Zahra Aisha, Sosok Pro Player Wanita Berprestasi di Dunia e-Sport

Gaming 23 Des 2021

Dunia game kompetitif saat ini kian meningkat dalam popularitasnya. Newzoo, penerbit riset pasar game global, memperkirakan bahwa pendapatan industri eSports akan melampaui angka miliaran dolar pada tahun 2020, dengan angka penonton menembus 495 juta penonton di seluruh dunia. Namun demikian, saat ini esports sebagai trah tertinggi cabang kompetisi olahraga di dunia gaming, adalah medan yang saat ini masih identik dimainkan oleh kaum pria. Hal ini diperkirakan merupakan buah dari berbagai game design yang kerap ditargetkan untuk memikat naluri kompetitif, dan menirukan olahraga di dunia nyata secara virtual; yang juga didominasi oleh para pria.

Namun, tidak seperti olahraga tradisional, di mana pria sering dianggap memiliki keunggulan fisik dibandingkan wanita, atribut fisik tidak terkait dengan kinerja tinggi dalam eSports, yang memungkinkan pria dan wanita bersaing di arena yang sama.

Maka dari itu, kiprah para lady gamers saat ini juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Perlahan namun pasti, mulai banyak wanita yang kerap mengidentifikasi dirinya sebagai casual bahkan sebagai pro gamers yang kemampuannya bisa diadu head-to-head dengan para gamer lelaki. Salah satu contohnya adalah Zahra Aisha ‘DG ChriimusAF’ atau akrab disapa Rara. Tidak tanggung-tanggung, Rara memilih permainan Call of Duty: Mobile (CODM) yang notabene merupakan game berkonsep team shooter sebagai wadah untuk mengekspresikan hobinya bermain game hingga ke ranah profesional!

Takdir mengantarkan Rara untuk menyukai dunia games. Perjumpaan dengan
teman-temannya selama mengarungi dunia gaming membuat Rara berkesimpulan bahwa game bisa menciptakan impact atau dampak yang baik di masyarakat. Bukan sekedar menghasilkan stereotip buruk di mata masyarakat.

“Yang membuat aku tertarik berkecimpung di dunia game ini adalah impact dari games itu sendiri. Game itu bukan tempat negatif, menghabiskan waktu, tapi, di Game bisa menciptakan banyak prestasi dan koneksi. Aku juga melihat prospek game sebagai karir yang menjanjikan, baik itu sebagai pro player, youtuber, maupun streamer,” ujar Rara melalui rilis pers yang diterima redaksi, Kamis (23/12).

Lady Gamer dalam Dunia Esport

Menjadi seorang wanita di dunia yang erat kaitannya dengan stereotip maskulinitas sungguh tidaklah mudah. Kerap kali para lady gamers rentan untuk diremehkan kemampuannya ataupun berujung diskriminasi baik itu saat bermain maupun bertanding.

“Kalau cowok highlight turnamennya sudah terjadwal, ruang dan wadahnya juga luas, dan prize pool juga lebih besar. Sementara yang cewek, turnamennya paling 3 bulan sekali, ruang dan wadahnya terbatas, dan hadiahnya sangat timpang dari tim cowok.”

Kurangnya inklusivitas dalam dunia gaming tersebut tidak membuat Rara surut nyali. Sebelum bergabung dengan tim all ladies, Rara sempat mencoba untuk bergabung dan bertanding dengan tim esports pria. Awalnya ia merasa insecure dengan kemampuannya sendiri.

“Pertama kali gabung dengan tim cowok, Saya merasa deg-degan, takut menjadi beban, takut nggak cocok dengan tim mereka. Namun itu hanya ilusi semata. Mereka (Tim cowok) juga caring dan baik. Justru, di tim cowok ini saya belajar banyak mengenai scrim dalam permainan esport. Scrim itu latihan khusus setiap hari, dengan berbagai materi, semisal hari ini latihannya apa dan besok apa materinya, mempelajari map, menggunakan senjata, mengatur tempat posisi, memahami skema permainan, sampai pada tahap strategi yang kita bangun bareng-bareng.”

Seiring berjalannya waktu, Ia pun terus meniti karirnya di dunia game Esports hingga akhirnya berlabuh di Call of Duty: Mobile (CODM) sebagai game yang Ia tekuni saat ini. Rara mengungkapkan bahwa dirinya mulai bermain dan mencoba CODM saat pertama kali diluncurkan. Sampai akhirnya, pada season 2 dirinya mulai mencoba game CODM secara kompetitif dan terpikat pada aksi-aksi permainan CODM yang bertempo cepat, bahkan sejak season pertama game CODM diluncurkan oleh Garena.

Ketika ditanya alasannya memilih CODM sebagai wadah untuk terus berprestasi di dunia esports, Rara yang sering memilih role support di dalam game CODM ini mengungkapkan bahwa dirinya melihat potensi besar bagi para gamer perempuan pada platform CODM ini.

"Secara pribadi, aku sendiri menyaksikan bahwa CODM menjadi salah satu game di Indonesia yang terus menghadirkan dan menampilkan banyak ladies pro-player, sehingga iklim yang inklusif terbangun, terlebih prospek dan masa depan CODM sangat cerah berkat dukungan Garena lewat CODM yang secara rutin memperhatikan dan menghadirkan turnamen bagi para ladies.”

Kesenangannya terhadap CODM pun terus bertumbuh seiring berjalannya waktu. Rara yang kerap menggunakan alias ‘chriimus’ di dalam game ini pun terus meningkatkan rank karakternya di setiap season kompetitif CODM. Kemampuan Rara pun tidak luput dari perhatian berbagai tim profesional di dunia esports CODM. Rara pun banyak malang melintang direkrut oleh berbagai tim yang mempercayai kemampuannya, bertemu teman, dan terus mengasah
kemampuannya.

Rara sempat ditarik ke tim Kayze Avere Fede, sebelum akhirnya berlabuh di tim Dunia Games Avere Fede, dimana kemampuan leadership dan skill nya membuat Rara didapuk sebagai in-game team leader dan berhasil membawa timnya mencicipi Juara 2 di Princess Series season 2 dan meraih Juara 1 di turnamen tingkat nasional CODM Queen Series Season 3.

Ketika ditanya apa yang menginspirasi dirinya hingga bisa menorehkan berbagai prestasi hingga saat ini, Wanita yang berkuliah di jurusan Public Relations ini mengaku mengidolakan sosok Merry Riana dan Maudy Ayunda, dikarenakan keduanya merupakan sosok wanita tangguh yang juga mahir di bidang public speaking, pintar mengatur waktu antara pendidikan dan hobi, sertan. Selain itu, sosok idola Rara di dunia Esport salah satunya adalah Monica Carolina “Nixia”.

“Kak Nixia adalah salah satu ladies pro gamer pertama di dunia Esport
Indonesia yang sangat terkenal, banyak prestasi, juga ikutan banyak turnamen hingga namanya muncul dimana-mana. Aku bahkan pernah ketemu dirinya waktu masih SD, dan momen paling berkesan adalah ketika dia menyemangatiku untuk berkarir di bidang Esports, mengakui bahwa aku punya potensi disini. Saat itulah aku mulai tergerak dan sadar bahwa ini adalah hal yang baik dan aku sangat termotivasi bisa terus berkarir di dunia esport.”

prestasi yang diraih Rara (sumber: press release)

Tantangan untuk Menjadi yang Terbaik Dunia Esports

Dunia Esports, layaknya oleh kesibukan latihan dan turnamen. Apalagi, menjelang turnamen durasi latihan semakin padat, mulai senin sampai minggu dari pagi sampai malam. Di sisi yang lain, Rara yang saat in masih mengenyam pendidikan di perguruan tinggi pun dituntut untuk dapat menyeimbangkan waktunya untuk belajar, mengerjakan tugas, latihan, dan mengikuti turnamen. Dimana, hal tersebut memerlukan penentuan skala prioritas yang memadai agar semua berjalan lancar dan tanpa hambatan.

“Menurutku, agar bisa mengatur waktu dengan baik harus punya jadwal prioritas berdasarkan empat skala dimulai dari yang sangat penting, lumayan penting, penting, dan tidak penting. Table management ini bisa memudahkan kalian dalam menentukan skala prioritas latihan, turnamen, dan belajar. Sehingga hasilnya bisa maksimal di esport berprestasi, dan kuliah berjalan lancar”.

Selain pengaturan waktu di sela-sela kesibukan, menurut Rara, dibutuhkan skema latihan yang mumpuni dan fundamental skill yang tepat dalam bermain. Layaknya cabang olahraga lainnya, hal ini dibutuhkan agar para pemain dapat naik tingkat menjadi pro players yang mahir secara strategi dan ahli dalam penguasaan permainan. Untuk bisa bersinar dan berprestasi di dunia esport, Rara mengungkapkan pandangannya.

“Para pemula mungkin harus develop skill yang memadai dulu, setelah skillnya mumpuni, nanti pasti bakal dilirik kok sama tim dan manager. Selain itu para pemula juga harus paham mengenai maps, peran, dan strategi dalam bermain sebagai tim. Sebab tim ini penting dan untuk membangun chemistry butuh proses dan waktu”

Pentingnya Support System

Karir yang cemerlang dan torehan prestasi Rara selaku lady gamer tidak lepas dari dukungan keluarga dan teman serta lingkungan sekitarnya sebagai sebuah support system. Meskipun demikian, Awalnya Rara mengakui tidak mudah mendapatkan dukungan dari orang tua lantaran stereotip yang melekat di benak masyarakat bahwa perempuan gaming itu buruk. Perlahan dan pasti dukungan keluarga diraih atas prestasi yang Rara torehkan.

“Awalnya tidak mudah, tipe lingkungan keluarga Saya harus showing dulu, tunjukkan dan buktikan dulu baru keluarga akan mendukung. Jadi harus kasih bukti bahwa Saya bersinar dan berprestasi di dunia esport. Dan Alhamdulillah, sekarang keluarga dan temen kalau ada latihan nemenin bahkan kalau ada turnamen ikut. Apalagi, kalau di live comments gitu ada yang bilang Semangat, rara. Rasanya seneng banget”

Bahasan mengenai support system pun tidak berhenti sampai di lingkungan keluarga dan pertemanan. Di masa mendatang, Rara berharap agar sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, developers, event organizers dan asosiasi semakin kuat sehingga ladies esport turut berkembang dan menciptakan ekosistem esport lebih inklusif bagi seluruh kalangan,

“Kolaborasi antara pemerintah, developers, player, asosiasi, event organizers, komunitas dan tim ladies agar semakin solid. Demi mewujudkan inklusivitas dan kesetaraan makin terasa di esport. Apalagi, esport di Indonesia tumbuh cepat, berkembang dan sangat besar pangsanya baik di mobile maupun PC Games. Jadi potensinya sangat besar untuk dikembangkan. Sehingga dengan adanya dukungan dari banyak pihak, ekosistem esport di Indonesia akan lebih kompetitif dan inklusif dan melahirkan banyak pro scene”.

“Aku berharap semoga kedepannya pro scene ladies esport makin banyak, para ladies esport semakin mendapat ruang dan wadah untuk tumbuh dan berkembang di Dunia E-sport. Kompetisi makin banyak, Prize Pool makin merata dan para ladies bisa memaksimalkan potensi dan melejitkan prestasinya di dunia esport,” tutup Rara.

Tag

Visio

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.