Ratusan Akun Google Bisnis Hotel di Indonesia Diretas, Waspada Penipuan!

Sejumlah hotel di berbagai wilayah Indonesia, khususnya Pulau Jawa, mengalami serangan hacker yang menargetkan akun Google Bisnis.

Peretasan pertama kali terdeteksi Minggu (11/8) ketika sejumlah hotel di Jawa Timur, termasuk Java Paragon, Deka Hotel, Fave Rungkut, dan Java Lotus Hotel di Jember, melaporkan adanya perubahan data di Google Bisnis. Sejak itu, insiden peretasan terus meluas ke berbagai wilayah lain di Indonesia.

Sejumlah Destinasi Favorit Menjadi Korban

Ketua Harian Koordinator Wilayah PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Surabaya, Puguh Sugeng Sutrisno, konfirmasi Senin (12/8) lalu bahwa insiden tersebut tidak hanya terjadi di Jawa Timur, tetapi juga di kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Semarang, Denpasar, dan Makassar.

Menurut Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani dalam jumpa pers pada hari Senin (12/8), sekitar 51 hotel di Surabaya menjadi korban. Sementara, di Jawa Tengah, tercatat 156 hotel mengalami peretasan serupa.

Kasus tersebut telah merugikan banyak pihak, baik dari sisi pengelola hotel maupun pelanggan. Tidak hanya berdampak pada kerugian finansial, peretasan tersebut juga merusak reputasi hotel yang terkena imbas.

Modus Peretasan

Peretas diketahui menggantikan nomor telepon resmi hotel dengan nomor palsu dan memindahkan lokasi hotel di Google Maps. Mereka juga menambahkan nomor WhatsApp yang bukan milik hotel untuk menipu pelanggan yang ingin melakukan reservasi.

"Mereka masuk ke edit address dengan menambahkan nomor WA yang bukan milik hotel dan business entity lainnya," ucap Jeffrey Wibisono, General Manager Java Lotus Hotel Jember via Liputan 6.

Google Bisnis (Foto: Redaksi Media Formasi/Yehezkiel Frederik Ruru).

Mengutip Tribun News, Ketua BPD PHRI Jatim, Dwi Cahyono menambahkan bahwa peretas "diduga manipulasi atau merubah tampilan informasi mengenai nomor telepon dan rekening penerimaan uang hasil pemesanan kamar di dalam halaman website resmi hotel."

Hal tersebut menyebabkan pelanggan tertipu, karena nomor tersebut seolah-olah dioperasikan oleh staf hotel.

Pelanggan yang mencoba melakukan reservasi melalui nomor yang diberikan oleh hacker diarahkan untuk mentransfer uang ke rekening palsu. Akibatnya, banyak pelanggan yang kehilangan uang tanpa mendapatkan layanan yang dijanjikan.

Dwi Cahyono memperkirakan bahwa kerugian akibat salah transfer mencapai ratusan juta rupiah.

PHRI Lapor ke Polisi

PHRI telah mengambil tindakan dengan melaporkan kejadian tersebut ke Bareskrim Polri dan kepolisian daerah setempat Minggu (11/8) lalu.

Menurut IDN Times, PHRI juga telah melaporkan kasus tersebut ke Google untuk segera mengambil tindakan. PHRI berharap Google segera menindaklanjuti kasus tersebut agar tidak ada korban berikutnya.

Himbauan ke Masyarakat

Pihak hotel telah diminta untuk memanfaatkan media sosial untuk memberikan peringatan kepada pelanggan. "Semua hotel, di aplikasi medsosnya, dikasih pengumuman, bahwa kita sedang ada gangguan hack," kata Dwi Cahyono.

Hariyadi Sukamdani juga mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan reservasi hotel, dan untuk menghubungi hotel dari channel resmi untuk menghindari penipuan.

"Kami menghimbau masyarakat untuk tidak langsung tergiur dengan penawaran yang dirasa tidak masuk akal," tambah Wardoyo, Ketua Casa Grande Jawa Timur.