Tiga Stasiun TV Jepang Tiadakan Syuting Stripping Akibat Pandemi Corona

Media 7 Apr 2020

Pandemi Virus Corona (Covid-19) ini menyebabkan berbagai acara ditiadakan, atau diadakan tanpa penonton. Hal ini menyusul keputusan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe yang mengumumkan kondisi darurat.

Dilansir dari Arama Japan, total ada tiga media penyiaran yang mengalami peniadaan jadwal syuting drama. Pertama adalah Nippon TV atau yang akrab disingkat NTV atau Nittere, mengumumkan pada Senin (6/4) hari ini bahwa kegiatan syuting ditiadakan selama 14 hari bagi memutus mata rantai penyebaran virus corona. Keputusan ini berlaku untuk syuting variety show hingga syuting drama. Stasiun TV ini juga menerapkan pembatasan masuk ke studio seperti pengecekan suhu tubuh, dan mulai menerapkan bekerja dari rumah.

Tak hanya Nittere, stasiun TBS dan TV Tokyo juga menerapkan hal yang sama. Beberapa stasiun televisi dari jaringan lain juga kemungkinan besar akan menerapkan hal yang sama mengingat pemerintah telah menetapkan negara dalam keadaan tanggap darurat minggu ini.

Kondisi Darurat

Sebelumnya, Kantor Berita Kyodo melaporkan pada hari Senin bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bermaksud untuk menyatakan keadaan darurat karena wabah penyakit virus Corona baru (COVID-19) di negara itu. Abe perlu berkonsultasi dengan panel penasehat yang terdiri dari ahli kesehatan masyarakat dan medis untuk menentukan perlunya keadaan darurat.

Deklarasi ini terutama akan menargetkan Tokyo, Osaka, dan daerah metropolitan lainnya di Jepang, memberdayakan pemerintah prefektur untuk menginstruksikan orang-orang hanya pergi keluar untuk membeli pasokan, dan memungkinkan pemerintah daerah untuk mengarahkan penutupan sekolah dan bisnis. Pemerintah daerah juga dapat membatasi penggunaan fasilitas yang mengakomodasi kelompok besar orang, seperti stadion dan teater. Di bawah kebijakan saat ini, badan pemerintah Jepang hanya dapat menyarankan perusahaan dan organisasi untuk secara sukarela menyetujui karantina diri.

Di bawah keadaan darurat ataupun keadaan tertentu, pemerintah prefektur dapat mengambil alih beberapa properti dan fasilitas pribadi untuk mendirikan rumah sakit darurat, meminta ketentuan yang diperlukan dan pasokan medis dari mereka yang menolak untuk menjualnya, dan meminta bantuan sektor swasta dalam mengangkut persediaan darurat.

Total 1.033 kasus Covid-19

Kasus Virus Corona yang terjadi di Jepang sendiri termasuk parah dan mengalami lonjakan drastis. Tokyo melaporkan 143 kasus infeksi baru dari COVID-19 hingga hari Minggu (5/4) kemarin, menandai hari lain dengan peningkatan rekor tertinggi, dan menjadikan jumlah total infeksi di Tokyo menjadi 1.033.

Pejabat kesehatan sangat prihatin bahwa 64% dari kasus baru pada hari Minggu, atau 92 kasus, tidak memiliki rute infeksi yang jelas. Mengetahui rute infeksi adalah kunci kebijakan anti-COVID-19 Jepang sampai sekarang. Upaya negara tersebut bergantung pada pengidentifikasian dan isolasi kelompok-kelompok infeksi ketika mereka muncul

Tag

Agung Suhendro

Semper Fidelis, Semper Paratus.