Kendaraan elektrik dari Mercedes, Mercedes EQS (Foto: Mercedes)

Jerman Jadi Produsen Kendaraan Listrik No. 1 di Eropa, Ke-2 di Dunia

Otomotif 13 Jun 2024

Jerman telah mengukuhkan posisinya sebagai produsen kendaraan listrik terkemuka di Eropa. Tahun lalu, industri mobil Jerman telah mencatatkan 1,27 juta produksi mobil listrik, termasuk kendaraan berbasis full electric dan plug-in hybrid. Angka ini menempatkan Jerman di posisi kedua setelah Tiongkok dalam produksi mobil listrik global.

Meskipun sebagian besar produksi mobil listrik Tiongkok hanya untuk pasar dalam negeri, Jerman memiliki pendekatan berbeda, dengan 76% mobil listriknya ditujukan untuk pasar ekspor, mengutip dari ArenaEV pada Kamis (13/6).

SUV Elektrik dari Mercedes, Mercedes EQB (Foto: Mercedes)

Dominasi Manufaktur Asal Jerman di Eropa

Hal ini membuat Jerman menjadi pemain kunci pada lanskap EV global, memasok kendaraan listrik ke berbagai negara di seluruh dunia.

Di Eropa, dominasi Jerman bahkan lebih menonjol, dengan produksi mobil listriknya yang melebihi produksi mobil listrik Spanyol yang berada di posisi kedua dan Prancis yang berada di posisi ketiga - jika digabungkan.

Pemerintah Jerman telah menetapkan target ambisius untuk adopsi mobil listrik, dengan target 10 juta mobil listrik terdaftar pada tahun 2030. Namun, jalan untuk mencapai tujuan ini memiliki tantangan tersendiri.

Terhentinya Subsidi Mobil Listrik

Pada akhir tahun 2023, pemerintah secara tiba-tiba menghentikan program subsidi mobil listrik karena keterbatasan anggaran. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran tentang keterjangkauan mobil listrik bagi konsumen, yang berpotensi memperlambat laju adopsi kendaraan listrik di berbagai regional Eropa.

Program subsidi pemerintah ini awalnya menawarkan insentif keuangan hingga €6.750 untuk pembeli mobil listrik, yang akhirnya diganti dengan skema subsidi lain yang lebih terjangkau.

Pada program baru ini, kendaraan BEV dengan harga jual bersih hingga €45.000 berhak mendapatkan subsidi €4.500, namun untuk kendaraan yang lebih mahal tidak lagi menerima subsidi pemerintah tersebut.

Perubahan kebijakan ini telah dikritik oleh para pemangku kepentingan industri, yang berpendapat bahwa hal ini dapat membuat mobil listrik kurang menarik bagi calon pembeli.

Produsen mobil Jerman juga menghadapi tantangan terkait pengembangan perangkat lunak dan kompleksitas rantai pasokan. Tesla dan produsen mobil Cina telah memimpin di bidang ini, membuat produsen Jerman harus mengejar ketertinggalan.

Selain itu, produsen mobil Jerman sering kali bergantung pada perusahaan-perusahaan Amerika dan Asia Timur untuk baterai mobil listrik, sehingga menimbulkan masalah ketergantungan dan menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan teknologi baterai sendiri.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Jerman tetap menjadi kekuatan yang signifikan dalam industri mobil listrik. Negara ini berinvestasi dalam kemampuan produksi baterai.

Volkswagen bermitra dengan perusahaan seperti Northvolt untuk mengamankan rantai pasokan yang stabil untuk baterai EV. Upaya ini sangat penting bagi Jerman untuk mempertahankan posisi kepemimpinannya di pasar mobil listrik Eropa dan bersaing secara global.

Tag

Naufal Nurihsan Fauzi

Just your ordinary guy, that likes playing games, keen into tech stuff, and (sometimes) designing something.