Sumber: Al Jazeera

UNESCO Berikan Penghargaan Kebebasan Pers Kepada Jurnalis Palestina yang Meliput Perang Gaza

Media 5 Mei 2024

Setiap tahun pada tanggal 3 Mei, UNESCO memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia. Di saat yang sama, badan kebudayaan dari PBB mengungkapkan bahwa semua jurnalis Palestina yang meliput perang Israel di Gaza telah dianugerahi penghargaan kebebasan pers dunia.

“Di masa-masa kegelapan dan keputusasaan ini, kami ingin menyampaikan pesan solidaritas dan pengakuan yang kuat kepada para jurnalis Palestina yang meliput krisis ini dalam keadaan yang begitu dramatis,” kata Mauricio Weibel, ketua juri profesional media internasional, dalam konferensi yang digelar Kamis (2/5) lalu sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Minggu (5/5).

“Sebagai umat manusia, kita berhutang besar atas keberanian dan komitmen mereka terhadap kebebasan berekspresi,” tambah Weibel dalam sebuah upacara di ibu kota Chile, Santiago, menjelang Hari Kebebasan Pers Sedunia yang diperingati setiap tanggal 3 Mei.

Dalam sebuah wawancara, Weibel mengatakan dunia memiliki hutang besar kepada jurnalis Palestina.

“Kita menghadapi banyak risiko di seluruh dunia, dan kita perlu mengatakan, 'Berhenti',” tambah beliau.

Audrey Azoulay selaku direktur jenderal Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB mengatakan penghargaan tersebut merupakan penghargaan atas keberanian jurnalis menghadapi keadaan sulit dan berbahaya.

Ratusan Jurnalis Palestina Wafat

Lebih dari 100 jurnalis dan pekerja media, sebagian besar warga Palestina, telah terbunuh dalam tujuh bulan pertama konflik di Gaza yang dimulai pada bulan Oktober, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ).

Sedangkan Kantor Media Pemerintah Gaza menyebutkan jumlah korban jiwa bahkan sudah menyentuh angka lebih dari 140 orang, yang berarti rata-rata lima jurnalis terbunuh setiap minggunya terhitung sejak 7 Oktober 2023.

Sejauh ini pada tahun 2024, 25 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh, menurut CPJ. Setidaknya 20 orang yang tewas di antaranya berada di Palestina.

sumber: Al Jazeera

Jurnalis Al Jazeera wafat dan terluka saat peliputan di Gaza

Jurnalis Al Jazeera di Gaza termasuk di antara mereka yang menjadi sasaran serangan Israel sejak Oktober.

Pada Desember 2023, kepala biro Al Jazeera di Gaza Wael Dahdouh terluka dalam serangan drone Israel yang menewaskan rekannya dan juru kamera Al Jazeera Arab Samer Abudaqa, ketika mereka sedang melaporkan di sekolah Farhana di Khan Younis, Gaza selatan.

Abudaqa mati kehabisan darah selama lebih dari empat jam karena pekerja darurat tidak dapat menghubunginya karena tentara Israel tidak mengizinkan mereka.

Pada tanggal 7 Januari, Hamza Dahdouh, putra tertua kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael Dahdouh, terbunuh oleh rudal Israel di Khan Younis. Hamzah, yang merupakan seorang jurnalis seperti ayahnya, berada di dalam kendaraan dekat al-Mawasi, kawasan yang dianggap aman yang ditetapkan Israel, bersama jurnalis lainnya, Mustafa Thuraya, yang juga tewas dalam serangan itu.

Menurut laporan koresponden Al Jazeera, kendaraan Hamzah dan Mustafa menjadi sasaran ketika mereka mencoba mewawancarai warga sipil yang kehilangan tempat tinggal akibat pemboman sebelumnya.

Di bulan Februari, Mohamed Yaghi, seorang jurnalis foto lepas yang bekerja dengan beberapa media, termasuk Al Jazeera, juga wafat dalam serangan udara Israel di Deir el-Balah, Gaza tengah.

Sejak dimulainya perang, setidaknya 34.596 warga Palestina telah tewas dan 77.816 lainnya terluka di Gaza. Lebih dari 8.000 orang lainnya hilang, terkubur di bawah reruntuhan.

Tag

Visio

Hanya seorang budak korporat yang menyukai game, manga, anime.