CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis

Pavel Durov, miliarder asal Rusia dan salah satu pendiri serta CEO Telegram, ditangkap oleh polisi Prancis di Bandara Le Bourget di luar Paris pada Sabtu (24/8) malam.

Menurut laporan dari perusahaan TV Prancis TF1 dan BFMTV, Durov ditahan setelah tiba dengan jet pribadinya dari Azerbaijan sekitar pukul 8 malam waktu setempat. Durov dijadwalkan hadir di pengadilan Minggu (25/8) ini.

Penangkapan tersebut dilakukan berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan oleh pihak berwenang di Prancis terkait dugaan kurangnya moderasi di platform Telegram, yang diduga telah digunakan untuk pencucian uang, perdagangan narkoba, dan penyebaran konten pedofil.

Sumber yang dekat dengan Durov mengaku terkejut mendengar kejadian tersebut. "Ini adalah balas dendam pribadi Macron," ucapnya, mengutip Readean di X (Twitter).

TF1 juga melaporkan bahwa Durov telah dinyatakan sebagai persona non grata di Prancis. Menurut beberapa jurnalis yang dekat dengan Komisi Eropa, Prancis mungkin akan menggunakan pengadilan Durov sebagai upaya untuk memberlakukan sanksi Uni Eropa terhadap Telegram.

Telegram sendiri belum memberikan komentar terkait penangkapan Durov.

Profil Pavel Durov

Pavel Durov merupakan salah satu tokoh ternama di dunia teknologi. Tahun 2006 silam, bersama teman kuliahnya serta kakaknya Nikolai, Durov luncurkan aplikasi media sosial bernama VK.

Lalu, duo Durov bersaudara kembangkan Telegram yang rilis tahun 2013. Pavel Durov menjadi CEO perusahaan tersebut hingga saat ini.

Durov kabur dari negara kelahirannya pada tahun 2014 karena tidak setuju dengan kebijakan privasi terbaru di negara tersebut, dan juga karena ia tidak ingin menghapus komunitas VK yang dianggap melawan pemerintah. Tahun itu juga, ia dikeluarkan dari posisinya sebagai CEO VK.

Kini, Durov berkewarganegaraan ganda Prancis-Uni Emirat Arab dan tinggal di Dubai. Ia diperkirakan memiliki kekayaan sebesar $15,5 miliar, menurut Forbes.