Gagal Tutupi Defisit, Layanan HOOQ Menyatakan Likuidasi

Teknologi 29 Mar 2020

HOOQ, layanan streaming multi-wilayah di Asia yang didukung oleh WarnerMedia dan Sony menyatakan untuk likuidasi di Singapura pada Jumat (27/3) kemarin.

Dilansir dari Variety dan Tech Crunch, Sabtu (28/3), layanan streaming video HOOQ menyatakan untuk likuidasi dikarenakan kegagalan untuk menutupi biaya operasinya yang semakin meningkat pesat.

HOOQ sendiri memulai debut bisnisnya pada 2015 dengan kendali dari perusahaan telepon Singapura, SingTel. HOOQ sendiri beroperasi di 5 negara di antaranya Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia, dan India.

Perusahaan mengatakan pada hari Jumat kemarin bahwa mereka tidak dapat tumbuh dengan cepat untuk bersaing dengan pesaing global dan regional, dan menyalahkan “perubahan struktural yang signifikan” di pasar video streaming over-the top (OTT) dalam 5 tahun semenjak diluncurkan.

Rapat pemegang saham dan rapat kreditor ditetapkan untuk 13 April. Lim Siew Soo dan Brendon Yeo Sau Jin telah ditunjuk sebagai likuidator sementara untuk mengawasi operasi yang sedang berlangsung untuk sementara.

HOOQ sendiri telah dua kali merekayasa ulang model bisnisnya selama 18 bulan terakhir. Untuk meraih konsumen menengah kebawah di Asia Tenggara, mereka bergerak menawarkan paket harian yang terjangkau. Mereka juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan besar lainnya seperti Grab di Indonesia dan Disney’s Hotstar di India.

Namun dalam beberapa minggu terakhir, sumber industri mereka menunjukkan permasalahan pembayaran dan defisit anggaran. Hal ini diperparah dengan kegagalan pemindahan produksi Kantana di Thailand akibat tidak adanya dana dari HOOQ itu sendiri.

Tag

Wahyu Soetisna

Just a person who loves to write somethings