[Opini] Magia Record NA Tutup Server, Region Lock Membawa Petaka?

Gaming 30 Agt 2020

Belakangan ini para penikmat game gacha sedang dikejutkan dengan kabar penutupan server NA (Amerika Utara) untuk game Magia Record. Game yang merupakan spin-off dari serial Mahou Shoujo Madoka Magica ini akan menghentikan seluruh layanannya pada 29 September 2020 mendatang.

Lantas penutupan server game ini membuat para gamer terkejut. Pasalnya usia game ini terhitung hanya sekitar 1 tahun 2 bulan saja pasca perilisannya pada Juni 2019 yang lalu. Publik pun bertanya-tanya kenapa usia game ini bisa secepat itu. Padahal game ini dibawakan oleh developer sekelas Aniplex.

Awal Perilisan

Aniplex of America merilis versi bahasa Inggris dari Magia Record pada Juni 2019 yang lalu. Game RPG yang berbasis turn-base ini pun begitu antusias disambut oleh para gamer, terutama bagi fanbase Madoka Magica. Namun antusiasme mereka seolah-olah tertahan oleh sistem region lock yang diterapkan oleh developer.

Hanya wilayah Amerika Utara saja yang dapat mengunduh aplikasi ini secara normal via Google Play dan App Store. Sementara wilayah lainnya harus bersikeras mengunduhnya dengan menggunakan VPN.

Region Lock Menghambat Income Mereka?

Nah, disinilah permasalahan mulai muncul. Setelah pengumuman penutupan servernya, sontak laman Facebook resmi Magia Record – English mulai dipenuhi komentar kekecewaan para netizen.

Tapi ada satu hal yang menarik disini. Sebagian dari mereka seakan menyalahkan pihak developer Aniplex yang hanya menyediakan game ini untuk region Amerika Utara saja. Lantas apakah region lock menjadi biang dari permasalahan ini?

Penulis pun mencoba untuk membandingkan seberapa banyak Magireco yang telah diunduh oleh pengguna smartphone dengan game-game sejenis yang membuka server global. Dan hasilnya sungguh tak terduga.

Magia Record – English tercatat hanya diunduh sebanyak lebih dari 100 ribu kali saja via Google Play. Hal ini sungguh mengherankan mengingat game ini sudah rilis pada Juni 2019 yang lalu.

Coba kita bandingkan dengan Arknights yang baru rilis pada Januari 2020 kemarin yang telah mencapai lebih dari 1 juta kali unduhan.

Atau kita bisa bandingkan dengan Sword Art Online Alicization : Rising Steel yang rilis pada akhir 2019 lalu. Adapun alasan penulis membandingkannya dengan Magireco karena game ini sama-sama game moba gacha Jepang, berbasis turn-base, serta rilis sekitar tahun 2019. Yang membedakannya hanya perilisannya saja secara global.

Disini kita bisa melihat bahwa game moba yang rilis secara global jauh lebih banyak diunduh dibandingkan dengan game yang hanya bersifat region lock saja. Developer-developer seperti Yostar dan Bandai Namco berani membuka server global untuk mendatangkan income lebih banyak untuk game mereka.

Kasus ini tak hanya sekali dua kali terjadi, sebelumnya game Symphogear Global juga harus mengakhiri layanannya pada 31 Juli yang lalu akibat sedikitnya jumlah pemain yang aktif akibat dari region lock.

Penulis bertanya-tanya, mengapa masih banyak publisher game tidak sepenuhnya percaya dengan pasar global dan hanya merilis game dengan embel-embel “global” tetapi tidak sepenuhnya dapat diakses oleh penjuru dunia melainkan hanya berada di satu wilayah saja? Apalagi dengan nama franchise sebesar Madoka Magica harus mengahiri perjalanannya akibat esklusifitas seperti ini.


Come on! Target pasar yang menyukai pop kultur jepang tak hanya berada di satu wilayah saja, apalagi jika kita berbicara kata “global”. Jika kita kilas balik ke tahun 2014 kita bisa melihat hype seri Kantai Collection yang begitu hype di kalangan wibu kini sudah mulai tergantikan dengan Azur Lane walau tak sepenuhnya, tak lupa ada Arknights dan Honkai Impact 3 yang tidak perlu menggunakan VPN untuk bermain.

Jika seandainya region lock bukanlah menjadi penyebab utama Magireco NA menutup servernya, setidaknya kita bisa mengambil perbandingannya antara game dengan wilayah terbatas dan game yang bisa tersedia di seluruh dunia. Mungkin ini bisa jadi perhitungan juga bagi developer-developer game lainnya yang ingin mengekspansi pasarnya ke ranah global.

Tag

Muhammad Ferdyan Syahputra

Seorang anak Madrasah Aliyah yang nontonnya motorsport dan anime slice of life.