Semua Browser Selain Chrome Menolak FLoC, Pengganti Cookie yang Kontroversial

Teknologi 19 Apr 2021

Sebelumnya Google telah menyatakan bahwa Chrome tidak akan lagi mengizinkan website untuk menggunakan third-party cookies selain dari domain mereka.

Pelarangan penggunaan third-party cookies memang akan menggemparkan bisnis periklanan karena pengiklan tidak bisa mengidentifikasi pengguna dan menyediakan iklan yang sesuai.

Sebagai gantinya, Google telah menyiapkan teknologi algoritma untuk menggantikan posisi third-party cookies yang disebut "Federated Learning of Cohorts" (FloC).

Apa Itu FLoC?

Pada dasarnya, Federated Learning of Cohorts (FLoC) merupakan teknologi algoritma yang digunakan untuk "menyediakan iklan yang sesuai dengan minat pengguna" tanpa diketahui oleh pengiklan tersebut.

Cara kinerjanya adalah FLoC akan melihat browser history pengguna dengan menggunakan algoritma kompleks untuk menempatkannya ke dalam sebuah "kelompok" yang memiliki minat yang hampir sama, sehingga pengiklan dapat memberikan iklan yang sesuai dengan minat mereka tanpa perlu mengetahui identitas pengguna tersebut. Setiap browser history akan dirahasiakan dan tidak disebarkan kepada siapa pun, tapi browser akan melihat riwayat tersebut dan menempatkannya ke dalam "kelompok" tersebut.

Contohnya seperti ini, Chrome akan memberitahu sebuah situs bahwa ada seorang pengunjung merupakan bagian dari sebuah "kelompok". Lalu situs tersebut tahu bahwa "kelompok" tersebut memiliki ketertarikan terhadap figur anime dan game. Karena Chrome hanya memberitahu "kelompok" kepada situs tersebut, maka secara teori, identitas pengguna tersebut akan aman.

Google sendiri tidak akan melabeli "kelompok" tersebut karena nantinya itu semua akan tergantung pada industri teknologi, jadi pengguna tidak dapat melihat isi di dalam Chrome dan mengetahui apa yang jadi minatnya.

Mengapa Semua Browser Menentangnya?

Lantas, keberadaan teknologi FLoC pun menjadi kontroversi sebagaimana semua perusahaan browser kecuali Google 'kompak' menentang implementasi FLoC ke dalam browser mereka, dengan alasan FLoC dianggap dapat melanggar privasi penggunanya.

Salah satunya adalah Brave, melalui blog post di situs resmi mereka yang berjudul "A Step in the Wrong Direction" menjelaskan kenapa mereka sangat menentang FLoC sebagai berikut:

"Salah satu aspek terburuk dari FLoC adalah dapat melanggar privasi penggunanya secara materil dengan kedok 'ramah privasi'. Pihak lain telah merinci banyak cara bagaimana FLoC dapat merusak privasi. Kami mencatat di sini bahwa terdapat tiga aspek FLoC yang sangat berbahaya dan memprihatinkan."

Selain itu, Vivaldi juga merilis blog post serupa di situs resmi mereka yang berjudul "No, Google! Vivaldi users will not get FLoCโ€™ed", menjelaskan bahwa Vivaldi sangat menghargai privasi pengguna dan mengatakan bahwa FLoC merupakan teknologi yang berbahaya, sebagaimana yang dijelaskan dalam pernyataan berikut:

"Di Vivaldi, kami membela hak privasi pengguna. Kami tidak menyetujui pelacakan dan pembuatan profil dalam kedok apa pun. Kami tentu tidak akan mengizinkan produk kami membuat profil pelacakan lokal."

"Bagi kami, kata 'privasi' berarti privasi yang sebenarnya. Kami tidak mengubahnya menjadi sebaliknya. Kami bahkan tidak mengamati bagaimana Anda menggunakan produk kami. Kebijakan privasi kami sederhana dan jelas; kami tidak ingin melacak Anda."

Bahkan Vivaldi merilis sebuah video di YouTube untuk menegaskan penolakan tersebut.

Sementara itu, Microsoft melalui The Verge mengatakan bahwa mereka tidak akan berencana untuk implementasi teknologi tersebut ke dalam Microsoft Edge, sebagaimana dari pernyataan berikut:

"Kami percaya bahwa di masa depan web dapat memberikan privasi, transparansi, dan kontrol kepada orang-orang sembari mendukung model bisnis yang bertanggung jawab untuk menciptakan ekosistem yang dinamis, terbuka, dan beragam. Seperti Google, kami mendukung solusi yang memberikan persetujuan yang jelas kepada pengguna, dan tidak mengabaikan pilihan konsumen. Itu juga mengapa kami tidak mendukung solusi yang memanfaatkan sinyal identitas pengguna yang tidak disetujui, seperti sidik jari. Industri sedang dalam perjalanan dan akan ada proposal berbasis browser yang tidak memerlukan ID pengguna individu dan proposal berbasis ID yang didasarkan pada persetujuan dan hubungan pihak pertama. Kami akan terus mengeksplorasi pendekatan ini dengan komunitas. Baru-baru ini, misalnya, kami dengan senang hati memperkenalkan satu kemungkinan pendekatan, seperti yang dijelaskan dalam proposal PARAKEET kami. Proposal ini bukanlah iterasi terakhir tetapi merupakan dokumen yang terus berkembang."

Sementara Mozilla melalui perwakilan mereka mengeluarkan pernyataan mengenai rencana depan Firefox termasuk penggunaan FLoC:

"Saat ini kami sedang mengevaluasi banyak proposal periklanan yang melindungi privasi, termasuk yang diajukan oleh Google, tetapi saat ini kami tidak memiliki rencana untuk menerapkannya."

"Kami tidak percaya dengan asumsi bahwa industri membutuhkan miliaran data tentang orang-orang yang dikumpulkan dan dibagikan tanpa pemahaman mereka untuk menayangkan iklan yang relevan. Itulah mengapa kami menerapkan 'Perlindungan Pelacakan' yang ditingkatkan secara default untuk memblokir lebih dari sepuluh miliar pelacak setiap hari, dan terus berinovasi dengan cara baru untuk melindungi orang-orang yang menggunakan Firefox."

"Iklan dan privasi bisa berjalan berdampingan. Dan industri periklanan dapat beroperasi secara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kami berharap dapat berperan dalam menemukan solusi yang membangun web yang lebih baik."

Mayoritas kritik yang ditujukan kepada teknologi FLoC berkisar pada transparansi dan bagaimana data yang dibagikan FLoC kepada situs. Saat ini masih belum jelas apakah penolakan perusahaan browser akan mempengaruhi FLoC ke depannya.

Tag

Dio Puja Altha

Seorang penulis yang selalu kebelet menulis melawan tangan saya yang gatel mengetik di keyboard (เน‘>โ—ก<เน‘). Writing, Photography, and Subtitling, Just Doing Something Fun for My Own Sake (^^;)