Sumber: istimewa

Huawei MateBook D15 Core i3 10th Gen, Desain, Kualitas, dan Fitur Sedikit Melebihi Harganya

Teknologi 10 Sep 2022

Senang sekali bisa bekesempatan untuk mengulas salah satu laptop dari Huawei. Yang mungkin terlintas dipikiran kalian saat melihat thumbnailnya adalah berpikir bahwa ini merupakan laptop Windows yang menyerupai laptop Apple MacBook tapi dengan harga yang paling menjangkau semua kalangan termasuk saya. Nah, dengan harga 6,6 juta rupiah apa saja yang bisa dikasih oleh Huawei di laptop ini? Simak ulasannya.

Huawei MateBook D15 yang saya ulas ini adalah varian termurah dari SKU lainnya yaitu dengan spesifikasi Intel Core i3 10110U dengan RAM onboard 8GB dan SSD 256GB jenis NVME. Saya mendapatkannya di Huawei Store dengan harga Rp 6.599.000 dan mendapatkan bonus tambahan tas ransel berwarna abu-abu, Microsoft Office 365 personal satu tahun (diaktivasi di storenya langsung) dan Bluetooth Mouse merk Huawei. Di sanapun saya harus membuat akun Microsoft pertama kalinya saat karena diminta saat startup laptopnya dan untuk menggunakan Microsoft 365.yang berlaku selama satu tahun.

Untuk MateBook D15 yang mempunyai intel generasi ke-10 ini sistem operasi yang sudah terinstall adalah Windows 10  Home dan jika kamu membelinya sekarang ini di Huawei Store terdekat sudah dapat dipastikan logo tombol Windowsnya sudah berubah ke yang logo flat. Tenang saja, MateBook D15 Core i3 Gen 10 ini bisa diupgrade ke Windows 11 dengan langsung mengunduh Windows 11 Installlation Assistant.

Desain

Sumber: istimewa

Yap, seperti yang saya katakan di awal ini adalah MacBook-nya China, bentuknya 85% mirip dengan yang buatan Apple. Salah satu yang bikin berbeda adalah bezel layarnya yang sangat tipis bahkan mengalahkan panutannya yang tidak punya ide sampai dibikin notch. 15%-nya Huawei terinspirasi dengan Dell XPS tapi dengan inovasi penempatan kamera di Keyboard.

Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Sumber: istimewa
Hinge dari samping, sumber: istimewa
In-depth logo Huawei, sumber: istimewa

Dan kalau berbicara dengan keyboardnya, memang saya senang Huawei mengambil gaya MacBook. Tapi jika mengambil desain keyboard MacBook untuk keyboard Windows dan juga sedikit berbeda karena ada tombol kameranya, saya sangat menyayangkan ada beberapa tombol yang dihilangkan oleh Huawei. Saya tidak akan membandingkan dengan laptop yang memiliki keyboard fullsize karena sebelumnya juga saya memakai laptop yang keyboardnya tidak fullsize. Tombol yang saya maksud adalah tombol PageUp dan PageDown yang biasa saya gunakan untuk scroll cepat saat browsing dan membaca PDF. Di laptop ini saya terpaksa untuk olahraga jari memakai scroll mouse atau gesture di touchpadnya.

Di harga 6,6 juta rupiah memang bisa dibilang "to good to be true" untuk mendapatkan laptop dengan desain yang bagus. Dan memang saja saat dilihat lebih dekat ternyata finishingnya kurang bagus. Bagian alumunium  di pinggiran layar ada yang kurang rapih, baut yang terpasang tidak rapih dan bagian cover bawah yang kurang rapat. Untungnya setelah saya pasang ulang covernya jadi lebih rapat sisi-sisinya.

Finishing tidak rata
Terlihat sedikit lengkungan di bagian exhaust

Salah satu hal yang saya tidak suka adalah bagian dalam laptop ini yang tempat storage SATA 2,5 inchnya yang tidak berguna seperti model yang lainnya dan malah menjadi kelemahan, nanti akan saya bahas.

Dapur Pacu

Berbekal Core i3 10110u yang mempunyai TDP 15W dengan maksimu clockspeed 2,6GHz memang terlihat sangatlah mumpuni untuk sekadar pemakaian ringan dalam jangan waktu lama sehari-harinya. Tapi tidak dengan baterai yang disediakan hanya 42Wh saja yang dalam kebanyakan review tech Youtuber bisa bertahan selama 7 jam-an video playback. Dalam penggunaan sehari-hari saya untuk browsing, ataupun sekadar menonton YouTube sambil multitasking Microsoft Word MateBook D15 ini hanya bisa bertahan paling lama 5 jam atau lebih dikit jika menggunkana battery saver.

CPU-Z Huawei MateBook D15 Intel Core i3 10th Gen

RAM 8GB dual channelnya sudah cukup untuk penggunaan saya karena kecuali memang harus dipacu multitasking memakai browser Chrome yang banyak tabnya sambil menjalankan Adobe PDF yang juga membuka banyak dokumen sekaligus. RAM yang dipasangkan di MateBook D15 berjenis LPDDR4 8GB dual channel, berkecepatan 2400MHz. Huawei memberi SSD dari pendatang baru yaitu YMTC PC005 yang mempunyai read/write speed diatas rata-rata laptop di range harganya, laptop gaming murah pun jarang yang memberi SSD secepat ini.

Setelah saya korek lagi ke website Yangtzhe Memory Technolgy, ternyata SSD ini juga tidak kaleng-kaleng. YMTC PC005 mempunyai DRAM sebesar 512MB, sehingga pencarian data di SSD menjadi lebih cepat daripada SSD DRAM-less.

Speed test SSD YMTC PC005 menggunakan Crystal Disk Mark 8.0.4

Audio

MateBook D15 mempunyai 2 speaker di bawah yang menurut saya sedikit lebih baik di rentang harganya. Mungkin yang bisa saya komplainkan adalah kurangnya detail suara dan detail vokal yang sedikit hancur saat mencapai frekuensi tinggi. Tapi masalah tersebut sedikit teratasi dengan tuning ekualiser dengan aplikasi Nahimic.

Suara speaker sebelah kanan setelah saya dengar ternyata kencang tapi sedikit gema karena dekat dengan space kosong untuk storage. "Kesalahan Huawei dengan membiarkan ruang kosong tapi tidak bisa untuk ekspansi storage".

Versi Ryzen yang masih bisa diekspansi
Punya saya yang tidak ada port penghubung flex

Huawei juga melengkapinya dengan Nahimic untuk meningkatkan hasil suara dan mengaturnya melalui ekualiser. Dengan aplikasi ini pengguna juga bisa mengatur suara TWS yang terhubung. Berbicara tentang TWS, satu-satunya masalah yang terdapat dalam laptop ini adalah konektivitasnya yang begitu 'cacat' untuk sebuah laptop. Saya harus benar-benar di depan perangkatnya agar suaranya tidak putus-putus saat mendengarkan musik. Sedikit gerakan membuat suaranya terputus.

Kebergunaan Huawei PC Manager

Yang menjadi pembeda laptop Huawei dari merek lain adalah keberadaan aplikasi Huawei PC Manager. Tidak hanya dapat mengendalikan Laptopnya menjadi lebih mudah tapi dengan Huawei PC Manager jugalah yang menghubungkan dengan perangkat Huawei lain menjadi ekosistem yang sampai saat ini dikenal dengan ekosistem terbaik bahkan mengalahkan kiblat desain dari MateBook D15.

Tampilan troubleshoot yang memudahkan penggunanya

Karena saya tidak menggunkana perangkat Huawei lain, jadi saya akan menyebutkan beberapa keunggulan dari aplikasi ini yang tidak butuh kolaborasi perangkat lain:

  • UI yang intuitif
  • Troubleshooting lebih mudah
  • Screen recorder bawaan dan screenshot yang banyak fiturnya
  • AI Search yang sangat berguna daripada search di tombol Start

Keyboard

Sumber: istimewa

Saat awal pemakaian memang butuh adaptasi karena berbeda layout dengan keyboard laptop saya sebelumnya. Ukuran tombolnya cukup besar dengan jarak antar tombol yang cukup tipis. Tombolnya memiliki karakteristik empuk dan tidak terlalu bersuara. Travel distancenya tidak jauh. Yang menjadi pikiran saya di MateBook D15 ini adalah keyboardnya tidak memiliki backlit seperti di MateBook D14 dan fungsi Page Up dan Page Down yang dihilangkan. Entah apa yang dipikirkan Huawei saat membuat laptop ini, desain sudah mewah tapi tidak all-out menyertakan keyboardnya dengan backlit.

Layout keyboard, sumber: istimewa

Kesimpulan dan pengalaman yang enak dengan Huawei MateBook D15

Dengan desain yang sangat tipis di rentang harganya dan bobotnya ringan, laptop ini cukup bersahabat saat dibawa kemana saja karena mudah untuk masuk dalam tas. Dimensinya cukup kecil tapi punya bentang layar sampai 15,6 inch, yang enak digunakan untuk multitask bersamaan. Soal layar memang sangat tidak direkomendasikan untuk kalian yang peka terhadap warna tapi kalau untuk sekadar mengerjakan tugas sekolah, kuliah, kantor atau sekadar entertainment menonton video, layarnya sudah lebih dari cukup. Saya sendiri mencoba untuk mengkalibrasikan warnanya melalui Intel® Graphics Command Center agar saturasi dan kepekatan warna hitamnya lebih pas.

Saat liputan di GJUI tanggal 28 kemarin pun saya menggunakan laptop ini sebagai pengganti powerbank. Kebetulan smartphone saya digunakan untuk potret liputan dan juga pembayaran commuter makanya saya antisipasi baterainya agar tidak habis duluan. Pengisian daya ke smartphone saya sangat impresif! Hanya dengan menyalakannya dan ditutup lagi dalam mode sleep lalu mencolokkan kabel ke salah satu lubang port Type A maupun Type C manapun baterai Redmi Note 10 Pro saya dari 55% diisi sampai 88% hanya butuh 35-40 menit! Bahkan waktu pengisian daya iPhone terbaru dengan charger apple 20W tidak bisa mengalahkan waktu pengisian dayanya dengan laptop ini.

Laptop ini pun tidak terlalu panas saat memakainya di pangkuan, suara fannya cukup hening untuk didengar. Mungkin embel-embel teknologi kipas 'Shark-fin' tidak sekadar gimmick belaka.

Letak touchpad di center body yang mengikuti layout MacBook membuatnya tidak mengganggu saat mengetik. Touchpadnya juga responsif dan sensitifnya pas. Permukaanya halus tidak membuat jari saya lelah saat menggunakannya. Berkat touchpad yang sebagus ini, pengalaman saya menggunakan Windows 11 yang bersahabat dengan user non-mouse menjadi maksimal.

Soal kamera sangatlah inovatif yang membuat laptop bezell laptop ini sangat tipis di kanan-kiri dan atas. Mungkin salah satu yang jadi concern saya adalah jangan sampai lupa untuk menutup tombol kameranya sebelum menutup layar laptop ini.

Kamera yang mengumpat jadi sebuah masalah di saat keadaan tertentu, sumber: istimewa

Pengisian dayanya cukup cepat jika kalian tidak mengisinya sampai 100%, menggunakan protokol Power Delievery dengan daya 65 watt, jadi smartphonemu yang juga mendukung Power Delivery tidak pusing-pusing untuk meminjam charger dari temanmu.

Well, itulah mengapa saya bilang kualitas yang dikasih Huawei di MateBook D15 ini agak melebihi dengan harga yang dibayar oleh saya.

Sekian ulasan MateBook D15 dari saya, semoga berguna bagi kalian yang ingin mencari laptop baru atau memang sudah mengincar MateBook D15 agar bisa memikir ulang lagi sebelum membelinya.

Tag

Rizky Aufa Febrianto

Suka fotografi dan gambar anime, gaming tipis-tipis