Hands-on Buku Stay Positive with Marcus Aurelius, Sumber: Istimewa(Media Formasi/Rizky Aufa Febrianto)

[Review] Buku Stay Positive with Marcus Aurelius, Jawaban untukku, Si Wibu Overthinking

Review 22 Jun 2024

Overthinking hal yang kualami hampir setiap hari. Sebelum masuk ke ulasan buku ini, penulis akan menceritakan latar belakang diri sendiri agar lebih masuk dan nyambung dengan apa yang akan diulas di buku ini.

Latar Belakang Penulis

Penulis sendiri adalah seorang wibu yang lumayan maniak. Yah bisa dibilang penulis ini sampai menyimpan figurine dari anime dan gim yang lumayan terkenal. Diantaranya ada figurine seksi dan biasa saja. Penulis juga sering membaca light novel dan yang rela dibeli dari importir Jepang atau hasil terjemahan pun ada. Koleksi komiknya pun sampai ratusan judul dan memenuhi rak buku di kamar.

Hampir tiap hari bisa menonton minimal satu episode anime atau bermain gim RPG gacha untuk grinding dan mengambil bonus harian.

Tapi ada kalanya sebagai wibu ini, penulis merasa sendirian dan tidak puas dengan apa yang dikoleksinya. Penulis ingin punya teman yang sehobi atau setidaknya menerima dengan hobi yang dijalani penulis ini walaupun tidak sehobi. Namun apa daya, penulis takut untuk memulai sesuatu yang dapat menimbulkan sebuah jalinan pertemanan. Penulis merasa jika menjalin pertemanan dengan orang asing/random takut dikira nerd/aneh dan tidak bisa menerima penulis apa adanya. Yah begitulah pemikiran penulis ini bisa dibilang dirinya overthinking berpikir berlebihan sebelum kejadian yang akan dialami(padahal kejadianya belum tentu benar menurut dirinya).

Penulis sendiri sudah didiagnosa oleh dokter pskiatri memiliki anxiety disorder, dan cemas berlebihan. Bukan seperti menhera di Facebook yang suka self diagnose.

Dengan keadaan penulis yang suka overthinking dan didiagnosa anxiety disorder, penulis susah untuk menjalin pertemanan atau memulai sebuah hubungan dengan seseorang.

Review

Akhirnya suatu saat di mana sebuah e-commerce mengadakan diskon gilan-gilaan yakni sampai 99% penulis membeli sebuah buku yang menurutnya bagus untuk dibaca untuk dirinya sendiri. Buku itu ditulis oleh Jana Capri dan Charan Diaz dengan pengantar dr. Andreas Kurniawan, Sp. Kj. yang berjudul Stay Positive with Marcus Aurelius. Buku ini bukan seratus persen dibuat oleh mereka melainkan didapatkan kata-kata dan inspirasinya dari tokoh stoik, Marcus Aurelius.

Buku Stay Positive with Marcus Aurelius, Sumber: Istimewa(Media Formasi/Rizky Aufa Febrianto)

Buku ini menawarkan sebuah solusi dari permasalahan kehidupan yang bermacam-macam yang ditaruh dalam "79 pertanyaan tentang hidup", khususnya untuk penulis yang suka berpikir berlebihan.

Cara menggunakan buku ini gampang saja, yakni jika kamu sedang dalam masalah atau gelisah lalu memilih bab yang kiranya pas disaat kondisi kamu tersebut. Atau jika kamu tidak sedang lagi bermasalah, buku ini juga bisa dibaca seluruh halamannya.

Tampak dalam buku Stay Positive with Marcus Aurelius, Sumber: Istimewa(Media Formasi/Rizky Aufa Febrianto)

Jawaban permasalahanmu akan dijawab melalui pertanyaan yang jarang atau umum terjadi tentang kehidupan dan akan dijawab oleh tanggapan Marcus Aurelius serta ada refleksi psikologis yang membuat pernyataan dari tokoh stoik tersebut bisa diaplikasikan ke kondisi kehidupan nyata.

Seperti masalah penulis yakni susah bergaul dan sulit menerima orang lain apa adanya. Dijawab di bagian "Hati Nurani" yang jika mengutip pertanyaannya:

Bagaimana supaya bisa tetap tenang di dunia yang penuh dengan begitu banyak orang bermaksud jahat?

Jawaban dari Marcus Aurelius:

Fokus pada yang paling penting: jujurlah pada diri sendiri dan orang lain. Jadilah orang baik. Dan tumbuhkan rasa toleransi terhadap orang yang culas atau semena-mena, karena kau tidak dapat menghindarinya. Jangan biarkan perilaku toksik mereka memengaruhimu.

Refleksi psikologis atau maksudnya yang bisa diaplikasikan ke hidupmu:

Bayangkan kau berpergian ke dunia tempat hanya ada penipu dan orang-orang yang semena-mena. Dengan hidup di tengah-tengah orang semacam ini, apakah menurutmu kau harus melupakan nilai-nilai serta hati nuranimu? Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan berinteraksi dengan berbagai macam orang. Ada yang memiliki pengaruh baik terhadap kita, ada pula yang tidak. Yang penting adalah, kau tidak mengompromikan prinspmu sebagai akibat dari pengaruh negatif ini, karena hati nurani yang bersih itu sungguh tak ternilai harganya.[]

Walaupun pertanyaan tersebut tidak 100% mewakili permasalahan penulis dan jawabanya tidak langsung menjawab apa yang dimasalahkan penulis. Namun setidaknya penulis memiliki gambaran dari jawaban Marcus Aurelius yakni bisa menerima orang lain apa adanya dan tumbuhkan pikiran positif dari diri sendiri agar tidak tercemar dari orang lain. Tumbuhkan prinsip adalah satu-satunya hal yang penulis juga belum melaksanakannya.

Jangan biarkan anggapan mereka terhadap wibu yang negatif ini menjadi suatu senjata mereka untuk kita yang menyebabkan semakin berpikir negatif.

Buku ini juga fokus untuk mereka yang lagi memiliki permasalahan dalam hidup atau yang mempunyai penyakit mental seperti penulis ini.

Buku ini menurut pernulis cocok untuk gen Z atau wibu muda seperti kita yang mempunyai permasalahan dalam hidupnya dan yang rentan akan masalah mental dan pengaruh media sosial serta pengaruh informasi yang tidak disaring yang bisa memunculkan kecemasan atau depresi.

Dengan buku ini kamu berasa berbincang dengan Marcus Aurelius si tokoh stoik dan lebih mengenal dirimu serta menyadari bahwa hidup ini tidak baik-baik saja. Dan walaupun begitu semua bisa dikendalikan dengan perilaku dan pikiran diri sendiri.

Sekian ulasan buku ini. Kamu bisa mendapatkannya di toko buku terdekat atau membelinya di Tokopedia offical Mizan Store

Tag