[#REPLIKA] Microsoft Edge untuk Linux Telah Hadir!

Teknologi 22 Okt 2020

Seperti yang MedForians tahu, Microsoft Edge merupakan browser bawaan Windows 10 yang semenjak di-rebase dengan Chromium Browser menjadi browser yang ada di OS selain Windows 10 seperti Windows 8.1 kebawah, MacOS, Android dan iOS. Bahkan, Microsoft pun telah merampungkan versi developer dari Microsoft Edge untuk OS Linux.

Di #REPLIKA singkat kali ini, kami memasang Microsoft Edge di Kubuntu 20.04, dan kami akan melakukan pengujian singkat mulai dari impresi berselancar, adu benchmark dengan browser lain (ya, kami akan mengadunya dengan Firefox) serta mengulik beberapa fitur yang ada di Edge browser.

Sebelum kita mulai, kalian bisa mengunduh file instalasi Edge Browser berukuran 80-an MB melalui microsoftedgeinsider.com dan menginstalnya dengan package installer atau menggunakan command di terminal.

Impresi Pertama

Setelah menginstal Edge Browser, MedForians akan disambut oleh welcome screen dan pemilihan tata letak untuk tab baru. Sama seperti Edge untuk Windows, ada tiga tata letak yang bisa kalian pilih. Seperti focused, inspirational dan informational. MedForians juga bisa mengkostumisasi tampilan tab baru sesuka kalian.

Saat diajak berselancar internet pun cukup lancar, minim lag dan di beberapa momen, kami bisa membuka website Media Formasi dengan cepat. Meskipun saat kami mengadunya dengan Firefox, ada satu momen dimana firefox lebih cepat ketimbang Edge.

Beberapa fitur Microsoft Edge di Windows pun turut diboyong ke versi Linux ini. Seperti Immersive reader, collection, intergrasi dengan Bing, web screenshot tool dan kompabilitas dengan ekstensi Chrome.

Sayangnya, di build awal ini, MedForians tidak bisa login dengan Microsoft Account. Tapi semoga saja di build berikutnya, Microsoft memperbaiki hal ini.

Adu Benchmark dengan Firefox

Microsoft mengklaim bahwa Edge lebih cepat ketimbang kompetitornya, termasuk Firefox. Namun, apakah klaim Microsoft itu benar? Kami telah mengkomparasikan Edge di Linux dengan Firefox 78 bawaan Kubuntu melalui metode benchmarking.

Benchmark kedua browser ini dilakukan dalam dua skenario yang berbeda, yaitu saat laptop membuka aplikasi diluar browser yang di uji benchmark di waktu yang bersamaan + salah satu browser telah dikostumisasi dengan menambahkan plugin add-on, dan di saat laptop hanya membuka satu browser yang di uji benchmark tanpa plugin sama sekali.

Disclaimer : Pengujian ini dilakukan menggunakan Acer 4732z dengan prosesor Pentium T4400 + RAM 4 GB. Hasil mungkin berbeda di perangkat lain

Dari hasil benchmark dengan BrowserBench Speedometer 2.0, Edge dapat meraih skor 15.8 runs/minute saat laptop membuka Firefox yang dibenchmark di waktu yang bersamaan. Serta 23.8 runs/minute saat laptop hanya membuka Microsoft Edge di mode InPrivate (Incognito).

Sementara itu, Firefox meraih skor 9.27 runs/minute saat laptop membuka Microsoft Edge yang dibenchmark di waktu yang bersamaan. Serta 18.1 runs/minute saat laptop hanya membuka Firefox di mode privat.

Dari kedua hasil tersebut, Edge terbukti lebih cepat dan lebih enteng ketimbang Firefox, sekalipun di laptop berspesifikasi rendah.

Selain itu, konsumsi RAM Microsoft Edge berbanding Firefox terbilang cukup rendah. Edge hanya memakan ram 58.928 K berbanding Firefox yang memakan ram 179.004 K, saat kami pantau melalui KSystemGuard (Task Manager nya KDE).

Kesimpulan

Microsoft Edge bisa menjadi alternatif baru selain Firefox, Chrome dan browser lain, terutama bagi pengguna Linux. Selain hadir dengan fitur yang lebih lengkap, Edge diklaim lebih cepat dan lebih enteng ketimbang kompetitornya.

Demikian ulasan singkat kami mengenai Microsoft Edge untuk Linux. Jika ada kritik/saran yang ingin disampaikan, sila komentar dibawah.

Tag

Ilham Purnama Sadik

Pecinta Otomotif yang punya tiga oshi : Suisei, Hanasaru dan IONIQ 5. Juga menulis di SuaraMerdeka.com pada hari kerja