[Fokus] Stigma dan Persepsi Salah Wibu Terhadap Anxiety yang Terjadi pada Bocchi The Rock

Setiap film ataupun anime mampu merubah pandangan seseorang terhadap sesuatu. Tidak bisa dipungkiri bahwa informasi yang terdapat di dalamnya mempunyai esensi dan dimaknai berbeda tergantung persepsi orangnya. Dan juga penyampaian informasi di dalamnya bisa saja melenceng atau tidak sampai sepenuhnya terhadap audiens karena tidak sepenuhnya informasi tersebut terbentuk.

Teori

Hal tersebut juga tergantung dari pengetahuan audiens mengenai pesan yang terdapat pada film tersebut. Informasi yang terdapat dalam film ataupun drama dapat mempengaruhi pemikiran audiens walaupun tidak secara keseluruhan.

Menurut David Krech dan Richard S. Crutchfield dalam penelitian yang dilakukan oleh Mauldy Fadilah dan Moch Rochim, faktor situasional dan faktor personal menentukan bagaimana persepsi yang terbentuk oleh suatu individu. Kalau ditarik dalam anime Bocchi The Rock yakni bagaimana pandangan wibu/audiens yang menonton tayangan tersebut terhadap penyakit social anxiety.

Menurut Mauldy Fadilah dan Moch Rochim pula, tayangan memiliki karakteristik pesan yang bisa dikatakan efektif jika pemikiran, informasi atau pesan yang disampaikan kepada audiens dapat dipahami dengan baik dan menciptakan kesamaan persepsi. Hingga akhirnya dapat mengubah perilaku.

(Goffman dalam Berie, 2021) Stigma adalah tanda pada tubuh seseorang yang dibentuk untuk diperhatikan, bahwa orang tersebut mempunyai suatu ketidakwajaran. Bagaimana sih stigma atau tanda yang diberikan kepada anxiety Hitori Gotoh a.k.a Bocchi dalam anime Bocchi The Rock? Dan bagaimana pula persepsi yang terjadi ketika wibu atau audiens menonton tayangan tersebut?

Sinopsis sedikit

Anime ini bercerita tentang seorang Hitori Gotoh yang memiliki social anxiety tapi ingin memiliki teman. Oleh karena itu, ia mencari teman dengan cara bermain gitar dengan berharap ada teman sekelasnya yang tertarik kepadanya. Hingga suatu saat Nijika datang untuk meminta bantuan dirinya untuk mengisi member kosong di bandnya sebagai gitaris.

Penjelasan

Sebuah film terdiri dari beberapa sekuens yang dibentuk oleh sang pencipta film. Dari potongan beberapa sekuens tersebut dapat membentuk sebuah cerita. Akan tetapi menurut teori Gestalt dengan prinsip ketertutupan, seseorang akan membuat imaji di pikirannya terhadap informasi yang tidak ditampilkan di sebuah sekuens film.

Jadi sebuah cerita di sekuens tidaklah terbentuk sendiri begitu saja tetapi dibentuk di otak sang penonton. Terjadi sebuah proses pemberian makna oleh penonton terhadap potongan-potongan sekuens. Penonton bisa mengonstruksikan sebuah cerita yang terjadi di offscreen dengan memaknai sebuah sekuens yang disusun.

Masalahnya yang terjadi di sini adalah kebanyakan pengadeganan Bocchi adalah karakter yang unik dan lucu. Terbukti pada sekuens berikut:

Sumber: Bstation 

Adegan tersebut ketika Bocchi merasa aneh melihat Kita yang sering mengunggah foto di Isosta (Instagram) dan merasa dirinya berbeda dari orang biasanya yang memiliki teman. Adegan ini dibuat seolah-olah lucu dengan menampilkan karakter Bocchi yang rusak sambil teriak, dan terakhir ada Bocchi dengan tampilan seperit chibi yang terbang.

Sumber: Bstation

Kita tidak mengetahui isi kepala Ryo yang hanya lebih mementingkan musik ketimbang pelajaran. Ditambah wajah Bocchi dibuat lucu tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada Bocchi secara keseluruhan. Dan Nijika mengatakan mimpi Bocchi yang dibuat seolah-olah relate kepada audiens wibu dan berkomedi yaitu keluar/berhenti sekolah.

Dari cara seorang Bocchi berbicara pun dibuat dengan gaya anime komedi yang sedikit bertolak belakang dengan keintrovetannya dan ketakutannya terhadap sosial.

Ketakutan Bocchi terhadap sosial dibuat seolah-olah menarik dengan memberi tanda Bocchi itu lucu ketika ketakutan. Dengan memberi proporsi tubuh yang tidak wajar dan bukannya memperlihatkan Bocchi seolah-olah terpuruk.

Sumber: Bstation, Bocchi yang tidak proporsional akan meledak ketika ketakutan

Stigma yang dibuat tadi bahwa Bocchi adalah yang terpuruk itu sebuah komedi membuat salah persepsi kepada audiens bahwa orang yang memiliki social anxiety terlihat biasa-biasa saja dan malah bisa ditertawakan.

Faktor seperti musik latar belakang pun dibuat selaras dengan kelucuan atau komedi yang ada dalam anime ini. Seolah mempekuat kesan komedi yang dilakukan Bocchi terhadap social anxiety-nya.

Hal ini jika ditarik ke teori Gestalt mengenai prinsip ketertutupannya, penonton akan diberi sebuah imaji dari sekuens-sekuens yang ada, bahwa social anxiety terlihat menarik untuk ditertawakan dan berkomedi. Informasi yang diberikan tidak secara konsisten menginformasikan ketakutan Bocchi atas social anxiety-nya. Dan masalahnya ditambah bahwa tidak semua audiens atau wibu mengerti masalah mental illness yang akan menambah kemungkinan kesalahan persepsi terhadap social anxiety Bocchi.