[Opini] Kamu Tidak Berhak (dan Berhak) Blokir Iklan di YouTube
Halo, MedForians!
Kamu bukan orang suka dengan iklan sekaligus sering menonton di YouTube sebagai kegiatan sehari-hari? Mungkin Oktober ini bukanlah bulan yang menyenangkan bagi kalian dengan dua tipe diatas.
Bagaimana tidak, YouTube bisa dibilang semakin 'beringas' dengan pengguna pemblokir iklan atau ad-block dengan pop-up yang menyebalkan dan bahkan memblokir video yang ditayangkan jika masih ngeyel.
Tentu saja netize dibuat "murka" oleh hal ini, namun sebenarnya tindakan YouTube ini dapat dijustifikasi dari satu sisi namun tetap saja di sisi lainnya iklan yang ditayangkan di YouTube sudah di tahap 'konyol'.
Nah, seperti apa 'dua sisi' dari main blokir iklan YouTube?
YouTube Butuh Penghasilan
Mungkin kalian bisa menonton video di YouTube secara gratis, namun YouTube sejatinya adalah perusahaan terknologi, butuh satu atau dua cara untuk mendapatkan penghasilan bukan hanya untuk menjamin operasional perusahaan, namun juga membayar karyawan dan tentu saja para content creator yang telah meluangkan usaha untuk mengembankan channel dan ekosistem di YouTube.
Baca Juga: YouTube DPR RI Diretas, Tayangkan Live Stream Judi Online!
Tentu saja - iklan, YouTube seperti halnya Google, sangat bergantung pada iklan sebagai penghasilan utama dari perusahaan. Selain itu, YouTube juga menawarkan layanan YouTube Premium sebagai penghasilan lain dari iklan tersebut, karena YouTube sadar bahwa lebih baik tidak sepenuhnya bergantung pada penghasilan dari iklan.
Benar saja, YouTube dilanda penurunan pendapatan iklan pada kuartal ke-4 2022 sebesar 7,8% dibandingkan periode sebelumnya, dari 8,63 miliar dollar AS (Rp 128,5 triliun kurs Rp 14.890) menjadi 7,96 miliar dollar AS (Rp 118,5 triliunan).
Kemungkinan besar penurunan pendapatan iklan dari YouTube diakibatkan tidak hanya dari persaingan ketat dari platform serupa yang turut menawarkan layanan yang sama, namun juga dari pengguna adblock yang semakin banyak.
Mungkin pengguna adblock inilah yang menjadi incaran YouTube belakangan ini, dimulai sejak Juni lalu dengan pengetesan terbatas dan telah diemplementasikan bulan Oktober ini. Mungkin ini kejam, namun kembali lagi, itulah terms of service dari YouTube yang bukan hanya demi perusahaan namun juga para content creator.
Iklan YouTube Terlalu Banyak, Isinya 'Cringe' Pula, Apa Nggak Menyebalkan, Coba?
Alasan YouTube sangatlah masuk akal, namun itu bukanlah alasan kenapa banyak orang yang menggunakan adblock di YouTube, 'kan? Orang-orang yang menggunakan adblock sebenarnya mungkin tidak mempermasalahkan iklan di YouTube, namun yang menjadi sorotan mereka adalah intrusi dan isi iklan itu sendiri.
Baca Juga: VRITIMES Memperkenalkan Fitur Inovatif: Menyematkan Video YouTube dalam Siaran Pers
Seandainya jika kalian diharuskan menonton iklan sekali beberapa video dan dapat dilewatkan, mungkin masih menyebalkan namun mayoritas masih bisa menolerirnya. Sekarang? Iklan 5 detik yang tidak dapat dilewatkan dan dikombinasikan dengan dua iklan sekaligus.
Itu baru jumlah iklannya yang intrusif, jangan lupakan isi iklan yang seolah-olah 'salah sasaran'. Apalagi kalau kita kehadiran iklan yang cringe seperti iklan pinjaman online atau parahnya lagi, iklan yang jelas-jelas scamming. Lalu ada iklan gatekeep powerlevel yang sebenarnya iklan game mobile namun malah punya cerita diluar game yang diiklankan, atau menggunakan gameplay dari game lain. Ingat dengan Gardenscapes?
Kalau kalian ingin 'menyingkirkan' iklan dengan cara ala YouTube, tentu dengan berlangganan YouTube Premium, apalagi layanan ini sudah tersedia di region Indonesia. Namun masalahnya, bahkan dengan trial satu bulan dan biaya langganan 59 ribu rupiah per bulan yang ditawarkan, bagi sebagian orang tetaplah mahal kalau yang diiincar hanyalah bisa menonton tanpa interupsi iklan.
Sudah menjadi logika umum bahwa setiap orang pasti ingin mendapatkan pilihan lebih terjangkau dengan hasil yang sama (setidaknya mendekati) YouTube Premium. Jika mereka hanya sekedar menginginkan agar iklan 'dimusnahkan' di ranah YouTube mereka, maka menggunakan adblock menjadi lebih menarik dan mereka tidak punya alasan untuk merogoh kocek 60 ribu rupiah per bulannya.
Semua Tergantung Masing-Masing
Iklan di YouTube seolah-olah seperti dua sisi koin, memang dibutuhkan demi keberlangsungan layanan itu sendiri namun pengguna seolah 'jijik' dengan keberadaan iklan yang seperti muncul seenak jidat, seolah-olah menjadi 'pemaksaan halus' agar segera berlangganan YouTube Premium sebagai alat cuan seperti yang diutarkan berbagai video edukasi, dimana jika kita tidak membayar ketika memakai suatu produk maka sebenarnya kitalah produknya.
Kembali lagi, semua tergantung masing-masing bagaimana menanggapinya. Lagipula berlangganan layanan premium bukanlah satu-satunya cara menikmati YouTube tanpa iklan, masih banyak cara yang bisa kalian dapatkan di internet (saya tidak jabarkan secara detail disini).
Demikian bagaiaman penulis nge-rant soal keluhan ini melalui opini ini. Jadi bagaimana cara kalian menikmati jejaring sosial ini, apakah lanjut terus meski banyak iklan, atau menggunakan YouTube yang tanpa iklan? It's up to you.