Pengumuman "Direct to Cell" di Situs Resmi Starlink (Foto: pcmag.com).

Starlink Siapkan Layanan Seluler, XL Axiata dan Telkomsel Minta Sikap Adil

Teknologi 6 Jun 2024

Perusahaan telekomunikasi milik Elon Musk, Starlink, umumkan produk baru "Direct to Cell" melalui situs resmi Starlink. Produk ini kemungkinan akan datang ke Indonesia, mengingat Starlink telah mendapatkan izin operasional di Indonesia bulan Mei lalu.

Dilansir dari Kompas pada hari Kamis (06/06) ini, fitur "Direct to Cell" memungkinkan pelanggan Starlink untuk mengirim SMS, menelepon, dan mengakses Internet dari ponsel tanpa perantara operator seluler.

Tahun ini, Starlink akan berfokus kepada fitur SMS. Rencananya, fitur telepon, akses Internet, serta integrasi dengan Internet of Things akan luncur tahun 2025.

Tanggal perilisan "Direct to Cell" belum dipastikan, namun informasi lebih lanjut sudah dapat diakses melalui situs Starlink. Untuk saat ini, Starlink baru menjual layanan yang serupa dengan "Direct to Cell" kepada perusahaan lain (B2B).

Operator Seluler Lokal Tuntut Keadilan

Datangnya "Direct to Cell" berpotensi mengakibatkan disrupsi di pasar telekomunikasi Indonesia. Beberapa operator seluler lokal, seperti Telkomsel dan XL Axiata, telah memanggil Starlink untuk bersikap adil.

"Telkomsel berharap pemerintah dapat menciptakan equal playing field dengan keadilan dalam pemberlakuan pemenuhan kewajiban penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia kepada Starlink," ucap Saki Bramono, VP Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, kepada CNBC 29 Mei lalu.

Sedangkan, XL Axiata ingatkan pemerintah untuk mengontrol struktur tarif dan menggunakan kesempatan ini untuk membangun kolaborasi antara provider lokal dan internasional.

"Kami berharap agar kehadiran Starlink di Indonesia bisa membuka potensi untuk berkolaborasi, sehingga membawa manfaat yang nyata bagi masyarakat dan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia," kata Reza Mirza, Group Head Corporate Communications PT XL Axiata Tbk.

Pengamat dan Pemerintah Bersikap Waspada

Selain pihak operator seluler lokal, pemangku kepentingan lainnya juga menyatakan kecemasan terhadap dampak Starlink ke pasar Indonesia.

"Kalau sampai direct to cell sih, itu benar-benar kita hulu ke hilir bisa habis. Sekarang yang pinggir-pinggir saja bisa ketakutan," komentar Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif kepada Bisnis.com.

"Kita tahu, mungkin direct to device commercial Starlink yang langsung ke hape mungkin tahun depan. Itu akan jadi ancaman GSM operator," kata Sekretaris Jendral ASSI, Sigit Jatiputro.

Sedangkan menurut Ketua Umum Indonesia Digital Empowering Community (Idiec) Tesar Sandikapura, meskipun datangnya Starlink dapat menjadi ancaman, ini belum tentu menyebabkan kolaps karena banyaknya pengguna ponsel serta pilihan operator di Indonesia.

Pemerintah juga akan terus memantau perkembangan "Direct to Cell" dan Starlink di Indonesia. "Kita tunggu saja, kita monitoring, kita evaluasi terus-menerus," ucap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, Senin (03/06).

Meskipun terdapat kekhawatiran, masih ada secercah harapan bagi operator lokal, karena Starlink belum dapat menjamin kecepatan yang dapat bersaing dengan jaringan seluler di darat.

"Perlu dicatat bahwa [satelit] ini hanya mendukung sekitar 7 MB per zona. Jadi, meskipun ini solusi yang bagus untuk lokasi tanpa sinyal, kecepatannya tidak cukup bersaing dengan jaringan seluler terestrial yang ada," kata Elon Musk melalui X saat pertama kali uji coba "Direct to Cell" Januari lalu.

Tag

Aqila Shafa Arimurti

Pianis, gitaris, bassist, komposer musik gim, fotografer, dan content writer.