[Opini] Apa Saja yang Bisa Dibenahi untuk Comic Frontier 16?

Event 19 Des 2022
Halo, MedForians Sekaligus Para Pecinta Event Jejepangan dan  Pelaku Industri Kreatif!

Bagi para pecinta event atau pelaku industri kreatif, acara Comic Frontier atau biasa disingkat "Comifuro" merupakan acara yang paling membawa hype. Apalagi edisi terakhir dari Comic Frontier - Comifuro 15 berhasil membawa animo yang luar biasa karena mungkin kita sudah 'lelah' menunggu dua tahun sejak Comifuro 14 di tahun 2019 karena pandemi COVID-19 yang melanda pada saat itu.

Of course with that success, we want more, right? Oh yes, more we got. Comic Frontier sepertinya tidak kehilangan momentum dari Comifuro 15 dan langsung gerak cepat dengan merilis tanggal acara dari Comic Frontier selanjutnya - Comifuro 16 yang akan diadakan di ICE BSD, Tangerang - sama seperti Comifuro 15 kemarin. Memang acaranya baru akan digelar bulan Maret 2023 mendatang, namun pengumuman itu saja sudah cukup membawa antusiasme para pecinta indutri kreatif agar bisa mempersiapkan diri untuk 'khilaf' berbagai merchandise dari berbagai circle.

Baca Juga: [Opini] Bagaimana Menghadiri Comifuro 15 Selama Dua Hari Penuh untuk Pertama Kalinya?

Oke, kalian boleh nge-hype dulu soal Comifuro 16, tapi kita membicarakan kembali Comifuro 15 terlebih dahulu. Kenapa? Karena terlepas dari kesuksesan Comifuro 15 pada bulan September lalu, bukan berarti bebas dari masalah. Malah, berbagai drama mendera sepanjang acara tersebut yang mungkin membuat orang berpikir dua kali untuk mengunjungi acara Comifuro 16 di bulan Maret mendatang.

Meski begitu, dibalik berbagai drama pasti ada 'hikmah' yang bisa dipelajari dari sana sebagai evaluasi agar Comifuro selanjutnya bisa lebih baik lagi. Saya sendiri juga mengharapkan yang sama (dan mungkin kalian juga). Oleh karena itu, saya sebagai penulis mencoba menjabarkan apa saja yang bisa dibenahi oleh penyelenggara acara atau panitia agar Comifuro 16 bisa lebih menarik.

Disclaimer: Semua yang saya tulis di artikel ini adalah murni pendapat saya sendiri berdasarkan pengalaman di Comifuro 15. Tidak ada pihak yang ingin saya jatuhkan dalam tulisan ini dan saya pun sangat berharap agar Comifuro 16 bisa lebih baik nantinya. Oh iya, untuk foto yang ditampilkan kali ini diambil dari artikel terakhir Comifuro 15 sebagai referensi.

Lokasi Venue Comic Frontier

Seperti yang ditulis di paragraf sebelumnya, Comifuro 16 akan digelar di ICE BSD, sama seperti acara sebelumnya. Namun untuk Comifuro 16, panitia menyewa hall 8-10 setelah sebelumnya di hall 9-10.

ICE BSD memang sudah cukup dari segi luas dan parkiran. Pengguna kendaraan pribadi dapat datang ke lokasi dengan mudah dan memakirkan kendaraan mereka, baik itu mobil atau motor. Mungkin kesulitannya adalah kemacetan yang dapat terjadi di dekat gerbang parkir. Untuk kapasitas mobil, mungkin dapat ditingkatkan lagi, namun untuk motor sudah cukup walau tempat parkirnya di lahan tanah (bukan aspal).

Dari sini, rekomendasi yang saya berikan adalah tetap mempertahankan hall yang bisa saling terhubung seperti pada Comifuro 15 hari kedua, sehingga dapat mengurangi kepadatan dalam venue.

Hal ini merupakan lokasi yang lebih baik dari sebelumnya, yaitu di Balai Kartini. Memang sudah waktunya bagi panitia untuk mencari lokasi yang lebih luas seperti ICE BSD ini, seperti rencana salah satu event Jepang terbesar di Indonesia yang saat ini belum ada kabar untuk dilaksanakan kembali (ya, Ennichisai).

Tiket dan Antrian

Mungkin inilah salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh EO ketika pagelaran Comifuro 15 - Sistem tiket pre-sale dan On The Spot (OTS). Seperti yang kalian ketahui, loket tiket pre-sale dan OTS berada di depan di hall 9 dan kedua loket tersebut saling bersebelahan.

Animo yang luar biasa pada Comifuro hari pertama terlihat jelas, antrian yang mengular dimana-dimana. Bahkan menurut pengamatan saya pada hari pertama, pengunjung sendiri kebingunan antrian mana yang harus dipilih karena akhir antrian bisa di depan Hall 10 atau di basement Hall 9. Belum pula antrian untuk pengecekan tiket sebelum masuk ke venue yang bisa membuat pengunjung pusing.

Bayangkan saja, dari pagi antriannya sudah mengular sampai panjang, bahkan sampai basement. Kemudian, jika kamu mengantri dari siang, kemungkinan kamu baru bisa masuk saat sore hari, yaitu waktu ketika CF sudah mau selesai (sekitar jam 5-6 sore).

Mengatasi tiket dan antrian ini, panitia dapat menempatkan loke tiket pre-sale dan OTS di dua spot yang berbeda, dan juga antrian yang harus lebih ditata dan diperjelas seperti jalur antrian dan tanda akhir antrian yang bisa ditambahkan di setiap antrian.

Selain itu, mungkin saja masih ada cara lain untuk memangkas waktu penukaran tiket. Mulai dari mempercepat pemeriksaan tiket atau data-data yang perlu disiapkan sebelum membeli, hingga menghapus sistem OTS dengan semua tiket bisa dibeli secara online. Dari berbagai opsi tersebut, pada akhirnya pihak panitia yang akan mengambil keputusan final dan yang terbaik untuk menjaga kenyamanan pengunjung.

Transportasi Umum

Membicarakan tentang kendaraan pribadi membuat penulis berpikir tentang metode transportasi lain yang bisa digunakan untuk mencapai lokasi acara Comic Frontier.

Pada umumnya, kamu bisa menggunakan TransJakarta atau KRL Commuter Line ke ICE BSD. Sayangnya, titik turun atau stasiun yang terdekat ke lokasi yang dimaksud masih terbilang jauh untuk dicapai apabila ingin berjalan kaki. Kamu masih harus menggunakan kendaraan lagi, misalkan memesan ojek online atau taksi untuk datang ke acara.

Ya, sebenarnya kamu bisa saja berjalan kaki. Tim Media Formasi sendiri pernah berjalan kaki dari ICE BSD ke stasiun Rawa Buntu untuk pulang dari acara AFAID 2018 silam sambil membawa barang-barang borongan, mulai dari poster, gantungan kunci, sampai prop pedang One Piece, sebanyak 2 buah. Jangan bertanya kenapa memilih stasiun tersebut dibanding Cisauk. Pada saat itu penulis sudah kehabisan baterai dan uang (Maaf khilaf, lupa menghitungnya).

Bisa bukan berarti itu direkomendasikan, mengingat jalan Tangerang yang pembangunannya car-centric dan kurang ramah terhadap pejalan kaki atau transportasi umum, terutama daerah pengembang seperti area ICE BSD, berjalan kaki ke stasiun bisa dibilang sebagai opsi terakhir jika Anda benar-benar tidak punya cara lain untuk pulang.

Salah satu solusi yang diberikan oleh panitia Comic Frontier adalah memberikan opsi shuttle bus atau feeder dari Stasiun Cisauk ke ICE BSD. Ini merupakan opsi yang bagus. Akan lebih baik lagi jika frekuensi bus tersebut ditingkatkan terutama saat jam pagi dan jam malam ketika semua orang mulai pulang.

Bahkan, ada orang-orang di media sosial yang menawarkan jasa antar jemput dari stasiun ke ICE BSD, baik itu dengan biaya ataupun gratis. Yaps, semangat gotong royong bisa benar-benar dirasakan di salah satu event bertema Jepang yang paling dinanti tahun 2022 ini.

Mungkin kedepannya bukan hanya EO saja yang berinisiatif, namun pemerintah setempat dapat mendukung koneksi antar titik-titik strategis. Contohnya adalah acara Pekan Raya Jakarta yang biasanya mendatangkan rute baru namun sementara untuk akomodasi banyaknya pengunjung yang datang dan pergi.

Fasilitas dan Sign System

Secara fasilitas yang diberikan, setidaknya pihak panitia bisa mengandalkan dari ICE BSD untuk beberapa fasilitas seperti food court, ruang ibadah, toilet, dan sebagainya. Beberapa fasilitas lain yang disediakan dari panitia seperti media room dan ambulans sebenarnya patut diapresiasi.

Bagian yang bisa dibenahi untuk Comifuro 16 adalah dengan memperbanyak penanda atau petunjuk arah yang bisa mengarahkan pengunjung ke fasilitas yang dituju, bisa berupa denah, penanda, atau semacamnya. Setidaknya pengunjung bisa tahu kemana mereka harus pergi.

Selain itu, walau sudah diberikan floormap, tetap saja pasti ada saja yang merasa bingung. Entah karena susah membaca denahnya, sudah kelelahan, atau hal lainnya. Sign system dapat membantu mereka dengan memberi petunjuk lokasi-lokasi tertentu.

Misalkan, dari lokasi parkir terdapat penanda arah penukaran tiket atau pintu masuk Hall 10. Dengan memberikan arah-arah seperti itu, pengunjung akan lebih mudah bergerak dan dapat mengurangi kemacetan akibat banyaknya pengunjung yang bergerak lamat atau berhenti di tempat.

Anggap saja ini seperti penanda jalan yang kalian lihat di jalan biasa atau jalan tol. Jika kalian pernah menggunakan penanda arah tersebut, kalian bisa bayangkan potensi sign system tersebut untuk membantu pengunjung dan mengurangi beban kerja panitia yang harus mengendalikan suasana event selama dua hari tersebut.

Knowledge dari Anggota Panitia

Meskipun dengan fasilitas dan petunjuk arah di seluruh area venue, pengunjung mungkin saja masih membutuhkan informasi dari seseorang atau mungkin kebingunan. Maka wajar saja bahwa mereka akan bertanya pada para staff panitia yang bertugas di tempat.

Terkadang, para pengunjung malah bertanya ke pihak lain yang bukan panitia, seperti orang-orang yang menggunakan nametag. Ya, walau mereka bukanlah panitia (nametag Media atau Circle), tapi bagi pengunjung terlihat beda tipis, yang penting bertanya.

Mungkin ada baiknya untuk para staff Comic Frontier lebih standby di tempat-tempat strategis, misalkan pintu masuk, area parkir, dan area lainnya yang banyak pengunjung. Pada hari pertama Comic Frontier 15, banyak yang kebingungan untuk mencari lokasi penukaran tiket presale.

Selain itu, staff juga akan lebih baik jika mengenal venue nya mereka sendiri. Misalkan, mengetahui arah ke toilet, pintu masuk, tempat tiket presale dan OTS, meja informasi, dan tempat-tempat pentingnya relatif dari lokasi panitia tersebut berada.

Dengan bantuan sign system dan panitia, pengunjung bisa dipermudah untuk keliling lokasi acara dan mencapai tujuan mereka.

Komunikasi

Masalah jaringan telekomunikasi merupakan salah satu hal yang sering dikeluhkan di suatu event besar, salah satunya di Comic Frontier. Saat Comifuro 15 kemarin, hampir semua provider tidak bisa digunakan untuk bertukar pesan melalui internet.

Tim Media Formasi dan Kreatiformasi bahkan harus menggunakan fitur "jadul" yaitu SMS untuk melakukan koordinasi di lokasi event Comic Frontier 15 lalu.

Jika membandingkan di event luar negeri, misalkan Comiket, mereka menggunakan semacam "booster" untuk menambah kapasitas jaringan provider. Hal ini cukup masuk akal, karena pendatang event di Jepang tersebut bisa dibilang sangatlah banyak, yaitu lebih dari 100 ribu pengunjung pada Comiket 100 dengan rata-rata per hari sekitar 85 ribu pengunjung.

Apakah hal itu mungkin di Comic Frontier? Bisa saja. Namun hal yang harus diperhatikan tentunya adalah biaya. Memasang booster sinyal seperti itu pastinya tidaklah murah. Namun, jika perhitungannya menunjukkan hal positif, pasti pihak Event Organiser dapat menentukan kebijakan terbaik untuk masalah komunikasi bagi pengunjung dan staff internal.

Kesimpulan

Pada akhirnya, pada setiap acara maupun kegiatan pasti ada yang namanya "evaluasi", karena tentu saja hampir mustahil sebuah acara dapat berjalan sesuai dengan rencana dan selalu ada masalah di lapangan yang baru terlihat pada saat penyelenggaraan.

Comifuro sendiri bukanlah pengecualian dengan segalah permasalahan dan drama yang mendera sepanjang acara. Namun, karena itulah kita bisa tahu bagian mana saja yang bisa dibenahi demi memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan baik bagi circle, media, maupun pengujung.

Demikian pesan dan saran yang bisa dituliskan oleh penulis kali ini, karena pengalaman selama acara inilah yang memungkinkan saya bisa mengutarkan apa saja yang mungkin bisa dibenahi untuk Comifuro kedepannya.

I'll see you at Comifuro 16!

Tag

Dio Puja Altha

Di antara dengan Yehezkiel Frederik Ruru

Seorang penulis yang selalu kebelet menulis melawan tangan saya yang gatel mengetik di keyboard (๑>◡<๑). Writing, Photography, and Subtitling, Just Doing Something Fun for My Own Sake (^^;)