Tanggapi Serangan Ukraina, Platform Sosial Media 'Kompak' Blokir Rusia

Teknologi 1 Mar 2022

Seperti yang sudah diketahui, situasi di dunia saat ini memang sedang kurang baik. Apalagi kalau bukan situasi invasi militer Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari silam. Maupun alasannya adalah 'membawa perdamaian' atau apapun, perang secara logika selalu memakan yang namanya korban jiwa baik dari kedua belah pihak maupun orang-orang yang tidak bersalah.

Tidak heran beberapa perusahaan dari berbagai bidang bersikap "menolak Rusia" atas tanggapan invasi militer tersebut, salah satunya dari perusahaan teknologi.

'Kompak' Blokir Rusia dari Sosial Media

Dilansir dari The Verge, Meta - perusahaan induk yang menaungi Facebook dan Instagram telah memblokir media pemerintah Rusia - RT dan Sputnik News di Uni Eropa sejak Senin kemarin (28/2). Perubahan berarti bahwa halaman RT dan Sputnik tidak terlihat di Uni Eropa. Sebagaimana yang diutarkan oleh Nick Clegg - VP General Affairs dari Meta.

“Kami telah menerima permintaan dari sejumlah Pemerintah dan UE untuk mengambil langkah lebih lanjut terkait dengan media yang dimiliki Rusia. Mengingat sifat luar biasa dari situasi saat ini, kami akan membatasi akses ke RT dan Sputnik di seluruh Uni Eropa saat ini.”

Setali tiga uang, Alphabet - perusahaan induk dari YouTube juga telah memblokir kanal RT dan Sputnik News atas alasan yang serupa. Bahkan YouTube juga telah demonetisasi kedua kanal tersebut.

Demi Mencegah Penyebaran Hoax

Aksi yang dilakukan oleh Meta dan Alphabet sebagai respon dari berbagai negara Uni Eropa yang menuntut agar platform sosial media bertindak untuk mencegah penyebaran hoax terkait invasi Rusia ke Ukraina.

DIlansir dari Reuters, Para pimpinan dari Polandia Lituania, Latvia, dan Estonia telah mengirimkan surat terbuka untuk meminta perusahaan teknologi untuk menangani penyebaran hoax terkait invasi.

"Meskipun platform online telah melakukan upaya signifikan untuk mengatasi serangan kebenaran yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pemerintah Rusia, usaha mereka masih belum cukup. Disinformasi Rusia telah ditoleransi di platform online selama bertahun-tahun; mereka sekarang menjadi pelengkap perang kriminal agresi yang dilakukan pemerintah Rusia terhadap Ukraina dan dunia."

Rusia pun membalasnya dengan memblokir sejumlah sosial media seperti Facebook dan Twitter sejak Jumat kemarin.

Tag

Dio Puja Altha

Seorang penulis yang selalu kebelet menulis melawan tangan saya yang gatel mengetik di keyboard (๑>◡<๑). Writing, Photography, and Subtitling, Just Doing Something Fun for My Own Sake (^^;)