Tangkapan layar karakter Mahito (kanan) dan sang ibu yang terlihat masih muda (Foto: YouTube/GKIDS FILMS)

[Review] The Boy and The Heron, Dibawa Hanyut Oleh Fantasi Studio Ghibli

Review 14 Des 2023

Inilah pertama kali penulis melihat lalu mengulas film dari studio Ghibli. Jujur saja sebelum akan memulai ulasan filmnya, penulis merasa takjub dibuatnya oleh animasi dari studio Ghibli.

Trailer dari The Boy and The Heron

First Impression

Pertama kali ketika menonton film ini kalian akan masuk ke pengenalan cerita zaman Jepang masuk periode perang kedua. Seorang anak kecil Mahito langsung dihadapi dengan kondisi negaranya yang sedang perang. Nuansa Jepang zaman dahulunya kental sekali dan akan dikenalkan dengan pengenalan bahwa orang Jepang hormat sekali kepada serdadu yang tiada pada saat perang.

Pacenya cepat, lambat dan berulang seperti itu sebelum akhirnya kita masuk kebagian Mahito dikenalkan dengan menara yang membuatnya tertarik untuk memasukinya.

Saat masuk ke dalam film tidak ada background music dan hanya disodorkan suara natural dari kebakaran, kericuhan warga dan suara terengah-engah Mahito yang berlari ke rumah sakit ibunya. Hal ini lah yang justru membuat animenya terkesan real.

Penonton dibuat empati terhadap Mahito yang akan kehilangan ibu kandungnya tersebut.

Pengenalan terhadap Fantasi

Sumber: Trailer The Boy and The Heron

Pacing waktu Mahito diajak oleh si burung biru itu terkesan lambat dan tidak asal masuk ke dunia fantasi yang berbeda dengan dunia Mahito yang sedang perang. Mahito baru menerima ajakan burung ketika dirinya kehilangan ibu tirinya yang bernama Natsuko.

Sumber: Trailer The Boy and The Heron

Terutama tiap ada suspense dari si burung pasti ditambah background music yang calming membuat penonton ingin merasa lanjut dengan ceritanya.

Pengalaman Fantasi dan After-eve yang Menakjubkan

Setelah pengenalan terhadap fantasi akhirnnya Mahito bersama Kiriko berpetualang di dunia fantasi dan after-eve. Awalnya akan terasa aneh di mana tiba Mahito di sebuah pulau yang ada di entah berantah. Kita tidak diberitahu ke arah mana Mahito akan berlabuh atau tujuan akhirnya.

Sumber: Trailer The Boy and The Heron

Bisa dibilang sangat rumit dunia ciptaan Hayao Miyazaki ini. Kita tidak tahu awalnya yang Kiriko seorang nenek, bisa-bisa berubah menjadi muda. Dunia ini seperti fantasi anak-anak di mana seekor burung bisa berbicara dan tinggal seperti manusia

Ketika melihat Mahito berkelana hingga akhirnya ia bertemu dengan Himi yang sebenarnya ibunya dia sewaktu lagi muda, kita akan dibuat takjub dengan kekompleksitasan dunia fantasi ini.

Sumber: Trailer The Boy and The Heron

Sampai akhirnya tiba di dunia seperti after-eve di mana Mahito bertemu buyutnya yang meminta ia untuk menjadi penerusnya. Dengan keteguhan hati Mahito menolak dan hanya ingin tinggal di dunia yang penuh dengan kebencian, kejahatan dan dosa tersebut yaitu dunia asli Mahito. Saya sendiri dibuat takjub dengan jawaban Mahito yang menegaskan bahwa ia menerima sepenuhnya dunia yang ia tinggali.

Penutup

Penutup ditutup dengan di mana dunia after-eve hancur dan Kiriko, Himi, Mahito balik ke timeline-nya masing-masing. Mahito dan Natsuko akhirnya ditemukan di dekat Menara yang sedang hancur.

Penutupnya terkesan pacing cepat. Di mana tidak ada sejenis epilog, hanya Mahito yang sudah sedikit dewasa bersama keluarganya yang pindah ke Tokyo. Penonton tidak diberi ruang untuk berpikir, apasih tanggapan Mahito atau hal yang membekas dari Mahito setelah ia masuk dan mengalami kejadian tersebut yaitu masuk dunia fantasi dan after-eve dan juga setelah bertemu ibu kandungnya yang masih muda.

Kesimpulan

Film ini menawarkan pengalaman yang tidak ada sebelumnya menurut penulis. Latar belakang perang dunia kedua dan berkelana di dunia fantasi anak-anak. Hikmah dari film ini adalah menerima pengalaman pahit dan bebas dari kebelengguannya. Hayao Miyazaki berhasil membuat kita terpukau terhadap imajinasinya yang dituangkan dalam film ini.

Jangan lupa nonton film ini di bioskop terdekat kamu ya, jangan sampai ketinggalan.

Tag

Rizky Aufa Febrianto

Suka fotografi dan gambar anime, gaming tipis-tipis