[Opini] Seperti Apa Sih Tipikal dari Racing Game Jaman Sekarang?

Gaming 5 Jul 2023
Hai, MedForians!

Apa ada disini yang suka dengan racing game? Penulis juga, sampai rasanya seperti penggemar fanatik dengan game ber-genre balapan. Tidak penulis sendiri, masih banyak penggemar yang mendedikasi diri sebagai car nerds - pecinta otomotif yang berawal dari bermain game balapan sejak masih kecil.

Sekarang sudah tahun 2023 dan berbagai racing game rasanya sudah tidak bisa dihitung lagi dengan jadi - Gran Turismo, Forza Horizon, Need For Speed, Assetto Corsa dan masih banyak lagi, itupun baru sebatas untuk platfrom konsol dan PC, belum termasuk game mobile yang lebih banyak lagi.

Namun, tahukah kalian bahwa ada beberapa unsur dalam racing game yang familiar satu sama lain? Berikut #MedForSquad akan menjabarkan seperti apa tipikal dari racing game di jaman sekarang ini.

Arcade atau Simulation?

Foto: finalweapon.net

Setiap racing game akan selalu mengikuti salah satu dari 'kiblat' gameplay - ardace style atau simulation style. Penulis akan menjelaskannya satu per satu.

Arcade Style sebenarnya definisi yang tidak mudah dijelaskan hanya berdasarkan dari setting yang dibawakan oleh racing game. Pembawaannya sendiri lebih kepada gameplay yang lebih simpel serta unsur physic yang lebih 'rileks' sampai tidak terlalu memperhatikan law of physics.

Foto: EA

Need For Speed dan Burnout Paradise adalah contoh konkretnya. Mau menabrakkan mobil ke tembok? Jangan khawatir, lanjutkan saja balapannya. Ingin melalukan jumping dan drifting? Have fun with it. Arcade style tergolong mudah dipelajari dan lebih mengutamakan unsur fun serta memberikan kebebasan penuh pada pemain.

Simulation Style, sesuai namanya, gameplay-nya lebih terfokus pada realisme pada kendaraan dan lebih memberikan penekanan pada physics, seperti handling, feedback pada setir, sampai suara mesin dari interior. Intisari sari gameplay ini adalah mensimulasikan karakter dari masing-masing mobil sungguhan secara virtual.

Foto: iracing.com

Selain itu, Simulation Style juga membawa berbagai variabel yang sering dijumpai dalam dunia motorsport, seperti fuel mapping, damade, keausan ban, cengkeraman, suspensi, distribusi bobot, dan sebagainya. Game simulation juga cenderung berfokus pada trek atau sirkuit tertutup, terutama yang berbasis di dunia nyata seperti Nurburgring Nordschleife, Circuit de Spa-Francorchamps, dan sebagainya. Contohnya iRacing, Assetto Corsa, RaceRoom Racing Experience, dan sebagainya.

Mode Career (dan Story) yang Terasa Serba Kurang

Foto: Reddit

Jika kalian penggemar racing game dari tahun 2000-an, seharusnya bisa tahu bahwa mayoritas racing game saat itu memiliki single-player berupa career mode dengan progression system yang menyerupai game RPG. Apalagi unsur grinding yang tidak terasa seperti racing game jaman sekarang yang membuat jalan cerita terasa imersif, karena memang hasil yang diberikan begitu rewarding sesuai dengan progress cerita.

Memang Forza Horizon 5 memiliki konten single player dan juga story, namun terasa seperti afterthough.

Kembali ke tahun 2020-an, konten single-player rasanya sudah tidak mendapatkan prioritas pada racing game seperti dulu. Memang format career mode ala RPG masih ada pada beberapa game, namun lebih terasa seperti afterthough dari konsep game-nya itu sendiri. Memang pendekatan seperti Forza Horizon 5 tidaklah salah, namun masih ada orang yang merindukan career mode yang simpel dan straightforward tanpa diharuskan untuk grinding demi mendapatkan mobil yang lebih kencang.

Harus Open-World (Tapi Tidak Selalu)

Foto: Microsoft

Open-world sudah seperti formula sukses di pasar gaming, terutama pada game action-adventure dan RPG dengan mengeksplorasi dunia dalam bentuk sandbox mungkin terdengar seperti no-brainer.

Racing game juga cocok dengan unsur open-world. Siapa yang tidak ingin mengemudikan mobil sekencangnya di dunia sandbox dimana there's simply no rules? Makanya konsep ini saking suksesnya sampai jadi formula pasaran jika ingin mencicipi kesuksesan dalam industri racing game. Lihat saja Need For Speed Unbound atau Forza Horizon 5, keduanya punya satu kesamaan - dunia yang dapat dijelajahi oleh kita dan mobil kesayangan.

Tentu racing game tidak melulu soal open-world. Kalau diperhatikan, mayoritas open-world racing game adalah game arcade. Lain halnya dengan simulation games seperti Gran Turismo dan Forza Motorsport yang tidak hanya membawa unsur realisme pada kendaraan namun juga pada sirkuit, karena faktanya pemain game simulation tentu lebih terfokus mengintari sirkuit dalam waktu sesingkat mungkin daripada menghabiskan waktu melakukan joyride.

Namun yang pasti, rasanya hampir tidak ada racing game dengan genre point-to-point seperti Need For Speed The Run pada tahun 2011, setidaknya untuk game AAA.

Pilihan Mobil Berlisensi

Foto: Kunos Simulazioni

Apalah artinya racing game kalau tidak ada roster mobil (atau kendaraan) yang bisa dipilih oleh gamer. Bisa dibilang roster mobil mencerminkan tema apa yang dibawakan oleh racing game itu sendiri. Misalnya, Assetto Corsa Competizione membawakan pilihan mobil kelas FIA GT3 atau Initial D Arcade Stage yang membawakan roster mobil JDM dari Toyota Sprinter Trueno AE86 sampai Nissan GT-R Nismo R35.

Mungkin tidak selalu, namun setiap racing game setidaknya memiliki beragam mobil berlisensi dari berbagai pabrikan. Bahkan praktik exclusive deal antara developer dengan pabrikan mobil seperti EA dan Porsche pada tahun 2000-an masih dilakukan sampai sekarang, namun sampai pada tahap tertentu.

Keberadaan mobil berlisensi pada game inilah yang melahirkan car nerds, seperti halnya ketika Gran Turismo pertama kali dirilis pada tahun 1997. Kita mungkin mengimpikan mobil bisa jadi karena kita memainkannya melalui Gran Turismo atau racing game yang memiliki mobil tersebut dalam roster-nya.

Kostumisasi Mobil

Foto: EA

Adakalanya, memiliki beragam pilihan mobil pada racing game saja tidaklah cukup. Bagi gamer, hanya mengendarai mobil dalam kondisi standar saja seolah tidak mewakili 'jiwa' atau 'passion' dari gamer terhadap mobil favoritnya.

This is where customization comes in, gamer diberi kesempatan untuk mengekpresikan seperti apa mobil yang mereka inginkan melalui fitur kustomisasi. Pilihannya pun beragam, dari ubahan kosmetik sampai performance upgrades yang dapat membuat mobil kalian lebih kompetitif.

Foto: Reddit

Malah beberapa game dari franchise Need For Speed begitu dikenal karena kustomisasi yang sangat beragam sampai ditiru oleh game lain. Lihat saja Forza Horizon 4 dan 5 yang saking luasnya sampai kalian dapat melakukan engine swap atau livery editor meskipun itupun dipelopori oleh Need For Speed (2015).

Demikian bagaiman tanggapan #MedForSquad terhadap racing game jaman sekarang. Bagi kalian yang menggemari racing game sejak jaman 2000-an mungkin tren sekarang ini sebagai sesuatu yang unik, kalau tidak mau dibilang "aneh". Namun developer sendiri juga harus berinovasi pada setiap aspek demi meningkatkan appeal terhadap racing game itu sendiri.

Tag

Dio Puja Altha

Seorang penulis yang selalu kebelet menulis melawan tangan saya yang gatel mengetik di keyboard (๑>◡<๑). Writing, Photography, and Subtitling, Just Doing Something Fun for My Own Sake (^^;)