[Review] Bocchi The Rock: Ketika Nge-Band dan Social Anxiety Menjadi Satu

Pop Kultur 27 Des 2022
Halo MedForians sekaligus para 'Husbando-nya Bocchi'!

Banyak sekali anime musim gugur yang begitu menarik perhatian saya selama ini, namun Bocchi The Rock! berhasil menjadi 'kuda hitam' berbagai kalangan pecinta anime sampai-sampai mendapatkan sanjungan positif dibandingkan judul anime yang lebih kondang.

Saya pun juga begitu, sampai saya sendiri menulis impresi pertama dari adaptasi anime karya Hamaji Aki yang sedang banyak dibicarakan oleh para otaku sebangsa bukan hanya karena sang Heroine yang waifu-able namun juga mewakili sesuatu yang berkaitan dengan para otaku - social anxiety.

Baca Juga: [First Impression] Bocchi The Rock!

12 Minggu telah beralu dan anime Bocchi The Rock! juga sudah menayangkan episode terakhirnya pada hari Sabtu lalu. Kali ini, ayo kita simak bagaimana pandangan saya terhadap seri anime ini!

Waifu Introvert Kesukaan Kita Semua (Spoiler Alert)

Malangnya Bocchi...

Bocchi The Rock! menceritakan Hitori Gotou, seorang gadis introvert yang sangat kesulitan mendapatkan teman. Dia memutuskan untuk belajar gitar setelah terinspirasi dari sebuah grup band di TV dengan harapan bisa mendapatkan teman. Namun social anxiety-nya seolah menghambatnya untuk mendapatkan teman, malah mendapatkan nama samaran "Guitar Hero" karena kebiasaannya melakukan cover di internet.

Setelah setahun kesulitan mencari teman di tahun pertama SMA, Hitori didekati oleh Ijichi Nijika untuk menjadi gitaris di bandnya, sekaligus kesempatan baginya untuk mengalahkan social anxiety-nya.

Kita bahas sifat introvert-nya Bocchi, karena dia seolah-olah seperti Hitori Bocchi dari anime Hitoribocchi no Marumaru Seikatsu namun dengan twist ala Kuroki Tomoki dari anime Watashi ga Motenai no wa Dou Kangaetemo Omaera ga Warui! karena Bocchi sendiri suka mengkhayal dan terhanyut dalam khayalannya sendiri. Sikap Bocchi yang kadang kala tidak menentu, entah sedang bersedih, mengacaukan pekerjaan atau sedang mengkhayal inilah yang menjadi daya tariknya karena membuat kita seolah-olah bersimpati pada sifatnya yang terpikir selalu sial.

Salah satu aspek lain yang patut diperhatikan dari anime ini adalah Bocchi yang selalu overthinking terhadap kehidupan sosial, seperti pada episode 2 dan 7 ketika Bocchi terlalu banyak memikirkan dunia kerja yang dipresentasikan dengan ekspresi tidak karuan. Memang terlihat lucu, meskipun jika melihat sifat Bocchi itu sendiri, sebenarnya hal itu cukup relateable di dunia kerja dimana kadang kita harus berhadapan dengan lawan bicara.

Secara genre, Bocchi The Rock! menyerupai apa yang ditawarkan oleh K-ON!, yakni slice of life dengan bumbu musikal sebagai layaknya sebuah band anak remaja. Namun, anime ini juga memberikan spotlight pada sifat introvert-nya Bocchi yang menjadi halangan terbesarnya untuk meningkatkan kemampuannya sebagai gitaris dan mencapai impiannya, dimana inilah yang disadari Nijika Seika. Untungnya, Bocchi mempunyai rekan dari Kessoku Band - Nijika Ijichi, Ryo Yamada, dan Kita Ikuyo yang tahu betul seperti apa dia sebenarnya dan memberi dorongan untuknya untuk bisa mencapai impiannya bersama, seperti pada momen Ijichi yang menyadari bahwa Bocchi adalah 'Guitar Hero' yang selalu diidolakannya.

Selain Bocchi, anggota Kessoku Band lainnya juga memiliki charm sendiri yang membuat mereka mencolok satu sama lain, seperti Ijichi yang enerjik, Ryo yang suka ngelawak sendiri (sama suka ngutang), serta Kita yang selalu easygoing kemanapun dia pergi.

Oh iya, salah satu keunikan dari Bocchi sendiri adalah pembawaan ekspresi yang selalu out-of-the-box dan seolah-olah kadang tidak selaras dengan art style yang dibawakan oleh CloverWorks - studio yang bertanggung jawab atas adaptasi anime ini. Mengingat sifat Bocchi yang selalu overthinking, tidak hanya pembawaannya yang terlihat menarik namun juga spot-on dengan plot apa yang sedang dibawakan oleh anime ini.

Rasanya tidak lengkap bagi anime bertema highschool music kalau tidak membicarakan musik yang dibawakan oleh anime ini. Perlu diingat bahwa meskipun berbentuk band, setiap anggota dari Kessoku Band membawakan lagu dengan lead-vocal mereka sendiri pada lagu penutup, tentu dibawakan oleh para pengisi suara dari band tercinta kita yang satu ini seperti pada episode 4 oleh Ryo, episode 8 oleh Nijika, dan episode 12 oleh Bocchi.

Oh iya, saya juga menyukai bagaimana penutup anime yang membawakan lagu cover dari Asian-Kung Fu Generation - "Korogaru iwa, kimi ni asa ga furu" yang dibawakan oleh Bocchi sendiri yang begitu menyentuh karena pada akhir cerita, Bocchi memiliki gitarnya sendiri dan sadar bahwa dia memiliki rekan yang bisa diandalkan untuk mengatasi social-anxiety.

Art Style dengan Unsur 'Santuy' (dan Gabut), Tapi Niat

Keunikan lain dari Bocchi The Rock! bukan hanya dari sang waifu introvert, namun juga art style yang dibawakan oleh CloverWorks yang tidak hanya terkesan santai namun juga memiliki bumbu komedi, sesuai dengan apa yang dibawakan oleh premis anime.

Meskipun begitu, CloverWorks menggarap anime ini dengan tingkat keseriusan yang bahkan membuat saya geleng-geleng kepala karena memang pas dengan pembawaannya, atau memang absurd nggak jelas, yang penting dimasukan begitu saja ke dalam animasi.

Contohnya seperti pada episode ketiga dimana Bocchi menyayikan lagu sambil diiringi dengan rekaman asli dari dunia nyata yang entah mengapa terasa 'plek' dengan tema yang dibawa. Ketika saya melihatnya pun, jika tidak didengarkan saya malah melihat seperti Bocchi menyanyikan lagu dari Eb*et G. Ad* #eh.

Bocchi: "Perjalanan ini... terasa sangat menyedihkan" (eh, salah lagu)

Contoh lainnya pada episode 7, dimana Bocchi mengekspresikan traumanya pada acara festival olahraga. Apa yang dilakukan oleh studio untuk merekreasi adegannya adalah dengan membuat diorama Bocchi dan pengambilan gambar dilakukan secara stop-motion.

Ini sih, niat banget buatnya

Tidak percaya, silahkan lihat kicauan dari salah satu staf yang bertanggung jawab atas adegan tersebut.

Namun yang paling absurd adalah pada episode 11, dimana Bocchi ditampilkan dalam bentuk low poly 3D dan ditabrakkan pada sekumpulan kotak. Bahkan staf animatornya sendiri sampai mempertanyakan apakah adegan semacam itu memang diperlukan, segabut apa coba sampai menambahkan adegan absurd tersebut ke dalam produksi?

Ini dimasukan dalam episode 11, lho. Gimana nggak absurd, coba?

Terlepas dari beberapa adegan yang direkreasi dengan cara yang buat saya geleng-geleng kepala, karena tujuannya sendiri tidak lebih dari sebuah humor maka sebenarnya hal itu sudah tersampaikan dalam adaptasi anime ini.

What's The Verdict?

Apa yang punya disini: Introvert, periang, enerjik, dan 'penghoetang'

Tidak heran banyak yang mengidolakan Bocchi The Rock! sebagai anime of the season, saya pun juga termasuk karena faktanya sebelum penayangannya pun anime ini berada dibawah bayang-bayang hype dari judul anime yang lebih tenar, apalagi anime dengan genre slice-of-life.

Anime Bocchi The Rock! pun langsung menggebrak saat penayangannya dengan karakter Bocchi yang memorable, beberapa episode dengan humoris absurd tidak jelas, lalu yang terpenting adalah pembawaan cerita yang membuat kita seolah terhanyut pada bagaimana Bocchi mengatasi kelemahannya. Oh iya, satu lagi, anime ini mengingatkanmu satu hal: "To. Touch. Grass."

Pada akhirnya jika merindukan anime slice-of-life berfokus musik seperti K-ON! namun dengan 'warna' baru dan menyegarkan, maka segera tutup artikel ini dan nonton Bocchi The Rock! sekarang juga, apalagi bisa kalian tonton melalui Aniplus Asia, Bilibili, dan Crunchyroll. Seriously, it's a very 'rocky' anime for music nerds.

If it's a gloomy character, let's do the rock!

Tag

Dio Puja Altha

Seorang penulis yang selalu kebelet menulis melawan tangan saya yang gatel mengetik di keyboard (๑>◡<๑). Writing, Photography, and Subtitling, Just Doing Something Fun for My Own Sake (^^;)