Pelaksanaan PLP di SMAN 61 Jakarta Guna Tingkatkan Kompetensi Mengajar Mahasiswa di Sekolah
Pengenalan Lapangan Persekolahan atau yang biasa dikenal dengan sebutan PLP merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh FKIP UHAMKA (Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA).
Kegiatan ini yakni salah satu bentuk dari mata kuliah yang terdapat dalam UHAMKA. Tujuan dari kegiatan PLP adalah sebagai bekal untuk mahasiswa/i dalam pelaksanaan pembelajaran serta meningkatkan kompetensi mengajar terhadap mahasiswa/i.
Latar Belakang PLP yang Diselenggarakan oleh FKIP UHAMKA
PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) menjadi salah satu bentuk mata kuliah yang diadakan oleh FKIP UHAMKA sebagai kurikulum mata kuliah yang wajib ditempuh pada semester 7 (ganjil) di tahun ajaran 2024/2025.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa/i akan melaksanakan proses mengajar di sekolah sebagai bentuk pengenalan terhadap lingkungan sekolah. Selama melaksanakan PLP, mahasiswa/i akan mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajarinya ketika perkuliahan ke dalam proses belajar mengajar di kelas secara langsung.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa/i dapat meningkatkan kompetensi mengajar serta mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah, baik itu dengan rekan kerja, rekan guru, karyawan sekolah, serta seluruh peserta didik di sekolah.
Tak hanya itu, mahasiswa/i juga dapat belajar mengenai administrasi sekolah, bersosialisasi dengan tamu dan wali murid, serta mengetahui pengelolaan buku di perpustakaan untuk bahan belajar peserta didik.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 bulan atau 1 semester di SMA Negeri 61 Jakarta, terhitung dari tanggal 30 Juli sampai dengan 18 Desember 2024.
Terdapat 4 program studi yang terlibat dalam pelaksanaan PLP di sekolah ini, yakni program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Biologi, dan Pendidikan Ekonomi. Dalam pelaksanaannya, kami dibina oleh dosen pembimbing beserta guru pamong.
Aktivitas yang Dilakukan Selama PLP di SMAN 61 Jakarta
Selama melaksanakan PLP, mahasiswa melakukan aktivitas belajar mengajar di kelas layaknya seorang guru atau pengajar. Sebelum melakukan pembelajaran di kelas, mahasiswa akan menyusun modul ajar, materi ajar dalam bentuk powerpoint, asesmen dan Lembar Kerja Peserta Didik terlebih dahulu, serta belajar untuk mengelola kelas.
Selain mengajar dan menilai hasil kerja (pengetahuan dan keterampilan) peserta didik, kami juga menjadi fasilitator dalam kegiatan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan hasil akhirnya yaitu berupa Expo Kewirausahaan.
Tak hanya itu, kami juga dilibatkan dalam berbagai acara yang diselenggarakan oleh sekolah, baik itu kegiatan eksternal maupun internal sekolah. Kegiatan eksternal, yakni berupa kunjungan dari lembaga pendidikan dari Jepang, kunjungan dari lembaga pendidikan dari China, kunjungan dari sekolah lain, dan sebagainya.
Kegiatan internal sekolah yang telah diikuti, yakni Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, Peringatan Maulid Nabi, Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa, Perayaan Hari Guru Nasional dan Ulang Tahun PGRI.
Kami pun turut membantu dan belajar dalam mengelola buku di perpustakaan, serta sedikit memberikan bantuan dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah.
Ekstrakulikuler di SMAN 61 Jakarta
Terdapat beberapa ekstrakulikuler aktif di SMAN 61 Jakarta selain organisasi PK OSIS, yakni Mandarin Club, Japanese Club, Germany Club, English Club, Ratoeh Jaroe, Modern Dance, Traditional Dance, Basket, Karya Tulis Ilmiah, Paskibra, Pramuka, Pers, Tari Saman (Tryxon), Marching Band, Paduan Suara dan masih ada banyak lagi.
Selama melaksanakan PLP di SMAN 61 Jakarta, beberapa ekstrakulikuler tersebut telah menampilkan atau bahkan melakukan aktivitasnya di sekolah.
Ketika perayaan Bulan Bahasa, ekstrakulikuler Mandarin Club memamerkan atraksi bela diri khas China, English Club menampilkan pertunjukan drama singkat, Germany Club mengenalkan makanan khas Jerman, serta Japanese Club menampilkan tarian "Soran Bushi" dan "Tanko Bushi" menggunakan Shamisen.
Tanko Bushi merupakan lagu rakyat Jepang dan dapat dinyanyikan menggunakan Shamisen. Lagu ini bercerita tentang pertambangan batu bara, dan merujuk pada Tambang Miike lama di Kyushu (Kota Tagawa).
Lagu ini umum digunakan dalam tarian Bon selama Festival Bon, dan tarian yang mengiringinya menggambarkan berbagai tindakan di tambang seperti menyekop batu bara, melempar sekantong batu bara di bahu, melindungi mata dari sinar matahari, mendorong kereta batu bara, dan membungkukkan badan.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Mahasiswa melaksanakan KBM di kelas sejalan dengan program studi yang digeluti dan disesuaikan dengan keadaan di sekolah serta kebijakan dari guru pamong terkait dengan pembagian waktu mengajar.
Ketika mengajar, kami mengikuti sintaks langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun dalam modul ajar, seperti penyajian materi, pemberian asesmen awal dan akhir berupa pretest dan postest, pemberian LKPD kepada peserta didik, serta meminta peserta didik untuk presentasi hasil kerjanya masing-masing di depan kelas.
Tak hanya itu, kami pun mengelola keadaan dan situasi di kelas serta turut belajar untuk mendidik siswa inklusi yang ada di tiap kelas menggunakan metode pengajaran yang berbeda dari siswa lainnya.
Kendala yang Dihadapi
Selama melaksanakan program ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kami merasakan berbagai kesulitan dan kendala ketika mengajar. Meskipun demikian, kami berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Salah satu kendala utama adalah adanya keluhan dari beberapa siswa ketika diberikan tugas. Selain itu, tidak semua siswa antusias dan mampu memahami materi dengan cepat, sehingga guru perlu mencari cara agar pembelajaran lebih efektif.
Di sisi lain, beberapa siswa sulit untuk fokus belajar karena tergoda bermain gim atau menggunakan ponsel di tengah pembelajaran. Hal ini semakin diperparah dengan sikap beberapa siswa yang menyepelekan penilaian harian (PH), meskipun PH sangat penting sebagai penentu nilai rapor.
Kendala lainnya adalah adanya siswa yang mengalami kesulitan memahami materi namun kurang memanfaatkan ruang dan perhatian tambahan yang telah diberikan oleh guru, sehingga mereka tetap abai terhadap pembelajaran.
Untuk mengatasi kendala tersebut, beberapa solusi telah kami rancang dengan sebaik-baiknya. Pertama, guru menetapkan tenggat waktu yang jelas dan konsisten serta menindaklanjuti tugas-tugas yang diberikan agar siswa dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Kedua, konsep pembelajaran dijelaskan dengan menggunakan contoh nyata yang mudah dipahami oleh siswa, disertai tugas-tugas praktis yang relevan.
Ketiga, untuk mengurangi distraksi, dilakukan pengumpulan ponsel saat pembelajaran berlangsung dan akan dikembalikan hanya pada saat diperlukan untuk pengerjaan tugas tertentu.
Selanjutnya, edukasi tentang pentingnya penilaian harian dan belajar secara umum dilakukan secara berulang kepada siswa untuk meningkatkan kesadaran mereka.
Terakhir, untuk memberikan perhatian yang lebih efektif kepada siswa dengan kebutuhan khusus, perlu adanya pemisahan kelas bagi siswa inklusi agar mereka mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.