Tanggapi Serangan Ukraina, Platform Sosial Media 'Kompak' Blokir Rusia
Seperti yang sudah diketahui, situasi di dunia saat ini memang sedang kurang baik. Apalagi kalau bukan situasi invasi militer Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari silam. Maupun alasannya adalah 'membawa perdamaian' atau apapun, perang secara logika selalu memakan yang namanya korban jiwa baik dari kedua belah pihak maupun orang-orang yang tidak bersalah.
Tidak heran beberapa perusahaan dari berbagai bidang bersikap "menolak Rusia" atas tanggapan invasi militer tersebut, salah satunya dari perusahaan teknologi.
'Kompak' Blokir Rusia dari Sosial Media
Dilansir dari The Verge, Meta - perusahaan induk yang menaungi Facebook dan Instagram telah memblokir media pemerintah Rusia - RT dan Sputnik News di Uni Eropa sejak Senin kemarin (28/2). Perubahan berarti bahwa halaman RT dan Sputnik tidak terlihat di Uni Eropa. Sebagaimana yang diutarkan oleh Nick Clegg - VP General Affairs dari Meta.
We have received requests from a number of Governments and the EU to take further steps in relation to Russian state controlled media. Given the exceptional nature of the current situation, we will be restricting access to RT and Sputnik across the EU at this time.
— Nick Clegg (@nickclegg) February 28, 2022
“Kami telah menerima permintaan dari sejumlah Pemerintah dan UE untuk mengambil langkah lebih lanjut terkait dengan media yang dimiliki Rusia. Mengingat sifat luar biasa dari situasi saat ini, kami akan membatasi akses ke RT dan Sputnik di seluruh Uni Eropa saat ini.”
Setali tiga uang, Alphabet - perusahaan induk dari YouTube juga telah memblokir kanal RT dan Sputnik News atas alasan yang serupa. Bahkan YouTube juga telah demonetisasi kedua kanal tersebut.
Due to the ongoing war in Ukraine, we’re blocking YouTube channels connected to RT and Sputnik across Europe, effective immediately. It’ll take time for our systems to fully ramp up. Our teams continue to monitor the situation around the clock to take swift action.
— Google Europe (@googleeurope) March 1, 2022
Ok, done a (very quick) check on several @YouTube channels from Russian state-owned outlets — that aren’t in RT network. They are all still displaying ads.
— Mark Scott (@markscott82) February 26, 2022
Excellent. Excellent. https://t.co/bNdbSwyiBO
Demi Mencegah Penyebaran Hoax
Aksi yang dilakukan oleh Meta dan Alphabet sebagai respon dari berbagai negara Uni Eropa yang menuntut agar platform sosial media bertindak untuk mencegah penyebaran hoax terkait invasi Rusia ke Ukraina.
DIlansir dari Reuters, Para pimpinan dari Polandia Lituania, Latvia, dan Estonia telah mengirimkan surat terbuka untuk meminta perusahaan teknologi untuk menangani penyebaran hoax terkait invasi.
"Meskipun platform online telah melakukan upaya signifikan untuk mengatasi serangan kebenaran yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh pemerintah Rusia, usaha mereka masih belum cukup. Disinformasi Rusia telah ditoleransi di platform online selama bertahun-tahun; mereka sekarang menjadi pelengkap perang kriminal agresi yang dilakukan pemerintah Rusia terhadap Ukraina dan dunia."
Rusia pun membalasnya dengan memblokir sejumlah sosial media seperti Facebook dan Twitter sejak Jumat kemarin.