Red Bull RB17 - Mahakarya Terakhir Adrian Newey Untuk "Banteng Merah"

Red Bull Racing resmi merilis hypercar pertamanya - RB17 pada ajang Goodwood Festival of Speed pada hari ini (12/7). Diprakarsai oleh Adrian Newey, chief engineer dari team Red Bull F1 dan otak dibalik mahakarya terbaik dari tim berbasis di Milton Keynes, Inggris seperti RB18 dan RB19 yang mendominasi di ajang Formula 1 dalam dua tahun terakhir.

Sekaligus RB17 akan menjadi swan song sebelum Newey meninggalkan Red Bull pada akhir tahun 2024. Hanya 50 unit direncanakan untuk diproduksi dengan kisaran harga sekitar 5 Juta Euro (87,75 Milyar Rupiah), itupun semua unit dikabarkan sudah dipesan oleh konsumen.

Screaming V10 Engine + Lightweight

Red Bull RB17 dipersenjatai oleh mesin naturally-aspirated 4.5-liter V10, dikembangkan oleh Cosworth menghasilkan tenaga 986hp dengan redline mencapai 15.000rpm, terhubung dengan transmisi single-clutch sequential yang terintegrasi dengan motor listrik tenaga 197 hp. Basically, RB17 adalah hypercar hybrid dengan tenaga kombinasi sekitar 1.184 hp.

Mungkin dibandingkan dengan hypercar lain terlihat medioker, namun RB17 memiliki keunggulan mutlak dengan bobot hanya 900kg, dan power-to-weight ratio mencapai 1.300 hp/ton.

Semua berkat penggunaan carbon fibre secara ekstensif bukan hanya pada sasis, namun juga pada konstruksi double wishbone dan gearbox casing. Faktanya, RB17 menjadi mobil pertama dunia dengan gearbox dari carbon fibre.

Ditambah dengan F1-style adjustable pushrod suspension, carbon brakes, dan ban Michelin Pilot Sport yang dikembangkan khusus untuk RB17.

Bicara soal aerodinamika, desain RB17 dirancang sedemikian rupa untuk menciptakan downforce hingga 1.7 ton pada kecepatan 160km/h. Ditambah active aerodynamic meliputi spoiler depan dan belakang hingga diffuser.

Sebagai hypercar, Red Bull RB17 tidak diciptakan untuk digunakan di jalan raya melainkan hanya untuk track use. Namun Red Bull Racing akan memberikan opsi konversi untuk dapat digunakan di jalan raya jika diinginkan oleh customer.