Batasi Produk Impor, Pemerintah Indonesia Bakal Produksi Laptop “Merah Putih”
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia akan membatasi impor produk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah akan memproduksi barang-barang tersebut di dalam negeri.
“Kita berharap makin banyak nanti yang akan diproduksi dalam negeri sejalan dengan dana yang Kementerian Pendidikan punya, dan kita akan buat aturan lagi supaya sebanyak mungkin digunakan, dan kita akan batasi impor-impor dari luar,” ujar Menko Luhut melalui Konferensi Pers Peningkatan Produk Dalam Negeri pada Sektor Pendidikan hari Kamis (22/7).
Dilansir dari Liputan6 dan Kompas, salah satu perangkat TIK yang akan diproduksi di dalam negeri adalah laptop. Pemerintah tengah berupaya memperkuat kemampuan riset dalam negeri untuk mendorong pembuatan laptop dengan tingkat kandungaan dalam negeri (TKDN) yang tinggi.
Adapun yang saat ini sedang digarap adalah laptop “Merah Putih” dengan merek Dikti Edu. Laptop produksi dalam negeri tersebut sudah dibuat oleh ITB, ITS, dan UGM bekerja sama dengan industri TIK dalam negeri.
“Saya kira zamannya Menteri Nadiem elok kalau ini sudah mulai diluncurkan”, ujarnya.
Disisi lain, Luhut juga menegaskan bahwa industri wajib melakukan offset agreement untuk meningkatkan R&D dengan mengikutsertakan vokasi dan pendidikan tinggi yang dituangkan dalam kontrak pemesanan.
Juga Melibatkan Pemda untuk Produk Dalam Negeri Lainnya
Lebih lanjut pemerintah juga telah memetakan kebutuhan produk TIK untuk tahun anggaran 2021 hingga 2024. Adapun rencana pengadaan produk untuk berbagai tingkatan sekolah yakni laptop, access point, konektor, LCD proyektor, layer proyektor, dan speaker aktif.
“Saya kira ini sudah menggambarkan, kebutuhan tersebut dapat terpenuhi oleh produk-produk TIK dalam negeri,” lanjutnya.
Nantinya, Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengalokasikan DAK fisik pendidikan untuk membeli produk dalam negeri sebagamana yang telah dilakukan oleh Kemendikbud ristek untuk membelanjakan laptop PDN 100 persen.