Karyawan Smartphone Lokal Dirumahkan Dampak CEIR Hampir Penuh

Teknologi 10 Okt 2020

Persoalan proses pemasukan data IMEI di mesin CEIR (Central Equipment Identity Register) yang hampir memenuhi kapasitas (di kisaran 95 persen) menimbulkan masalah baru di pasar smartphone tanah air.

Pabrikan smartphone lokal yaitu Evercoss dan Advan dikabarkan telah merumahkan karyawannya karena produksi smartphone dari kedua brand tersebut mengalami gangguan.

Dikutip dari bisnis.com, alasan produsen ponsel tersebut merumahkan karyawannya lantaran persoalan proses pemasukan data nomor IMEI di mesin Central Equipment Identity Register (CEIR) yang hampir memenuhi kapasitas, yaitu di angka 95 persen.

Dampaknya, banyak ponsel yang masih di pasaran ikut terblokir juga sehingga dealer tidak bisa menjual dan mengembalikan produk tersebut.

Divisi Perizinan Evercoss Fendy Mardyanto mengatakan terkait telah dijalankan sistem pemblokiran oleh Kemenkominfo terhadap IMEI yang tidak resmi pada prinsipnya perseroan setuju.

Namun, setelah pemberlakuan pada 15 September lalu terjadi sejumlah masalah pada produk Evercoss. Selain banyak ponsel yang masih terblokir di pasaran, ponsel yang IMEI nya terdaftar setelah 24 September dan sudah diproduksi pun tidak dapat menerima sinyal dari operator, yang membuat ponsel tersebut tidak bisa dilepas ke pasaran.

"Jadi produksi sementara kami hentikan dan karyawan dirumahkan sementara karena kami tidak tahu sampai kapan kendala ini akan berlanjut," kata Fendy.

Fendy mengemukakan pada kondisi normal, kapasitas produksi yang terpasang bisa mencapai 200.000 unit per bulan. Namun hal itu juga tergantung produk yang akan diproduksi, jika featured phone atau 2G malah bisa lebih.

Fendy pun berharap pemerintah yang berwenang dapat segera menyelesaikan masalah ini dan atau memberi kepastian waktu masalah ini bisa teratasi.

Sementara itu, Government Relation & Legal Advan Tria Muluk mengamini sejauh ini dikarenakan sistem pada CEIR sudah 95 persen hampir penuh, pihak operator belum memperkenankan untuk upload IMEI baru yang didaftarkan di Kementerian Perindustrian sejak 23 September

"Sehingga berdampak pada terggangunya keberlangsungan proses produksi untuk model-model baru yang akan segera launching. Dari sini kami sudah merumahkan sementara beberapa karyawan pabrik karena tidak ada proses produksi," kata Tria.

Dia mengemukakan saat ini pabrik sudah mati total dengan hanya meneruskan produksi yang tersisa dan tidak memerlukan banyak pekerja. Menurutnya, produksi Advan kurang lebih 200.000-300.000 per bulan.

Menurut Tria, saat ini untuk penjualan masih berjalan hanya untuk produksi produk baru yang tergganggu. Dia pun berharap masalah ini segera teratasi.

"Memang jika itu terkait kendala Teknis seperti kapasitas tidak mendukung lebih baik ditambah dulu karena jika hal ini tidak dilakukan jelas merugikan semuanya," ujarnya.

Tag

Ilham Purnama Sadik

Pecinta Otomotif yang punya tiga oshi : Suisei, Hanasaru dan IONIQ 5. Juga menulis di SuaraMerdeka.com pada hari kerja