[Review] Setahun Memakai Advan G3 Pro, Layak Jadi Daily Driver?

Teknologi 12 Des 2020

Tahun lalu, kami pernah membuat initial review dari sebuah smartphone lokal yang kami pakai selama satu tahun penuh hingga sekarang. Banyak hal yang ingin kami ceritakan saat kami menggunakan smartphone ini selama setahun penuh. Dan berikut ulasan kami soal Advan G3 Pro (versi 2019) setelah satu tahun pemakaian.

Dalam ulasan ini, kami akan fokus ke beberapa hal yang seperlunya penting untuk MedForians tahu, seperti uji pengunaan jangka panjang serta hal-hal lain yang berkaitan dengan seberapa future-proof smartphone ini. Untuk ulasan mengenai desain, kamera, dan lain sebagainya, MedForians bisa membaca initial review kami soal Advan G3 Pro sebelum melanjutkan membaca ulasan ini.

Performa

Hal pertama yang mungkin MedForians ingin tahu ialah, “Bagaimana performanya setelah satu tahun dipake terus-terusan?”Sejauh ini, kami bisa bilang kalau performa smartphone ini nggak jelek-jelek banget, tapi nggak bagus-bagus banget. Prosesor Octa-core 1.6 GHz besutan Unisoc ini bisa dibilang nggak sebagus Mediatek Helio ataupun Qualcomm Snapdragon di kelas yang sama, namun sebenarnya masih andal untuk kegiatan tertentu.

Misalnya saja saat kami menggunakan Advan G3 Pro untuk membuka media sosial sembari mendengarkan musik. Performa yang dihasilkan SC9863A ini terbilang cukup mumpuni, dan juga minim lag. Tentu hal itu dipengaruhi juga oleh RAM 4 GB yang membuat proses multi task menjadi lebih lancar.

vibin' and chillin'

Hal berbeda justru saat kami menyiksa G3 Pro untuk bermain gim seperti Assoluto Racing di setelan rata kanan. Terjadi penurunan performa yang membuat pengalaman bermain gim menjadi kurang nyaman, kecuali saat kami menurunkan setelannya ke 480p Low dengan frame limit di 60 FPS, yang membuat game menjadi sedikit lebih lancar.

brrrrrmmmmm

Dari pengujian gim pada paragraf di atas, kami bisa menyimpulkan bahwa smartphone ini tidak begitu capable untuk gaming berat, sekalipun bermain gim kekinian seperti Genshin Impact. Namun smartphone ini mungkin bakal berguna untuk kegiatan yang ringan seperti membuka media sosial atau menikmati musik atau film misalnya.

Baterai

Beralih ke ketahanan baterai, baterai 3000 mAh yang dibawa G3 Pro ini bisa dibilang tidak begitu besar untuk ukuran smartphone zaman sekarang yang rata-rata membawa baterai diatas 4000 mAh. Namun tidak sekecil baterai pesaing terdekatnya, Mito W1.

Baterai 3000 mAh tersebut bisa bertahan dari 100% ke sekitaran 16-12 persen selama 4-6 jam dengan SOT antara 3-4 jam. Apakah itu awet? Nope, untuk ukuran smartphone di tahun 2020, baterai ini bisa dibilang agak boros ketimbang hape di rentang harga yang sama, namun dengan baterai yang lebih besar dan fabrikasi prosesor yang lebih kecil dibanding smartphone ini.

Jadi, smartphone ini mungkin tidak begitu worth bagi kalian yang hobi main game secara intens dan lama serta kalian yang sering menggunakan smartphone se-sering mungkin. Apalagi buat yang hobi jalan-jalan, mungkin kalian harus menyiapkan powerbank jika saat diperjalanan baterai smartphone ini habis.

Hal-hal Lain

Selain performa dan daya tahan baterai, ada beberapa hal lain yang bisa menjadi bahan pertimbanganmu untuk membeli Advan G3 Pro (terutama versi 2019). Pertama, softwarenya sendiri bisa dibilang agak mengecewakan, karena kami hanya dapat 2-3 kali update minor tanpa pembaruan security patch, dan tentu saja, tidak ada update ke Android 10.

Selain masalah update, fitur yang ada di IDOS pun kami rasa masih kurang. Mulai dari kustomisasi, hingga fitur gesture yang sebenarnya mirip dengan apa yang kalian temukan di One UI 1.0 nya Samsung. Selain itu, bagi kalian yang FOMO (fear of missing out), kalian mungkin akan kesal sama manajemen RAM saat menghapus recent apps. Karena, saat kalian memencet clear all recent apps, aplikasi yang ada di recent apps akan di terminate secara otomatis, yang membuat notifikasi menjadi tidak masuk. Kecuali kalau kamu menambahkan beberapa aplikasi ke daftar putih (Whitelist) di Phone Manager.

Hal berikutnya ialah soal kamera, yang menurut kami ada sisi plus dan sisi minusnya. Poin plusnya, hasil kamera saat kondisi cukup cahaya terlihat tidak begitu buruk namun tidak sebagus smartphone sekelas di rentang harga yang sama. Poin minusnya, selain hasil low-light nya yang nggak sebaik hasil saat kondisi cukup cahaya, serta smartphone ini hanya bisa diinstal Gcam Go, bukan Gcam mod yang biasa dipake di smartphone Xiaomi dkk yang sudah dioprek.

Hal-hal lain seperti penyimpanan 64 GB yang sangat berguna sekali untuk kalian yang hobi mengoleksi aplikasi atau film, yang tentunya bisa diekspansi dengan kartu memori hingga 128 GB. Selama setahun pemakaian, penyimpanan internal tersisa 12-14 GB yang tentunya masih cukup banyak untuk menyimpan berbagai data disana.

Plus Minus

Plus

  • RAM dan Penyimpanan internal yang cukup besar di rentang harga dibawah 1,5 jutaan
  • Hasil kamera yang mumpuni di keadaan cukup cahaya
  • Multitasking yang lancar
  • Desain yang kekinian

Minus

  • Software yang agak mengecewakan
  • Performa gaming tidak sebagus smartphone di rentang harga yang sama
  • Tidak diperuntukan untuk orang yang FOMO

Kesimpulan

Setelah satu tahun menggunakan smartphone ini, kami dapat menyimpulkan bahwa smartphone ini sebenarnya layak untuk orang yang nggak peduli soal brand dan juga ga peduli soal spek, yang penting bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari (diluar gaming berat).

Dan apakah smartphone ini future-proof? Well, dari segi smartphone ini sebenarnya masih bisa dipakai dalam jangka waktu panjang, asalkan kalian mempergunakan smartphone ini sewajar mungkin.

Tag

Ilham Purnama Sadik

Pecinta Otomotif yang punya tiga oshi : Suisei, Hanasaru dan IONIQ 5. Juga menulis di SuaraMerdeka.com pada hari kerja