[Preview] ATRI -My Dear Moments-, Tragedi, Melankolia, dan Robot Ceria
Saat artikel ini ditulis, tiga episode sudah anime "ATRI -My Dear Moments-" tayang di antara jajaran anime lainnya yang tayang di musim panas 2024. Adaptasi dari visual novel karya penulis Asta Konno serta studio Frontwing dan Makura tersebut mempunyai banyak beban berupa ekspektasi yang harus dipikul.
Pertama, sebagai adaptasi dari statusnya sebagai adaptasi dari karya aslinya itu sendiri. Saat artikel ini ditulis, game "ATRI -My Dear Moments-" memiliki rating "Overwhelmingly Positive" di platform Steam dengan total review sebanyak 16 ribu. Mengadaptasi karya yang sangat dicintai tentunya membawa ekspektasi yang besar dari para penggemarnya.
Kedua, adaptasi "ATRI -My Dear Moments-" juga menandakan awal kembalinya tren adaptasi visual novel menjadi anime yang sempat merajalela di era 2000-an dan awal era 2010-an.
Tren tersebut melahirkan banyak anime yang berkualitas pada masanya, di antaranya adalah "Clannad", "Steins;Gate", "Danganronpa", dan "Fate/Stay Night Heavens Feels & Unlimited Blade Works" (untuk saat ini, mari kita lupakan bahwa rute utama "Fate/Stay Night" pernah diadaptasi).
Namun tren tersebut redup sejalan dengan waktu, dan bukan tanpa alasan. Tidak sedikit penggemar yang mengeluhkan bahwa adaptasi dari visual novel sering terasa tergesa-gesa dalam penyampaian ceritanya.
Dan untuk setiap adaptasi berkualitas seperti "Steins;Gate", terdapat banyak adaptasi yang memiliki kualitas buruk daripada karya aslinya, seperti adaptasi anime "White Album 2", salah satu visual novel yang sering diberi gelar terbaik sepanjang masa, mendapat adaptasi anime yang memiliki reputasi buruk baik di kalangan pembaca visual novel maupun penonton anime.
Alih fokus industri anime yang kini mulai berfokus kemabli kepada adaptasi manga. light novel, dan karya orisinal juga meninggalkan sedikit ruang untuk sebuah adaptasi visual novel.
Tren itu kini mulai kembali. Dalam beberapa bulan lalu saja, ada beberapa pengumuman adaptasi anime untuk visual novel super populer, seperti "Summer Pockets", "Nukitashi", dan "9 -nine-". Hal ini secara tidak langsung membuat adaptasi anime "ATRI -My Dear Moments-" menjadi penyala obor untuk gelombang baru anime adaptasi visual novel.
Pertanyaannya, apakah obor yang dinyalakan oleh "ATRI -My Dear Moments-" adalah obor terang benderang, atau sebuah obor yang akan redup dalam sekejap mata? Dan yang paling penting, apakah "ATRI -My Dear Moments-" cocok untuk kamu tonton di musim panas ini?
DISCLAIMER: Preview ini akan mengkaji dan menilai ATRI: My Dear Moments secara mendalam berdasarkan tiga episode awalnya. Tidak akan ada spoiler yang berasal dari visual novel.
Birunya Langit, Putihnya Awan, dan Tenggelamnya Dunia
"ATRI -My Dear Moments-" berkisah tentang Ikaruga Natsuki, seorang remaja berumur 17 tahun yang hidup di dunia yang seakan, sudah berakhir. Untuk mengenal lebih lanjut tentang Natsuki, menjelaskan apa yang Natsuki punya di dunia ATRI akan lebih mudah untuk menjelaskan apa yang dia tak punya.
Dia tidak mempunyai rumah yang layak sehingga ia harus tinggal di sebuah perahu, dia tidak memiliki uang sehingga dia harus bekerja sama dengan seorang wanita debt collector bernama Catherine untuk mencari uang dengan menjual hal-hal yang Natsuki bisa temukan dengan kapal selamnya, dia tidak memiliki semangat untuk pergi ke sekolah bersama teman masa kecilnya, Kamishiro Minamo;
Dan yang paling utama, sebuah insiden membuatnya kehilangan keluarga dan kaki kanannya. Kaki prostetik yang ia pakai semakin hari semakin rusak.
Ada banyak hal yang membuat "ATRI -My Dear Moments-" terasa seperti sebuah adaptasi visual novel dari menit-menit awalnya. Di mulai dari protagonis yang memiliki kisah latar belakang yang tragis hingga karakter-karakter yang kebanyakan adalah gadis yang manis.
Dan hal tersebut bukanlah hal yang negatif. Dalam menit-menit awal tersebut, "ATRI -My Dear Moments" berhasil membangun latar belakang karakter yang solid dan juga menjelaskan dunia di mana karakter-karakter tersebut menjalani hidup mereka melalui naratif yang efektif dan direksi visual yang menjadi elemen penting di dalam storytelling-nya. Dan dunia tersebut adalah highlight dari anime ini.
Dunia ATRI adalah dunia yang kebanyakannya sudah tenggelam oleh air laut yang naik secara drastis, dan hal tersebut terefleksikan dalam desain visual-nya.
Direksi visual "ATRI -My Dear Moments-" dipenuhi oleh hal-hal yang kuat kaitannya dengan imej musim panas. Mulai dari birunya laut dan langit, teriknya mentari, dan putihnya awan yang tampil menawan berkat tangan dingin studio Troyca.
Namun menciptakan dunia musim panas yang biasa bukanlah tugas yang diberikan pada studio Troyca. Di "ATRI -My Dear Moments-", gedung-gedung mulai diselimuti oleh lumut, jalanan memiliki keretakan cukup signifikan, dan bahkan pulau kecil yang ditinggali Natsuki dan penduduk sekitarnya pun unik.
Dikarenakan pulau yang mereka tinggali adalah dataran yang sebelumnya adalah dataran tinggi, karakteristik geografis dari pulau tersebut tidak terlihat seperti pulau pada umumnya. Tidak ada pantai yang terlihat dan pulau tersebut memiliki banyak bukit dengan jalanan yang berlika-liku dan bangunan tanda peradaban yang tidak begitu banyak.
Meski dunia "ATRI -My Dear Moments-" tampak seperti dunia tanpa harapan, penduduk yang masih tersisa di pulau tersebut masih menjalani hidup sebaik yang mereka bisa. Tanpa listrik, tanpa pasokan air yang stabil, dan stok makanan yang semakin menipis. Kamishiro Minamo misalnya, masih semangat untuk pergi ke sekolah dan berbaur dengan anak-anak sekitar pulau meskipun rumah yang ia tinggali kini sudah berselimut lumut.
Orang-orang yang tetap tinggal di pulau tersebut adalah orang-orang yang tertinggal karena mereka tidak bisa ikut pindah ke "pulau utama" karena ketidakmampuan secara finansial.
Desain dan direksi visual yang ada di "ATRI -My Dear Moments-" menggambarkan kondisi hidup karakter di dunianya dan efek dari kenaikan air laut tersebut dengan cara "show and tell", apa yang para karakter ceritakan tentang sulitnya hidup pasca naiknya air laut dapat kamu lihat secara langsung.
Aspek tersebut diperkuat di adegan selanjutnya di mana Natsuki bertemu dengan Atri untuk pertama kalinya. Di adegan saat Natsuki bereksplorasi di bawah laut dengan kapal selamn-ya, kamu bisa melihat dunia yang sudah ditenggelami oleh lautan lepas. Jajaran gedung, perumahan, dan infrastruktur lainnya yang sebelumnya adalah tempat para karakter-karakter tersebut tinggal. Mereka masih utuh, terpaksa ditinggal, ditenggelami air.
"ATRI -My Dear Moments-" juga mereka ulang banyak CG dari visual novel-nya dengan tingkat kemiripan hampir 1:1 yang menjadi detil unik untuk para penggemar karya aslinya.
Satu hal yang perlu dikritisi, kurangnya suara ambient di anime ini pada adegan-adegan yang tidak memiliki musik latarbelakang membuatnya terasa hampa. Beberapa penonton mungkin sudah bosan dengan suara jangkrik di setiap anime musim panas, namun kami merasa suara-suara seperti itu membuat dunia anime terasa lebih "hidup".
Meskipun bagi kami "ATRI -My Dear Moments-" bukanlah anime yang memiliki visual paling impresif di musim ini, atensi-nya terhadap detil dunia dan bagaimana hal tersebut menggambarkan cara hidup para karakter patut diacungi jempol.
Dunia "ATRI -My Dear Moments-" kental akan tragedi dan melankolia, namun anime ini bukanlah kisah yang sepenuhnya tragis. Bahkan, tiga episode awalnya lebih bernuansa komedi dengan banyak momen yang berhasil membuat kami tertawa. Hal tersebut disebabkan oleh kehadiran sang karakter tituler, Atri.
"Aku Akan Menjadi Kakimu, Natsuki-san"
Kehadiran Atri di kisah ini membawa kontras yang menarik. Di dunia yang seakan tanpa harapan, Atri hadir dengan tingkah yang polos dan jahil, dia sangat suka menyombongkan diri tentang bagaimana dirinya adalah seorang model robot berperforma tinggi, hanya untuk gagal melakukan kebanyakan tugas yang ia lakukan. Ditambah lagi, dia adalah robot yang pelupa.
Keceriaan Atri dan dinamikanya dengan Natsuki yang berkepribadian dingin tidak hanya membuat anime ini menyenangkan untuk ditonton, tingkahnya tersebut juga membuat momen-momen sunyi dan emosional yang ada semakin ngena.
Meskipun kisah yang disampaikan di beberapa episode dari "ATRI -My Dear Moments-" terasa berlaju cepat, kami tidak merasa bahwa adaptasi ini terasa tergesa-gesa seperti banyak adaptasi visual novel lainnya.
Penulis skrip Jukki Hanada, yang sebelumnya juga menulis skrip untuk anime-anime seperti "Hibike Euphonium", "Girls Band Cry", dan "Steins;Gate", berhasil membuat keseimbangan yang baik antara momen-momen slice of life dan progres cerita di setiap episode-nya.
Dengan bagaimana kisah Natsuki dan Atri berlangsung saat ini, kami rasa kami akan membutuhkan tisu untuk mengelap air mata di penghujung musim nanti.
"ATRI -My Dear Moments-" juga mengangkat isu-isu sosial yang menarik untuk diangkat yang berfokus pada kesenjangan sosial. Antara mereka yang mampu dan yang tidak.
Kehadiran Atri sendiri misalnya. Saat Natsuki dan Catherine menemukannya di rumah nenek Natsuki yang telah tenggelam, hal pertama yang mereka pikirkan adalah "harganya berapa kalau dia dijual?" meskipun Atri secara praktis menyelamatkan nyawa Natsuki, meskipun Atri adalah robot kesayangan nenek Natsuki dan masih memiliki tugas yang belum ia laksanakan, meskipun dia adalah gadis robot lucu yang menggemaskan, dan meskipun Natsuki memiliki afeksi tersendiri terhadap Atri, Natsuki dan Catherine bersikukuh untuk tetap menjualnya di episode awal hanya untuk satu hal: uang.
Hidup di tengah kemiskinan tidak lah mudah.
Komentar sosial tersebut tidak lah lebih jelas dari subplot sekolah dan elektrisitas yang dikenalkan pada episode tiga. Dalam episode tersebut, terungkap bahwa satu-satunya sekolah yang ada di pulau tersebut tidak memiliki guru sama sekali. Minamo bersuka rela menjadikan dirinya sebagai guru untuk para anak-anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk pindah ke pulau utama.
Inilah realita kami. Kalau kau tidak punya apa-apa, kamu hanya akan ditendang dari pulau utama sebelum kamu bisa melakukan apa-apa. Mereka yang mempunyai apapun bebas untuk mendapat apapun yang mereka mau.
-Nojima Ryuuji
Saat ATRI "-My Dear Moments-" ingin membuatmu tertawa dengan tingkah Atri, Natsuki, dan kawan-kawannya, ia adalah sebuah anime yang jenaka dan menyenangkan untuk disimak. Namun momen-momen di mana Atri membawamu pada kisah tentang kehidupan manusia pasca musibah yang hampir menjadi akhir dunia lah "ATRI -My Dear Moments-" bersinar di mata kami.
Kisah Klasik Musim Panas
Rasanya sangat tepat untuk "ATRI -My Dear Moments-" untuk tayang di musim panas tahun ini.
Ada atmosfer dan kesan tertentu yang kental yang kami perhatikan sering ada di media Jepang yang bertemakan musim panas, baik dari aspek latar, karakteristik, hingga kisah yang disampaikan.
Dari tiga episode yang telah tayang, "ATRI -My Dear Moments-" memiliki banyak dari aspek-aspek tersebut.
"ATRI -My Dear Moments-" adalah sebuah kisah yang melangkahi benang tipis antara sebuah kisah coming-of-age atau bildungsroman melankolis dan juga sebuah komedi yang dapat membuatmu tertawa. Di tengah semua tragedi yang ada, kisah ini adalah sebuah kisah yang penuh dengan harapan.
Premisnya mungkin bukanlah premis paling orisinal di musim ini, namun eksekusi dari premis tersebut dan bagaimana tim dari Troyca berhasil mencapai keseimbangan antara dua sisi dari narasi "ATRI -My Dear Moments" menjadikannya anime yang patut untuk disimak.
"ATRI -My Dear Moments-" dapat kamu saksikan secara legal dengan takarir Indonesia di layanan Bstation.