[AutoTekno] DeltaWing, "Pesawat Hybrid" yang Melesat di Sirkuit 24 Jam

Teknologi 30 Jul 2020

Pernahkah kamu membayangkan kendaraan yang bisa terbang? DeltaWing adalah produk yang dapat merealisasikan fantasi masa kecilmu.

Sesuatu inovasi modern yang kita rasakan sekarang terkadang berasal dari eksperimen yang radikal dan dipandang tidak umum pada masanya. Namun, eksperimen tersebut juga belum tentu diterima oleh masyarakat atau bahkan dapat menyesuaikan regulasi di masa mendatang.

Seperti salah satu mobil balap dengan bentuk nyentrik berikut ini yang dinamakan DeltaWing. Mobil ini sempat dinilai kontroversial dari segi desain dan pada akhir karirnya harus terjadi karena perubahan aturan dan regulasi dalam balapan.

DeltaWing yang Penuh Ejekan

Bagian 1 : Penolakan Indycar dan Don Panoz

Desain bodi belakang yang lebar dengan sayap mirip jet tempur dan ujung runcing dan sempit di bodi depan ini pertama kali dicetuskan oleh Ben Bowlby. Prototipe pertama ini ditujukan di tahun 2009 untuk ajang balapan open wheel di Amerika yaitu Indycar pada musim mendatang.

Namun saat dipertontonkan di publik, reaksi mereka adalah tertawa besar bahkan pihak penyelenggara sirkuit Indianapolis-pun mengecam desain yang “nyeleneh” tersebut. Akhirnya, mereka menunjuk brand Dallara untuk desain mobil balap Indycar.

Melihat hal itu, Don Panoz sang pemilik brand otomotif Panoz mencoba berunding dengan Bowlby dan berkata “bagaimana jika mobil tersebut diikutkan ke dalam American Lemans saja? Atau bahkan lebih menakjubkan jika kita ikutkan serta dalam ajang Lemans di Prancis.”

Sejak saat itu, ide tersebut terus berkembang.

Bagian 2 : Pesawat Hybrid oleh Nissan

Perlu diketahui, daya dan performa yang dihasilkan oleh DeltaWing berasal dari kombinasi energi mesin bensin dan motor listrik. Sehingga mobil ini dikategorikan sebagai Hybrid.

Beruntung untuk Bowlby, Nissan setuju dan bersedia untuk memasok mesin bensin dan Michelin juga memasok ban khusus untuk DeltaWing.

Dengan persetujuan tersebut, Nissan akhirnya merilis mobil bernama ZEOD RC yaitu singkatan dari Zero Emission On Demand Racing Car.

ZEOD RC memakai mesin Nissan DIG-T R 1500cc tiga silinder turbo yang memiliki tenaga hingga 400HP walaupun hanya berbobot 4kg, kemudian mobil ini juga didukung dua elektrik motor yang mampu memberikan output sebanyak 220kW (295HP).

Bagian 3 : Akhir Karir dari DeltaWing

Banyak halangan dan rintangan yang telah dilalui dari perilisan konsep awal mobil ini hingga harus pensiun dini karena regulasi Lemans yang baru.

Pertama, pada debut balapan pertamanya ZEOD RC mengalami permasalahan di bagian gearbox transmission dalam kurun waktu lima laps mengelilingi Circuit De La Sarthe, Le Mans.

Walaupun begitu mobil ini mampu menyelesaikan satu lap dan menyentuh 300km/h hanya dengan dua motor listrik saja, ini pada saat itu merupakan rekor terbaru untuk mobil elektrik.

Dan sepanjang karir dalam sirkuit, DeltaWing belum memperoleh podium dalam ajang balapan apapun yang diikutinya. Seperti Lemans 24 jam, American Lemans, dan IMSA.

Pada 2016, secara sah aturan dan regulasi baru telah diterapkan, memaksa DeltaWing untuk tidak diperbolehkan lagi mengikuti ajang balapan yang sebelumnya pernah diikuti.

DeltaWing di penghujung karirnya pada ajang balap IMSA 2016

Tag

Yoan Fernanda

Seorang penggemar Pop Culture, baik Western, Korea, maupun Jepang. Dan seorang Petrolhead, fans berat Subaru #FL4TISJUSTICE