Diduga Plagiat Kimetsu no Yaiba, Game Asal Korsel Ini Langsung Tutup Layanan

Gaming 29 Apr 2020

Sebuah game RPG untuk smartphone asal Korea Selatan, Gwisal-ui Geom (The Ear Slaying Sword) mengumumkan pada hari Senin (27/4) bahwa layanan untuk gamenya akan berakhir pada hari ini, Rabu (29/4). Pengumuman ini datang hanya berselang 3 hari setelah peluncuran awal game tersebut pada 24 April.

Dilansir dari Anime News Network, game tersebut dituduh telah melakukan plagiarisme karena kemiripannya dengan serial manga Jepang karya Koyoharu Gotouge, Demon Slayer : Kimetsu no Yaiba. Tidak hanya protagonis yang memiliki kemiripan fisik dengan protagonis Tanjirou Kamado, jalan ceritanya pun juga mirip setelah keluarganya dibunuh oleh iblis dan pergi berpetualang untuk menaklukkan mereka.

Meskipun begitu, pengumuman tersebut tidak secara langsung membahas tentang tuduhan plagiarisme, dimana publisher game tersebut hanya mengatakan bahwa game dihentikan karena “berbagai masalah”. Staf pun mengungkapkan bahwa mereka meminta maaf akibat kasus ini. Pembelian game pun juga telah diblokir sebelum penutupan resmi game tersebut.

Pengembang game sendiri, Tennine sebelumnya membantah tuduhan itu. Mereka mengatakan kepada situs berita game Korea Selatan, Meca bahwa kedua franchise tersebut serupa karena pakaian gaya Jepang dan premis dasar untuk memerangi iblis.

Game Meca melaporkan bahwa pelanggan café resmi game tersebut juga sempat diusir karena menuduh mereka melakukan plagiarisme. Situs tersebut juga melaporkan bahwa beberapa bagian dalam game tersebut juga memiliki kesamaan dengan game Korea lainnya seperti Sodeu Maseuteo Seutoli (Sword Master Story).

Gotouge merilis manga Demon Slayer : Kimetsu no Yaiba melalui Weekly Shonen Jump pada Februari 2016. Manga ini pun diadaptasi menjadi sebuah serial anime 26 episode pada April 2019, dan akan mendapatkan sekuel film pada 16 Oktober mendatang. Sebuah adaptasi mobile game dan konsol resminya juga bakal diluncurkan.

Tag

Wahyu Soetisna

Just a person who loves to write somethings