pegawai seperti pemasangan kain hitam di gedung hingga penyegelan ruangan dewan pengawas.

Tak Sesuai Jati Diri Bangsa dan Cenderung Mengejar Rating

Dilansir dari Liputan6.com dan Kompas, Selasa (21/1), ada beberapa poin penjabaran alasan Dewas memecat Helmy Yahya, salah satunya adalah tayangan Liga Inggris yang dinilai tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

“Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah TV publik, kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa, prioritas programnya juga seperti itu.” ujar Ketua Dewas Arief Hidayat di Kompleks DPR Senayan pada Selasa (21/1).

Arief mengakui banyak pihak yang menyukai Liga Inggris. Tetapi menurutnya kini TVRI juga menyiarkan siaran asing lain dengan jumlah banyak. Beliau juga mencontohkan penayangan Discovery Channel pada saat bencana banjir awal Januari yang lalu.

“Sempat ketika ada banjir, kami sedang menayangkan Discovery Channel, ini dapat protes dari publik, Kok banjir-banjir, Discovery Channel-nya tayang terus, nggak peduli banjir. Ini sangat miris, kami sudah tegur, ternyata direksi melanjutkan.”

Selain itu, Arief juga mengatakan bahwa dengan banyaknya siaran asing yang ditayangkan, TVRI terkesan cenderung mengejar share dan rating dalam kepemimpinan Helmy.

“Seolah-olah Direksi TVRI mengejar rating dan share seperti televisi swasta. Kami ada APBN harus bayar dalam bentuk membayar keluar negeri.”

Berpotensi Menimbulkan Kasus seperti Jiwasraya

Sementara itu, melansir dari Tirto.id, alasan lain terkait pemecatan Helmy Yahya yang dilakukan oleh Dewan Pengawas TVRI adalah karena Liga Inggris merupakan program asing yang memiliki biaya besar yang memiliki utang yang cukup besar. Hal ini dijelaskan oleh Anggota Dewan Pengawas Koordinator Bidang Program dan Berita, Pamungkas Trishadiatmoko.

Meskipun begitu, beliau belum merinci bagaimana detail penggunaan hak siar Liga Inggris di TVRI yang menyebabkan stasiun televisi nasional itu memiliki utang yang membengkak. Ia pun juga mengatakan hal tersebut juga dapat berpotensi menimbulkan kasus seperti Jiwasraya.

“Nanti pada paparan detail setelah beberapa tahapan, saya akan mencoba men-summary-kan kenapa Liga Inggris itu bisa menjadi salah satu pemicu gagal bayar ataupun munculnya utang yang seperti Jiwasraya. Sehingga kami akan paparkan urutannya,” ujarnya.

Tag

Wahyu Soetisna

Just a person who loves to write somethings