[Fokus] Sulitnya Berhemat Kuota pada Masa Pandemi

Fokus 23 Agt 2021
Ilustrasi kepala pusing saat tiba-tiba kuota habis (Foto: TrekCore/Istimewa).

Kamu bangun di pagi (atau siang, jika kamu nokturnal) hari, berharap semua akan berjalan dengan lancar. Hal pertama yang kamu cari adalah ponsel, layaknya masyarakat di abad ke-21.

Seperti biasa, kamu browsing dan membuka sosmed sebentar lalu kemudian tiba-tiba postingan terbaru tidak muncul. Kamu refresh berkali-kali namun tiada hasil.

Kamu melirik bar notifikasi dan melihat logo SMS telah muncul. Sayangnya, bukan hanya sekadar promo tapi notifikasi bertuliskan:

"Kuota kamu telah habis".

Begitulah kisah sehari-hari bagi sebagian orang yang masih mengandalkan kuota internet untuk mengakses jaringan global yang menjadi kehidupan kedua saat ini.

Baru Sebentar sudah Ratusan Megabyte

Kalau memang sudah mendekati akhir masa waktu berlaku kuota tersebut, tidak masalah. Hal yang membuat pusing adalah jika kamu baru beli 1-2 minggu yang lalu.

Awalnya, kamu tetap membeli kuota, kemudian habis, lalu beli lagi, berulang. Tidak sadar sudah ratusan ribu kamu habiskan untuk kuota yang sebenarnya bisa berlaku berbulan-bulan.

Untuk kaum masyarakat aktif, terutama pelajar dan karyawan yang WFH, sudah pasti langganan dengan aplikasi Google Meet dan Zoom. Kedua aplikasi tersebut menjadi sahabat sehari-hari untuk menjalani kewajiban komunikasi, mulai dari kehadiran kelas hingga rapat.

Jika kamu memantau penggunaan internet mu sehari-hari, kamu akan menyadari betapa borosnya kedua aplikasi tersebut. Selain memakan sumber daya ponsel, terutama untuk kelas entry, kuota internet mu yang berlimpah tanpa sadar cepat terpakai.

Pemakaian 3 jam Google Meet dengan browsing kecil-kecilan dapat mencapai 1 Gigabyte. Tentunya dengan catatan terdapat satu orang on-cam dan menggunakan fitur share screen. Apabila terdapat beberapa sesi selama satu hari, lalu selama seminggu dilakukan selama, anggap saja 4 hari, berapa banyak kuota yang sudah habis untuk hal itu. Perhitungan kasar tersebut belum mempertimbangan kegiatan membuka media sosial, browsing yang lebih berat, nonton YouTube, Netflix, dan masih banyak lagi.

Sebagai contoh, pemakaian standar saya selama satu hari biasanya ada pada rentang 1-3 GB. Kuota tersebut habis karena selain untuk aplikasi video conference, juga untuk YouTube, browsing, buka sosmed seperti Facebook atau Instagram. Ya anggap saja hal-hal standar yang biasa dilakukan di era sekarang.

Hati-hati Dengan Aplikasi yang Boros Kuota

Catatan pemakaian kuota internet berdasarkan aplikasi (Foto: Istimewa).

Mungkin kalian sudah tahu hal ini, tapi sebaiknya kamu perhatikan aplikasi apa saja yang membuat kuota mu selain habis. Selain aplikasi yang wajib digunakan, seperti Zoom hingga WhatsApp, kamu bisa membatasi penggunaan aplikasi yang lain.

Secara kasar, kamu dapat mengasumsikan kalau aplikasi yang dapat memperlihatkan gambar sebagai aplikasi yang memakan kuota cukup banyak. Banyak sekali tipe aplikasi tersebut saat ini, mulai dari hampir semua media sosial saat ini hingga aplikasi lainnya. Apalagi jika gambar atau video yang ditampilkan terlihat cukup HD, seperti pada Instagram dan Reddit.

Kemudian, ada baiknya kamu cek apakah ada aplikasi yang melakukan sync di belakang layar. Walau terlihat sepele, dalam jangka waktu panjang penggunaan kuota akan terlihat cukup besar. Hal tersebut terutama perlu diperhatikan apabila aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi berbasis cloud, seperti Google Photos.

Bantuan Kuota Kemendikbud

Salah satu kebijakan terpenting pada masa pandemi ini adalah pemberian bantuan kuota bagi pelaku pendidikan, yaitu tenaga pengajar dan pelajar. Kuota yang dibagikan bervariasi dari tingkat PAUD sebesar 7 GB hingga dosen atau mahasiswa sebesar 15 GB.

Bantuan kuota dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada pertengahan tahun 2020 (Foto: Pikiran Rakyat).

Jumlah kuota yang dibagikan juga bervariasi. Pada awalnya kuota paling tinggi yang dibagikan adalah sebesar 50 GB, namun sekarang hanya 15 GB. Perlu diingat juga bahwa kuota besar bukan berarti dapat dipakai semuanya. Dapat dikatakan bahwa bantuan pertama dengan kuota tersebut cukup mubazir karena cenderung habis waktu berlaku lebih dahulu dibandingkan habis kuota.

Bantuan kuota Kemendikbud periode September-November 2021 (Foto: Istimewa).

Walau terdapat beberapa situs atau layanan internet yang diblokir, tetap saja bantuan ini sangatlah membantu kaum pelajar dan tenaga pengajar. Dengan pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dapat dikatakan prestasi siswa di sekolah semakin bergantung dengan ketersediaan internet.

Pantau Penggunaan Kuota Setiap Hari

Misalkan, pada aplikasi Google Photos kamu dapat membatasi penggunaan internet untuk proses backup.

Kamu bisa menggunakan fitur bawaan ponsel yang mencatat penggunaan internet kamu setiap harinya. Fitur tersebut tersedia baik di sistem operasi Android maupun iOS. Bahkan, kamu dapat melihat penggunaan internet kamu di sistem operasi Windows 8.1 dan Windows 10.

Selain melihat aplikasi atau fitur ponsel apa saja yang menggunakan kuota internet, kamu juga dapat membatasi penggunaan internet ponsel kamu. Umumnya, pengaturan tersebut dapat kamu cari dengan nama "Data Limit" di kategori Data Usage.

Jika kamu ingin opsi lain, kamu bisa mengunduh aplikasi yang mencatat penggunaan internet kamu, salah satunya adalah Internet Speed Meter. Untuk versi gratis, nama aplikasi tersebut adalah Internet Speed Meter Lite.

Catatan pemakaian kuota internet harian pada aplikasi Internet Speed Meter Lite (Foto: Istimewa).

Selain menampilkan penggunaan internet secara realtime, terdapat juga history penggunaan internet kamu setiap harinya. Data tersebut kemudian dikelompokan menjadi penggunaan selama 7 hari terakhir, 30 hari terakhir, dan bulan lalu.

Google sempat merilis aplikasi yang dapat membantu kamu untuk menghemat kuota internet. Aplikasi yang bernama Datally ini dapat memberikan batasan pada setiap aplikasi dan mematikan internet pada aplikasi tersebut apabila sudah melebihi batas penggunaan. Sayangnya, Google memutuskan untuk menghentikan dukungan untuk layanan tersebut pada tahun 2019 dan menghapus aplikasinya dari Play Store.

Solusi terbaik dari semua ini ada dua opsi. Beli kuota unlimited, atau langsung saja pasang internet kabel di rumah.

Kamu tidak akan perlu memilikirkan berapa penggunaan internet mu hari ini karena skema internet kabel biasanya adalah flat tariff dan, tergantung provider, tidak ada pembatasan kecepatan internet (ehem FUP).

Sayangnya, tidak semua orang mampu atau memiliki akses untuk internet kabel. Dengan fenomena yang semakin menggeser aktivitas manusia ke dunia internet, pemerataan akses jaringan global tersebut menjadi salah satu prioritas utama sebagai bentuk pembangunan infrastruktur nasional.

Tag

Yehezkiel Frederik Ruru

Photography, Technology and Videography Enthusiast